BRT Trans Semarang Koridor V dan VI Resmi Meluncur
A
A
A
SEMARANG - Bus Rapit Transit (BRT) Trans Semarang Koridor V rute Meteseh PRPP dan Koridor VI Undip Unnes resmi diluncurkan Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Perhubungan. Peluncuran secara resmi dilepas oleh Sekda Kota Semarang Adi Trihananto yang mewakili Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang berhalangan hadir di Kampus Undip.
Guna melayani penumpang di rute koridor V dan VI, Dishub menyediakan 16 bus tiap koridor dengan dua bus cadangan. Bus yang disediakan adalah bus sedang dengan kapasitas penumpang sekitar 30 orang. Sedangkan untuk memperlancar operasional BRT Dishub sudah menyediakan 34 shalter untuk sepanjang rute koridor V dan 18 shalter di koridor VI.
Rute koridor V cukup panjang mulai dari Perumahan Dinar Indah, kemudian menuju jalan Kedungmundu, Jalan Tentara Pelajar, Jalan Mt Haryono, Jalan Sri Wijaya, Jalan Pahlawan, Jalan Gajahmada. Kemudian dilanjutkan ke Jalan Pemuda, Jalan Dr Sutomo (RS Karyadi), ke barat menuju Jalan Kali Garang, Jalan Pamularsih. Lalu memutar di Kalibanteng, menuju jalan Siliwangi, kemudian ke jalan Puri Anjasmoro menuju PRPP. Saat kembali rutenya tetap sama hanya beda di Jalan Pemuda beralih ke Jalan Imam Bonjol, dan Jalan Gajahmada dialihkan ke Jalan Thamrin.
Sementara, untuk koridor VI relatif lebih pendek. Mulai dari kampus Undip Tembalang, kemudian Jatingaleh. BRT tidak langsung mengambil arah Jalan Pawiyatan Luhur melainkan lebih dulu melalui Jalan Teuku Umar, Jalan Sultan Agung dan baru kembali memutar di Rumah Sakit Elisabet, kembali ke Jatingaleh, baru kemudian menuju Jalan Pawiyatan Luhur, melewati Kampus Unika, Untag, IKIP Veteran, Akpeli, sampai pertigaan kretek besi. Lalu naik ke arah Unnes. Saat kembali armada BRT tetap melalui rute yang sama.
Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang Tri Wibowo mengatakan, shalter yang disediakan saat ini baru 2/3 dari kebutuhan, hal itu dikarenakan, masih melihat potensi penumpang yang ada. "Jalur ini adalah jalur yang baru, dan masih memerlukan penyesuaian," katanya, Jumat (31/3/2017).
Dia menambahkan, selama tiga hari ke depan masyarakat yang ingin memanfaatkan moda transportasi BRT di koridor V dan VI digratiskan dan akan diberlakukan tarif normal setelahnya. Untuk tarif normal, setiap penumpang khusus pelajar dan mahasiswa dikenakan biaya Rp1000 sedangkan untuk penumpang umum adalah Rp3.500. "Untuk pelajar kan ketahuan karena pakai seragam, tapi mahasiswa nanti kita akan minta menunjukan kartu mahasiswa," ujarnya.
Lanjut dia menerangkan untuk pembayaran BRT, masyarakat saat ini sudah bisa menggunakan kartu Semarang Hebat yang diterbitkan oleh bank BNI dan Bank BRI. "Sekarang pembayaran tidak hanya bisa menggunakan kartu BNI, tapi juga BRI," tambahnya.
Sekda Kota Semarang Adi Trihananto yang mewakili Wali Kota Semarang menyatakan, sejauh ini keberadaan BRT sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Terbukti, pada BRT pada koridor I sampai IV menunjukan indikator adanya keberhasilan. Selain jumlah penumpang yang semakin banyak, juga adanya aksesibilitas masyarakat, dimana semakin mudah mendapatkan transportasi umum yang aman dan nyaman.
"Oleh karena itu koridor V dan VI bisa menjawab kebutuhan masyarakat dan juga Mahasiswa akan transportasi yang baik," katanya.
Meski begitu dia mengakui, masih banyak catatan yang harus diperbaiki dalam pengelolaan BRT, khususnya dalam hal pelayanan. Masih banyak keluhan dari masyarakat mulai dari sopir yang ugal-ugalan, asap Bus yang hitam pekat dan lainnya.
"Ada beberapa hal yang perlu disikapi. Pengguna BRT saat ini jumlahnya semakin besar. Oleh karena itu, saya harap pelayanan makin ditingkatkan. Sopir harus makin disiplin sehingga tidak kejar-kejaran waktu, perawatan kendaraan juga perlu diperhatikan," ucapnya.
Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi mengaharapkan, peluncuran BRT Koridor V dan VI ini mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya di wilayah-wilayah pinggiran sehingga mampu mempercepat mobilitas warga.
Dia meminta pelayanan BRT untuk terus ditingkatkan, sehingga tidak ada keluhan-keluhan dari masyarakat seperti yang masih sering terjadi seperti saat ini. "Salah satu masalah yang masih sering terjadi di BRT, adalah waktu kedatangan bus satu dengan lainnya yang masih terlalu lama. ini harus diperhatikan, kalau memang perlu armada harus ditambah," tuturnya.
Guna melayani penumpang di rute koridor V dan VI, Dishub menyediakan 16 bus tiap koridor dengan dua bus cadangan. Bus yang disediakan adalah bus sedang dengan kapasitas penumpang sekitar 30 orang. Sedangkan untuk memperlancar operasional BRT Dishub sudah menyediakan 34 shalter untuk sepanjang rute koridor V dan 18 shalter di koridor VI.
Rute koridor V cukup panjang mulai dari Perumahan Dinar Indah, kemudian menuju jalan Kedungmundu, Jalan Tentara Pelajar, Jalan Mt Haryono, Jalan Sri Wijaya, Jalan Pahlawan, Jalan Gajahmada. Kemudian dilanjutkan ke Jalan Pemuda, Jalan Dr Sutomo (RS Karyadi), ke barat menuju Jalan Kali Garang, Jalan Pamularsih. Lalu memutar di Kalibanteng, menuju jalan Siliwangi, kemudian ke jalan Puri Anjasmoro menuju PRPP. Saat kembali rutenya tetap sama hanya beda di Jalan Pemuda beralih ke Jalan Imam Bonjol, dan Jalan Gajahmada dialihkan ke Jalan Thamrin.
Sementara, untuk koridor VI relatif lebih pendek. Mulai dari kampus Undip Tembalang, kemudian Jatingaleh. BRT tidak langsung mengambil arah Jalan Pawiyatan Luhur melainkan lebih dulu melalui Jalan Teuku Umar, Jalan Sultan Agung dan baru kembali memutar di Rumah Sakit Elisabet, kembali ke Jatingaleh, baru kemudian menuju Jalan Pawiyatan Luhur, melewati Kampus Unika, Untag, IKIP Veteran, Akpeli, sampai pertigaan kretek besi. Lalu naik ke arah Unnes. Saat kembali armada BRT tetap melalui rute yang sama.
Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang Tri Wibowo mengatakan, shalter yang disediakan saat ini baru 2/3 dari kebutuhan, hal itu dikarenakan, masih melihat potensi penumpang yang ada. "Jalur ini adalah jalur yang baru, dan masih memerlukan penyesuaian," katanya, Jumat (31/3/2017).
Dia menambahkan, selama tiga hari ke depan masyarakat yang ingin memanfaatkan moda transportasi BRT di koridor V dan VI digratiskan dan akan diberlakukan tarif normal setelahnya. Untuk tarif normal, setiap penumpang khusus pelajar dan mahasiswa dikenakan biaya Rp1000 sedangkan untuk penumpang umum adalah Rp3.500. "Untuk pelajar kan ketahuan karena pakai seragam, tapi mahasiswa nanti kita akan minta menunjukan kartu mahasiswa," ujarnya.
Lanjut dia menerangkan untuk pembayaran BRT, masyarakat saat ini sudah bisa menggunakan kartu Semarang Hebat yang diterbitkan oleh bank BNI dan Bank BRI. "Sekarang pembayaran tidak hanya bisa menggunakan kartu BNI, tapi juga BRI," tambahnya.
Sekda Kota Semarang Adi Trihananto yang mewakili Wali Kota Semarang menyatakan, sejauh ini keberadaan BRT sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Terbukti, pada BRT pada koridor I sampai IV menunjukan indikator adanya keberhasilan. Selain jumlah penumpang yang semakin banyak, juga adanya aksesibilitas masyarakat, dimana semakin mudah mendapatkan transportasi umum yang aman dan nyaman.
"Oleh karena itu koridor V dan VI bisa menjawab kebutuhan masyarakat dan juga Mahasiswa akan transportasi yang baik," katanya.
Meski begitu dia mengakui, masih banyak catatan yang harus diperbaiki dalam pengelolaan BRT, khususnya dalam hal pelayanan. Masih banyak keluhan dari masyarakat mulai dari sopir yang ugal-ugalan, asap Bus yang hitam pekat dan lainnya.
"Ada beberapa hal yang perlu disikapi. Pengguna BRT saat ini jumlahnya semakin besar. Oleh karena itu, saya harap pelayanan makin ditingkatkan. Sopir harus makin disiplin sehingga tidak kejar-kejaran waktu, perawatan kendaraan juga perlu diperhatikan," ucapnya.
Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi mengaharapkan, peluncuran BRT Koridor V dan VI ini mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya di wilayah-wilayah pinggiran sehingga mampu mempercepat mobilitas warga.
Dia meminta pelayanan BRT untuk terus ditingkatkan, sehingga tidak ada keluhan-keluhan dari masyarakat seperti yang masih sering terjadi seperti saat ini. "Salah satu masalah yang masih sering terjadi di BRT, adalah waktu kedatangan bus satu dengan lainnya yang masih terlalu lama. ini harus diperhatikan, kalau memang perlu armada harus ditambah," tuturnya.
(akr)