Industri Fintech Mulai Dapat Respons Positif di DIY-Jateng
A
A
A
YOGYAKARTA - Industri Financial Technology (Fintech) mulai mendapat respon dari masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng). Perlahan-lahan, Fintech kini sudah beralih menjadi lembaga alternatif pembiayaan terutama bagi kelompok masyarakat yang belum bankable.
Sebanyak 100 ribu akses ke UangTeman di mana 60% dari Yogyakarta dan 40% dari Jawa Tengah. Manajer Marketing dan Komunikasi UangTeman (salah satu perusahaan Fintech), Donna Arifin mengatakan, UangTeman berdiri sejak April 2015 dengan pertumbuhan cukup bagus.
Sebagai layanan keuangan berbasis android dan IOS, UangTeman menjadi alternatif pembiayaan terutama bagi masyarakat yang belum bankable. "Nasabah DIY Jateng sekarang sudah mencapai 2.000 orang. 95% adalah karyawan," tuturnya saat media briefing di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, Jumat (31/3/2017).
DIY-Jawa Tengah termasuk provinsi dengan kontribusi cukup besar dari UangTeman. Target tahun ini mampu mencapai outstanding Rp20 miliar di DIY-Jateng dan khusus di Yogyakarta targetnya sebesar Rp6 miliar, sama seperti target kota Semarang.
Donna menyebutkan, UangTeman adalah pinjaman mikro jangka pendek tanpa tatap muka dan tanpa jaminan. Untuk tahap I, seorang nasabah akan mendapatkan pinjaman sebanyak Rp3 juta, pinjaman kedua hingga Rp4 juta dengan biaya layanan (bunga) sebesar 1% menurun per hari. Dan batas pengembalian minimal 10 hari dan maksimal 30 hari.
Saat ini, proses pencairan UangTeman hanya 1-2 hari setelah mendaftar, namun untuk nasabah lama bisa 3-6 jam. Tahun ini, pihaknya menargetkan untuk pencairan hanya 15 menit setelah pengisian aplikasi. Aplikasi ini cukup mendapat respons bagus di Yogyakarta.
Menurutnya, golongan umur paling banyak mengakses 23-26 tahun. "Awal 2015 hingga akhir Desember 2016 sudah naik 300%," ungkapnya.
Hingga akhir Desember 2016, outstanding UangTeman mencapai USD2,5 juta atau sekitar Rp35 miliar. UangTeman sudah mampu mencapai sekitar 5.000 nasabah dengan jumlah transaksi sebanyak 15.000. Dengan nilai Non Performance Loan (NPL) di bawah 3%, jauh di bawah industri perbankan.
Dari nasabah yang ada, 30 persennya digunakan untuk produktif UMKM, 25% pendidikan, 25% kesehatan dan hanya 20% konsumtif. Sementara di Yogyakarta, 40% nasabah UangTeman untuk produktif dari UMKM. "Kami berharap akan meningkat lagi," ucap dia.
Chief Technology and product oficer uangTeman, Darmawan Zaini mengatakan, pembentukan dari UangTeman tersebut bermula dari rasa prihatin karena masih ada golongan masyarakat tak bisa mengakses keuangan ke perbankan. Dengan kemudahan tanpa tatap muka dan tanpa jaminan, risiko memang cukup besar.
"Makanya kami benar-benar harus hati-hati, hanya 30% dari pengajuan UangTeman yang kami setujui," ungkapnya.
Sebanyak 100 ribu akses ke UangTeman di mana 60% dari Yogyakarta dan 40% dari Jawa Tengah. Manajer Marketing dan Komunikasi UangTeman (salah satu perusahaan Fintech), Donna Arifin mengatakan, UangTeman berdiri sejak April 2015 dengan pertumbuhan cukup bagus.
Sebagai layanan keuangan berbasis android dan IOS, UangTeman menjadi alternatif pembiayaan terutama bagi masyarakat yang belum bankable. "Nasabah DIY Jateng sekarang sudah mencapai 2.000 orang. 95% adalah karyawan," tuturnya saat media briefing di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, Jumat (31/3/2017).
DIY-Jawa Tengah termasuk provinsi dengan kontribusi cukup besar dari UangTeman. Target tahun ini mampu mencapai outstanding Rp20 miliar di DIY-Jateng dan khusus di Yogyakarta targetnya sebesar Rp6 miliar, sama seperti target kota Semarang.
Donna menyebutkan, UangTeman adalah pinjaman mikro jangka pendek tanpa tatap muka dan tanpa jaminan. Untuk tahap I, seorang nasabah akan mendapatkan pinjaman sebanyak Rp3 juta, pinjaman kedua hingga Rp4 juta dengan biaya layanan (bunga) sebesar 1% menurun per hari. Dan batas pengembalian minimal 10 hari dan maksimal 30 hari.
Saat ini, proses pencairan UangTeman hanya 1-2 hari setelah mendaftar, namun untuk nasabah lama bisa 3-6 jam. Tahun ini, pihaknya menargetkan untuk pencairan hanya 15 menit setelah pengisian aplikasi. Aplikasi ini cukup mendapat respons bagus di Yogyakarta.
Menurutnya, golongan umur paling banyak mengakses 23-26 tahun. "Awal 2015 hingga akhir Desember 2016 sudah naik 300%," ungkapnya.
Hingga akhir Desember 2016, outstanding UangTeman mencapai USD2,5 juta atau sekitar Rp35 miliar. UangTeman sudah mampu mencapai sekitar 5.000 nasabah dengan jumlah transaksi sebanyak 15.000. Dengan nilai Non Performance Loan (NPL) di bawah 3%, jauh di bawah industri perbankan.
Dari nasabah yang ada, 30 persennya digunakan untuk produktif UMKM, 25% pendidikan, 25% kesehatan dan hanya 20% konsumtif. Sementara di Yogyakarta, 40% nasabah UangTeman untuk produktif dari UMKM. "Kami berharap akan meningkat lagi," ucap dia.
Chief Technology and product oficer uangTeman, Darmawan Zaini mengatakan, pembentukan dari UangTeman tersebut bermula dari rasa prihatin karena masih ada golongan masyarakat tak bisa mengakses keuangan ke perbankan. Dengan kemudahan tanpa tatap muka dan tanpa jaminan, risiko memang cukup besar.
"Makanya kami benar-benar harus hati-hati, hanya 30% dari pengajuan UangTeman yang kami setujui," ungkapnya.
(izz)