OJK Dinilai Mampu Jaga Stabilitas Industri Keuangan
A
A
A
JAKARTA - Kehadiran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dinilai sangat bermanfaat dalam menjaga stabilitas industri jasa keuangan, meski ekonomi global terus bergejolak.
"Selama lima tahun ini OJK menjalankan fungsinya sebagai pengawas industri keuangan dan relatif dapat menjaga industri keuangan tetap stabil di tengah kondisi ekonomi global yang bergejolak," kata Ekonom PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Winang Budoyo dalam rilisnya, Jumat (31/3/2017).
Menurutnya, tantangan OJK ke depan adalah bagaimana mendorong lebih banyak orang Indonesia yang melek (terlibat) dalam industri keuangan. Untuk itu, OJK harus lebih mengintensifkan edukasi, komunikasi serta sosialisasi.
"OJK harus Lebih sering melakukan komunikasi langsung dengan seluruh stakeholders," ujar Winang.
Sementara, Advisor Bidang Hubungan Internasional dan Kelembagaan pada Grup Dukungan Dewan Komisioner OJK Triyono mengatakan, dalam lima tahun ini sudah banyak yang dilakukan OJK baik dari sisi regulasi, edukasi, sosialiasi dan pengawasan.
"Semuanya kami lakukan untuk mendukung sektor jasa keuangan berjalan lebih baik lagi dan bisa berkontribusi pada perekonomian Indonesia," tuturnya.
Dari sisi edukasi dan sosialiasasi OJK telah melakukan upaya untuk meningkatkan literasi keuangan dengan mendorong perbankan ikut serta dalam program Laku Pandai. Dengan upaya meningkatkan literasi keuangan ke berbagai daerah diharapkan makin banyak orang yang bertransaksi melalui bank.
"Minimal menabung dulu agar bisa disiplin. Setelah itu transaksi perbankan lainnya seperti kredit," imbuh dia.
Upaya membuat masyarakat melek keuangan bukan hanya tanggung jawab OJK tetapi juga seluruh pihak termasuk mahasiswa. Untuk itu dia mengajak mahasiswa bersama-sama melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat minimal lingkungan keluarganya di daerah. "Mahasiswa juga bisa berperan aktif dalam melakukan sosialisasi pentingnya melek keuangan," katanya.
Sementara untuk menghindari masyarakat terjebak dalam penipuan investasi bodong, OJK bersama lembaga terkait telah membentuk Satgas Waspada Investasi. Pihaknya meminta masyarakat tidak mudah tergiur tawaran bunga tinggi yang tidak masuk akal.
Satu hal yang perlu diketahui dan dipelajari mahasiswa adalah fintech atau financial technology. Dengan adanya fintech kini semua orang bisa bertransaksi perbankan hanya melalui smartphone.
"Jadi ke depan kemungkinan kantor bank sudah tidak banyak lagi dan kemungkinan hanya dilayani mesin," terangnya.
"Selama lima tahun ini OJK menjalankan fungsinya sebagai pengawas industri keuangan dan relatif dapat menjaga industri keuangan tetap stabil di tengah kondisi ekonomi global yang bergejolak," kata Ekonom PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Winang Budoyo dalam rilisnya, Jumat (31/3/2017).
Menurutnya, tantangan OJK ke depan adalah bagaimana mendorong lebih banyak orang Indonesia yang melek (terlibat) dalam industri keuangan. Untuk itu, OJK harus lebih mengintensifkan edukasi, komunikasi serta sosialisasi.
"OJK harus Lebih sering melakukan komunikasi langsung dengan seluruh stakeholders," ujar Winang.
Sementara, Advisor Bidang Hubungan Internasional dan Kelembagaan pada Grup Dukungan Dewan Komisioner OJK Triyono mengatakan, dalam lima tahun ini sudah banyak yang dilakukan OJK baik dari sisi regulasi, edukasi, sosialiasi dan pengawasan.
"Semuanya kami lakukan untuk mendukung sektor jasa keuangan berjalan lebih baik lagi dan bisa berkontribusi pada perekonomian Indonesia," tuturnya.
Dari sisi edukasi dan sosialiasasi OJK telah melakukan upaya untuk meningkatkan literasi keuangan dengan mendorong perbankan ikut serta dalam program Laku Pandai. Dengan upaya meningkatkan literasi keuangan ke berbagai daerah diharapkan makin banyak orang yang bertransaksi melalui bank.
"Minimal menabung dulu agar bisa disiplin. Setelah itu transaksi perbankan lainnya seperti kredit," imbuh dia.
Upaya membuat masyarakat melek keuangan bukan hanya tanggung jawab OJK tetapi juga seluruh pihak termasuk mahasiswa. Untuk itu dia mengajak mahasiswa bersama-sama melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat minimal lingkungan keluarganya di daerah. "Mahasiswa juga bisa berperan aktif dalam melakukan sosialisasi pentingnya melek keuangan," katanya.
Sementara untuk menghindari masyarakat terjebak dalam penipuan investasi bodong, OJK bersama lembaga terkait telah membentuk Satgas Waspada Investasi. Pihaknya meminta masyarakat tidak mudah tergiur tawaran bunga tinggi yang tidak masuk akal.
Satu hal yang perlu diketahui dan dipelajari mahasiswa adalah fintech atau financial technology. Dengan adanya fintech kini semua orang bisa bertransaksi perbankan hanya melalui smartphone.
"Jadi ke depan kemungkinan kantor bank sudah tidak banyak lagi dan kemungkinan hanya dilayani mesin," terangnya.
(izz)