Wall Street Menyusut Dipicu Lesunya Penjualan Automotif
A
A
A
NEW YORK - Wall Street ditutup sedikit lebih rendah pada perdagangan kemarin waktu setempat, ketika penjualan mobil pada Maret menunjukkan tren negatif. Sementara investor mempertanyakan apakah kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bakal memberikan stimulus yang pro-bisnis untuk menjadi pendorong ekonomi.
Sektor saham sendiri sempat menyentuh rekor tertinggi, setelah Trump berjanji memotong pajak, mengurangi birokrasi dan menghabiskan dana yang lebih besar pada sektor infrastruktur. Investor terus berharap bahwa kebijakan Trump bakal mampu meningkatkan perekonomian seiring makin ketidakpastian global.
General Motors merupakan salah satu yang menjadi beban terbesar indeks S & P 500, usai penjualan mobil pada bulan Maret berada di bawah ekspektasi pasar. Kondisi ini menjadi sinyal awal penjualan mobil Amerika kemungkinan akhirnya bakal kehilangan peminat.
"Otomatis penjualan yang mengecewakan, bakal menjadi sorotan untuk orang banyak dan itu adalah berita sangat penting," ucap Kepala Strategi Pasar Michael O'Rourke di Greenwich, Connecticut seperti dilansir Reuters, Selasa (4/4/2017).
Indeks utama mencetak kerugian, setelah banyak yang menentang kebijakan Presiden Donald Trump untuk menangguhkan standar efisiensi energi. Tantangan lainnya datang hampir selema dua bulan setelah Republik harus menarik reformasi kesehatan karena kurangnya dukungan.
Sentimen negatif datang dari berita ledakan di kereta bawah tanah St Petersburg yang menewaskan sepuluh orang pada awal pekan kemarin, dan pemerintah Rusia belum memastikan apakah itu serangan teroris atau Di sisi lain, Trump mengeluarkan kemungkinan mengamankan kerja sama dengan beberapa negara.
Tercatat Dow Jones Industrial Average (DJI) jatuh 11,38 poin atau 0,06% ke level 20.651,84 dan indeks S & P 500 SPX kehilangan 3,8 poin atau 0,16% pada posisi 2.358,92. Sedangkan komposit Nasdaq melemah sebesar 17,06 poin atau 0,29% menjadi 5.894,68.
Delapan dari 11 sektor utama S & P 500 lebih rendah, dipimpin kejatuhan indeks konsumen. Saham GM (GM.N) turun 3,4%, sementara O'Reilly otomotif Inc sebagai pengecer onderdil mobil jatuh 4%. Fiat Chrysler (FCAU. N) tenggelam 4,8% dan saham Ford (F.N) jatuh 1,7%. Sekitar 6,8 miliar saham diperdagangkan dalam 20 sesi.
Sektor saham sendiri sempat menyentuh rekor tertinggi, setelah Trump berjanji memotong pajak, mengurangi birokrasi dan menghabiskan dana yang lebih besar pada sektor infrastruktur. Investor terus berharap bahwa kebijakan Trump bakal mampu meningkatkan perekonomian seiring makin ketidakpastian global.
General Motors merupakan salah satu yang menjadi beban terbesar indeks S & P 500, usai penjualan mobil pada bulan Maret berada di bawah ekspektasi pasar. Kondisi ini menjadi sinyal awal penjualan mobil Amerika kemungkinan akhirnya bakal kehilangan peminat.
"Otomatis penjualan yang mengecewakan, bakal menjadi sorotan untuk orang banyak dan itu adalah berita sangat penting," ucap Kepala Strategi Pasar Michael O'Rourke di Greenwich, Connecticut seperti dilansir Reuters, Selasa (4/4/2017).
Indeks utama mencetak kerugian, setelah banyak yang menentang kebijakan Presiden Donald Trump untuk menangguhkan standar efisiensi energi. Tantangan lainnya datang hampir selema dua bulan setelah Republik harus menarik reformasi kesehatan karena kurangnya dukungan.
Sentimen negatif datang dari berita ledakan di kereta bawah tanah St Petersburg yang menewaskan sepuluh orang pada awal pekan kemarin, dan pemerintah Rusia belum memastikan apakah itu serangan teroris atau Di sisi lain, Trump mengeluarkan kemungkinan mengamankan kerja sama dengan beberapa negara.
Tercatat Dow Jones Industrial Average (DJI) jatuh 11,38 poin atau 0,06% ke level 20.651,84 dan indeks S & P 500 SPX kehilangan 3,8 poin atau 0,16% pada posisi 2.358,92. Sedangkan komposit Nasdaq melemah sebesar 17,06 poin atau 0,29% menjadi 5.894,68.
Delapan dari 11 sektor utama S & P 500 lebih rendah, dipimpin kejatuhan indeks konsumen. Saham GM (GM.N) turun 3,4%, sementara O'Reilly otomotif Inc sebagai pengecer onderdil mobil jatuh 4%. Fiat Chrysler (FCAU. N) tenggelam 4,8% dan saham Ford (F.N) jatuh 1,7%. Sekitar 6,8 miliar saham diperdagangkan dalam 20 sesi.
(akr)