Gubernur Bank Sentral-Menkeu ASEAN Dorong Inklusi Keuangan
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan negara-negara ASEAN sepakat untuk mendorong integrasi keuangan di kawasan, untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2025. Untuk itu, akan dilaksanakan implementasi rencana aksi strategis dalam rangka mendorong keuangan kawasan yang stabil, terintegrasi, dan inklusif.
Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardojo saat menghadiri pertemuan tahunan tingkat Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN di Cebu, Filipina mengatakan, Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN menyetujui Key Performance Indicators (KPIs) sebagai alat evaluasi agenda integrasi keuangan kawasan yang tertuang dalam rencana aksi strategis integrasi keuangan 2025.
"Dengan adanya KPIs, diharapkan pengukuran kinerja inisiatif integrasi keuangan tidak hanya didasarkan pada pencapaian output dari inisiatif tersebut. Namun, juga mencakup seberapa besar manfaatnya bagi perekonomian secara keseluruhan," kata Agus dalam rilisnya, Jakarta, Senin (10/4/2017).
Dia menuturkan, KPIs diharapkan dapat memperkuat pencapaian visi ASEAN 2025 di sektor keuangan. Pertemuan tersebut juga dihadiri lembaga internasional seperti Asian Development Bank (ADB), World Bank, International Monetary Fund (IMF) dan ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), sebagai partner ASEAN.
Menurutnya, kehadiran lembaga-lembaga tersebut bertujuan untuk bertukar pandang terhadap kondisi terkini ekonomi global yang masih diliputi ketidakpastian, baik akibat adanya kecenderungan proteksionisme, risiko geopolitik, maupun perubahan stance kebijakan moneter terutama di negara maju.
Namun, menghadapi kondisi tersebut, Gubernur dan Menteri Keuangan ASEAN tetap berkomitmen meningkatkan perdagangan dan investasi yang lebih erat di antara negara ASEAN.
Koordinasi dan komitmen yang kuat dari seluruh negara ASEAN dan lembaga terkait lainnya diharapkan dapat mendukung pencapaian integrasi keuangan yang stabil dan berkelanjutan, sehingga manfaat integrasi dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat ASEAN.
"Kami berjanji memperdalam kerja sama keuangan regional untuk mencapai ASEAN Economic Komunitas (AEC) 2025 dan menegaskan kembali dukungan kami untuk Kerja ASEAN Komite melaksanakan Strategis Rencana Aksi (SAP) untuk ASEAN Keuangan Integrasi 2016-2025," ujarnya.
Gubernur bank sentral dan menteri keuangan negara-negara ASEAN juga sepakat memperkuat integrasi ASEAN Keuangan 2016-2025 dengan mendukung Indikator Kinerja Utama sebagai alat evaluasi yang akan digunakan oleh ASEAN Working Komite dan badan-badan lainnya untuk memastikan pencapaian efektif visi ASEAN sektor keuangan.
Pihaknya juga berjanji memperdalam kerja sama keuangan regional untuk mencapai ASEAN Economic Komunitas (AEC) 2025 dan menegaskan kembali dukungannya untuk Kerja ASEAN Komite dalam melaksanakan SAP untuk ASEAN Keuangan Integrasi 2016-2025.
"Kami memulai inisiatif inklusi keuangan untuk memberikan produk dan layanan keuangan untuk sebuah komunitas yang lebih luas yang kurang terlayani," tukasnya.
Untuk itu, Gubernur Bank Sentral dan Menkeu negara ASEAN akan memulai inisiatif untuk mendukung strategi inklusi keuangan nasional, peningkatan kapasitas Anggota Negara ASEAN untuk meningkatkan ekosistem inklusi keuangan, mempromosikan platform digital inovatif, serta meningkatkan pendidikan keuangan dan perlindungan konsumen.
Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardojo saat menghadiri pertemuan tahunan tingkat Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN di Cebu, Filipina mengatakan, Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN menyetujui Key Performance Indicators (KPIs) sebagai alat evaluasi agenda integrasi keuangan kawasan yang tertuang dalam rencana aksi strategis integrasi keuangan 2025.
"Dengan adanya KPIs, diharapkan pengukuran kinerja inisiatif integrasi keuangan tidak hanya didasarkan pada pencapaian output dari inisiatif tersebut. Namun, juga mencakup seberapa besar manfaatnya bagi perekonomian secara keseluruhan," kata Agus dalam rilisnya, Jakarta, Senin (10/4/2017).
Dia menuturkan, KPIs diharapkan dapat memperkuat pencapaian visi ASEAN 2025 di sektor keuangan. Pertemuan tersebut juga dihadiri lembaga internasional seperti Asian Development Bank (ADB), World Bank, International Monetary Fund (IMF) dan ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), sebagai partner ASEAN.
Menurutnya, kehadiran lembaga-lembaga tersebut bertujuan untuk bertukar pandang terhadap kondisi terkini ekonomi global yang masih diliputi ketidakpastian, baik akibat adanya kecenderungan proteksionisme, risiko geopolitik, maupun perubahan stance kebijakan moneter terutama di negara maju.
Namun, menghadapi kondisi tersebut, Gubernur dan Menteri Keuangan ASEAN tetap berkomitmen meningkatkan perdagangan dan investasi yang lebih erat di antara negara ASEAN.
Koordinasi dan komitmen yang kuat dari seluruh negara ASEAN dan lembaga terkait lainnya diharapkan dapat mendukung pencapaian integrasi keuangan yang stabil dan berkelanjutan, sehingga manfaat integrasi dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat ASEAN.
"Kami berjanji memperdalam kerja sama keuangan regional untuk mencapai ASEAN Economic Komunitas (AEC) 2025 dan menegaskan kembali dukungan kami untuk Kerja ASEAN Komite melaksanakan Strategis Rencana Aksi (SAP) untuk ASEAN Keuangan Integrasi 2016-2025," ujarnya.
Gubernur bank sentral dan menteri keuangan negara-negara ASEAN juga sepakat memperkuat integrasi ASEAN Keuangan 2016-2025 dengan mendukung Indikator Kinerja Utama sebagai alat evaluasi yang akan digunakan oleh ASEAN Working Komite dan badan-badan lainnya untuk memastikan pencapaian efektif visi ASEAN sektor keuangan.
Pihaknya juga berjanji memperdalam kerja sama keuangan regional untuk mencapai ASEAN Economic Komunitas (AEC) 2025 dan menegaskan kembali dukungannya untuk Kerja ASEAN Komite dalam melaksanakan SAP untuk ASEAN Keuangan Integrasi 2016-2025.
"Kami memulai inisiatif inklusi keuangan untuk memberikan produk dan layanan keuangan untuk sebuah komunitas yang lebih luas yang kurang terlayani," tukasnya.
Untuk itu, Gubernur Bank Sentral dan Menkeu negara ASEAN akan memulai inisiatif untuk mendukung strategi inklusi keuangan nasional, peningkatan kapasitas Anggota Negara ASEAN untuk meningkatkan ekosistem inklusi keuangan, mempromosikan platform digital inovatif, serta meningkatkan pendidikan keuangan dan perlindungan konsumen.
(izz)