Hary Tanoe: Strategi Pembangunan Ekonomi Harus Diubah
A
A
A
DEPOK - Strategi pembangunan ekonomi harus diubah agar Indonesia bisa segera menjadi negara maju. Tanpa mengubah strategi Indonesia akan berputar putar terus sebagai negara berkembang.
"Kebijakan pro bisnis dan pro rakyat harus seimbang. Lapangan kerja tumbuh dan rakyat dibangun dengan keberpihakan,” ujar Chairman & CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat berbagi pengalaman dan wawasan di Yapma Nurul Huda, Depok, Jawa Barat, Selasa (28/3/2017).
Mayoritas masyarakat di Tanah Air, kata HT, tertinggal kesejahteraan dan pendidikannya. Kebijakan yang terlalu pro bisnis menyebabkan hanya masyarakat di kota-kota besar yang tumbuh. Sementara, mayoritas masyarakat berada di lebih 500 kabupaten/kota yang belum terbangun dengan baik. Akibatnya pilar ekonomi Indonesia sedikit, sehingga tak bisa bertumbuh pesat.
Menurut HT, kabupaten dan kota yang selama ini tertinggal harus dibangun dengan kebijakan pro rakyat. Agar masyarakat maju, daerah tumbuh menjadi pilar atau penopang ekonomi nasional.
"Membangun Indonesia ke depan bangun masyarakat bawah jadi menengah, menengah naik kelas. Pilar ekonomi kita kuat,” tutur pria asal Surabaya, Jawa Timur itu.
Menurutnya perlu kebijakan khusus untuk membangun masyarakat di daerah agar bisa naik kelas. "Harus ada keberpihakan kepada rakyat. Misalnya, usaha kecil tidak punya modal bisa dapat dana murah, dilatih dan dilindungi,” kata HT.
Pria yang telah memberikan kuliah umum di lebih dari 160 perguruan tinggi se-Indonesia itu mengungkapkan pentingnya Indonesia menjadi negara maju. Berbagai persoalan bisa teratasi bila Indonesia maju, contohnya pendidikan.
Saat ini, pendidikan Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara lain. Lulusan perguruan tinggi di negeri ini baru sekitar 11%, sementara negara-negara lain mencapai 80%-100%.
Mahalnya biaya pendidikan yang harus ditanggung sendiri oleh masyarakat menjadi salah satu penyebabnya. "Negara tidak bisa hadir karena belum punya kemampuan," ungkap HT.
Begitu pun kebutuhan dasar masyarakat lainnya yakni kesehatan gratis dengan pelayanan yang baik, tempat tinggal yang layak, lapangan pekerjaan, bahkan pengangguran pun bisa disantuni, hal itu bisa terpenuhi bila Indonesia menjadi negara maju.
"Kebijakan pro bisnis dan pro rakyat harus seimbang. Lapangan kerja tumbuh dan rakyat dibangun dengan keberpihakan,” ujar Chairman & CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat berbagi pengalaman dan wawasan di Yapma Nurul Huda, Depok, Jawa Barat, Selasa (28/3/2017).
Mayoritas masyarakat di Tanah Air, kata HT, tertinggal kesejahteraan dan pendidikannya. Kebijakan yang terlalu pro bisnis menyebabkan hanya masyarakat di kota-kota besar yang tumbuh. Sementara, mayoritas masyarakat berada di lebih 500 kabupaten/kota yang belum terbangun dengan baik. Akibatnya pilar ekonomi Indonesia sedikit, sehingga tak bisa bertumbuh pesat.
Menurut HT, kabupaten dan kota yang selama ini tertinggal harus dibangun dengan kebijakan pro rakyat. Agar masyarakat maju, daerah tumbuh menjadi pilar atau penopang ekonomi nasional.
"Membangun Indonesia ke depan bangun masyarakat bawah jadi menengah, menengah naik kelas. Pilar ekonomi kita kuat,” tutur pria asal Surabaya, Jawa Timur itu.
Menurutnya perlu kebijakan khusus untuk membangun masyarakat di daerah agar bisa naik kelas. "Harus ada keberpihakan kepada rakyat. Misalnya, usaha kecil tidak punya modal bisa dapat dana murah, dilatih dan dilindungi,” kata HT.
Pria yang telah memberikan kuliah umum di lebih dari 160 perguruan tinggi se-Indonesia itu mengungkapkan pentingnya Indonesia menjadi negara maju. Berbagai persoalan bisa teratasi bila Indonesia maju, contohnya pendidikan.
Saat ini, pendidikan Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara lain. Lulusan perguruan tinggi di negeri ini baru sekitar 11%, sementara negara-negara lain mencapai 80%-100%.
Mahalnya biaya pendidikan yang harus ditanggung sendiri oleh masyarakat menjadi salah satu penyebabnya. "Negara tidak bisa hadir karena belum punya kemampuan," ungkap HT.
Begitu pun kebutuhan dasar masyarakat lainnya yakni kesehatan gratis dengan pelayanan yang baik, tempat tinggal yang layak, lapangan pekerjaan, bahkan pengangguran pun bisa disantuni, hal itu bisa terpenuhi bila Indonesia menjadi negara maju.
(ven)