PGN Siapkan USD25 M Bangun Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas
A
A
A
JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) atau PGN menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD25 miliar untuk membangun jaringan transmisi dan distribusi pipa gas di tahun ini.
Dia menyebutkan, belanja modal tersebut adalah investasi untuk pembangunan 25.000 kilometer (km) jaringan transmisi dan distribusi pipa gas, pembangunan virtual pipeline, serta membangun terminal yang bisa menerima liquified natural gas (LNG).
"Estimasinya sekitar USD25 miliar. Berbentuk new capital expenditure investment. Jumlah dalam dimensi skala sekitar 25.000 Km jaringan transmisi maupun distribusi baru selain yang berbentuk virtual pipe line, yaitu terminal untuk bisa menerima LNG," katanya di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (11/4/2017).
Menurutnya, pembangunan virtual pipeline sangat berguna di masa depan karena lebih fleksibel dalam menjangkau suplai gas. Virtual pipeline juga bisa mengaliri gas yang diimpor dari luar negeri.
"Dimasa depan (Virtual pipeline) flexibility supply tidak hanya mengandalkan lapangan yang dedicated, tetapi juga membawa gas alam cair baik produksi domestik atau impor bilamana diperlukan," imbuh dia.
Hendi menambahkan, pembangunan infrastruktur gas ini sangat penting dilakukan. Hal ini mengingat kebutuhan gas nasional khususnya untuk daerah Indonesia bagian tengah dan Indonesia bagian timur sangat besar di masa akan datang.
"Terutama di Indonesia bagian tengah dan timur. Sehingga, jumlah dimensi jaringan pipa yang dibutuhkan itu butuh tiga kali dari pada seluruh jumlah panjang pipa km yang ada sekitar 9.000 km, dibutuhkan hampir tiga kali lipat agar semua kebutuhan dimasa depan dan program penting elektrifikikasi menggunakan gas bisa tercapai," tuturnya.
Dia menyebutkan, belanja modal tersebut adalah investasi untuk pembangunan 25.000 kilometer (km) jaringan transmisi dan distribusi pipa gas, pembangunan virtual pipeline, serta membangun terminal yang bisa menerima liquified natural gas (LNG).
"Estimasinya sekitar USD25 miliar. Berbentuk new capital expenditure investment. Jumlah dalam dimensi skala sekitar 25.000 Km jaringan transmisi maupun distribusi baru selain yang berbentuk virtual pipe line, yaitu terminal untuk bisa menerima LNG," katanya di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (11/4/2017).
Menurutnya, pembangunan virtual pipeline sangat berguna di masa depan karena lebih fleksibel dalam menjangkau suplai gas. Virtual pipeline juga bisa mengaliri gas yang diimpor dari luar negeri.
"Dimasa depan (Virtual pipeline) flexibility supply tidak hanya mengandalkan lapangan yang dedicated, tetapi juga membawa gas alam cair baik produksi domestik atau impor bilamana diperlukan," imbuh dia.
Hendi menambahkan, pembangunan infrastruktur gas ini sangat penting dilakukan. Hal ini mengingat kebutuhan gas nasional khususnya untuk daerah Indonesia bagian tengah dan Indonesia bagian timur sangat besar di masa akan datang.
"Terutama di Indonesia bagian tengah dan timur. Sehingga, jumlah dimensi jaringan pipa yang dibutuhkan itu butuh tiga kali dari pada seluruh jumlah panjang pipa km yang ada sekitar 9.000 km, dibutuhkan hampir tiga kali lipat agar semua kebutuhan dimasa depan dan program penting elektrifikikasi menggunakan gas bisa tercapai," tuturnya.
(izz)