Kerja Sama Go-Jek dan Blue Bird Bentuk Kolaborasi Harmonis
A
A
A
JAKARTA - Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno mengatakan, kerjasama Go-Jek dan Blue Bird merupakan bentuk kolaborasi harmonis. Mereka diyakini bisa memberi layanan prima bagi penumpang taksi.
Lebih lanjut dia menjelaskan, transportasi berbasis aplikasi sudah merupakan kebutuhan. Namun, jika ditambah ada kategori taksi online yang terpisah pasti akan menggerus pendapatan taksi resmi.
"Online hanya sistem. Jadi, tidak perlu buat perusahaan khusus taksi online yang berujung juga saling mematikan usaha taksi," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (31/3/2017).
Di Semarang dan Solo, dia mencontohkan, sudah ada usaha taksi resmi yang berbasis aplikasi. Namanya yakni Taksi Kosti, didukung oleh pemerintah Kota Solo. "Pemerintah Kota Solo juga menerapkan aturan agar perusahaan aplikasi bergabung dengan usaha taksi resmi," kata Djoko.
Dia menyampaikan, hal tersebut dilakukan supaya pangsa pasar taksi tidak beralih ke yang hanya berbasis aplikasi. Sehingga, tidak berujung kerusuhan sosial.
"Taksi dapat meminta perusahaan aplikasi yang sudah ada atau memiliki aplikasi bentukan sendiri untuk meningkatkan layanannya. Kolaborasi yang harmonis membuat usaha tetap berlanjut," pungkasnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, transportasi berbasis aplikasi sudah merupakan kebutuhan. Namun, jika ditambah ada kategori taksi online yang terpisah pasti akan menggerus pendapatan taksi resmi.
"Online hanya sistem. Jadi, tidak perlu buat perusahaan khusus taksi online yang berujung juga saling mematikan usaha taksi," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (31/3/2017).
Di Semarang dan Solo, dia mencontohkan, sudah ada usaha taksi resmi yang berbasis aplikasi. Namanya yakni Taksi Kosti, didukung oleh pemerintah Kota Solo. "Pemerintah Kota Solo juga menerapkan aturan agar perusahaan aplikasi bergabung dengan usaha taksi resmi," kata Djoko.
Dia menyampaikan, hal tersebut dilakukan supaya pangsa pasar taksi tidak beralih ke yang hanya berbasis aplikasi. Sehingga, tidak berujung kerusuhan sosial.
"Taksi dapat meminta perusahaan aplikasi yang sudah ada atau memiliki aplikasi bentukan sendiri untuk meningkatkan layanannya. Kolaborasi yang harmonis membuat usaha tetap berlanjut," pungkasnya.
(akr)