Ekonomi India Tahun Ini Diramal Tembus 7,2%
A
A
A
NEW DELHI - Menteri Keuangan (Menkeu) India Arun Jaitley memperkirakan ekonomi India tahun ini akan tumbuh sebesar 7,2% dan pada tahun depan sebesar 7,7%.
"Meskipun ini adalah tantangan, India tetap melakukan langkah-langkah reformasi menemukan titik terang. Kami telah berhasil melaksanakan," kata dia seperti dikutip dari International Business Times, Sabtu (1/4/2017).
Dia mengatakan, India membutuhkan investasi sebesar Rs 43 lakh crore atau USD646 miliar untuk infrastruktur selama lima tahun ke depan dan berharap bahwa New Development Bank (NDB), yang mulai beroperasi pada 2015, bisa berkontribusi untuk ini. "Ini menawarkan kesempatan besar," imbuhnya.
"Presiden NDB KV Kamath telah melakukan pekerjaan yang terpuji. Bank ini sekarang sepenuhnya operasional. Ini telah berhasil mengumpulkan uang dari pasar. Ini segera melakukan pencairan di India," ujarnya.
"Perjanjian pertama pinjaman NDB di Madhya Pradesh telah ditandatangani beberapa hari lalu," tambah Jaitley.
Dia mengatakan, NDB didirikan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan yang berkelanjutan dan harus cocok dengan peran negara-negara pendiri India, China, Brasil, Rusia dan Afrika Selatan.
Berharap bahwa NDB akan menawarkan pinjaman dengan harga lebih murah, Jaitley mengatakan, India sedang mencari untuk memiliki kemitraan yang saling menguntungkan dengan bank.
"Saya berharap bahwa NDB akan muncul sebagai bank pembangunan dan membantu dalam pendanaan dari negara-negara berkembang," kata dia.
Dia menambahkan, proteksionisme dan ketegangan geopolitik tetap sebagai tantangan utama bagi perekonomian. "Proteksionisme merupakan tantangan untuk prospek pertumbuhan. Tapi pertumbuhan global menunjukkan tanda positif dan bergerak ke atas dan diharapkan untuk meningkatkan lebih lanjut dalam 2017-2018," kata Jaitley.
Kamath mengatakan bahwa bank sedang mempersiapkan pembiayaan lebih dari USD2 miliar pada 15 proyek dari negara-negara anggota pada 2017. Bank, yang memiliki kantor pusat di Shanghai ini, telah membiayi tujuh proyek pada 2016 dan sekarang akan melakukannya untuk pertama di Afrika.
"Kami menemukan dukungan yang besar pada tahun pertama operasi. Kami berharap untuk membuka African Regional Centre pada Mei," kata Kamath.
"Meskipun ini adalah tantangan, India tetap melakukan langkah-langkah reformasi menemukan titik terang. Kami telah berhasil melaksanakan," kata dia seperti dikutip dari International Business Times, Sabtu (1/4/2017).
Dia mengatakan, India membutuhkan investasi sebesar Rs 43 lakh crore atau USD646 miliar untuk infrastruktur selama lima tahun ke depan dan berharap bahwa New Development Bank (NDB), yang mulai beroperasi pada 2015, bisa berkontribusi untuk ini. "Ini menawarkan kesempatan besar," imbuhnya.
"Presiden NDB KV Kamath telah melakukan pekerjaan yang terpuji. Bank ini sekarang sepenuhnya operasional. Ini telah berhasil mengumpulkan uang dari pasar. Ini segera melakukan pencairan di India," ujarnya.
"Perjanjian pertama pinjaman NDB di Madhya Pradesh telah ditandatangani beberapa hari lalu," tambah Jaitley.
Dia mengatakan, NDB didirikan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan yang berkelanjutan dan harus cocok dengan peran negara-negara pendiri India, China, Brasil, Rusia dan Afrika Selatan.
Berharap bahwa NDB akan menawarkan pinjaman dengan harga lebih murah, Jaitley mengatakan, India sedang mencari untuk memiliki kemitraan yang saling menguntungkan dengan bank.
"Saya berharap bahwa NDB akan muncul sebagai bank pembangunan dan membantu dalam pendanaan dari negara-negara berkembang," kata dia.
Dia menambahkan, proteksionisme dan ketegangan geopolitik tetap sebagai tantangan utama bagi perekonomian. "Proteksionisme merupakan tantangan untuk prospek pertumbuhan. Tapi pertumbuhan global menunjukkan tanda positif dan bergerak ke atas dan diharapkan untuk meningkatkan lebih lanjut dalam 2017-2018," kata Jaitley.
Kamath mengatakan bahwa bank sedang mempersiapkan pembiayaan lebih dari USD2 miliar pada 15 proyek dari negara-negara anggota pada 2017. Bank, yang memiliki kantor pusat di Shanghai ini, telah membiayi tujuh proyek pada 2016 dan sekarang akan melakukannya untuk pertama di Afrika.
"Kami menemukan dukungan yang besar pada tahun pertama operasi. Kami berharap untuk membuka African Regional Centre pada Mei," kata Kamath.
(izz)