Produksi Migas Pertamina di Luar Negeri Naik 100 Ribu BPH
A
A
A
CIREBON - Disamping Timur Tengah, Pertamina juga ingin mengembangkan bisnis hulu migas di Rusia dan terus ekspansi di Afrika dan Asia Pasifik. Terkait masalah geopolitik dan keamanan di wilayah Timur Tengah termasuk Iran tetap menjadi perhatian perseroan namun tidak menjadi masalah.
Demikian juga sanksi Amerika Serikat terhadap Iran juga tidak menjadi hambatan. Pasalnya, secara teknis dan komersial, bisnis migas di Iran menarik dilakukan. Bahkan Pertamina sekarang mempunyai hak partisipasi ladang migas di Irak yaitu Blok West Qurna 1.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) Slamet Riadhy menyebut saat ini perseroan telah memiliki blok migas di 12 negara. Blok migas di enam negara di antaranya sudah menghasilkan migas yaitu di Aljazair, Irak, Malaysia, Gabon, Nigeria, dan Tanzania.
Berdasakan dara PIEP pada 2014 produksi migas dari luar negeri tercatat sebesar 40.000 barel setara minyak per hari. Dalam kurun waktu tiga tahun produksi naik menjadi sekitar 100.000 barel setara minyak per hari.
Pada Maret ini termasuk dengan aset Maurel & Prom, produksi migas luar negeri sudah mencapai 150.000 barel setara minyak per hari. Rinciannya, produksi minyak dari Irak, Aljazair, dan Malayasia sekitar 90.000 barel per hari ditambah Maurel & Prom menjadi 100.000-150.000 bph. Sementara produksi gas dari Irak, Aljazair, Malaysia 223 MMSCFD dan ditambah Maurel & Prom menjadi 233 MMSCFD.
Disamping itu, cadangan migas dari aset luar negeri juga terus meningkat. Pada 2014, besaran cadangan migas di Irak, Aljazair, dan Malaysia tercatat sebesar 453 juta barel setara minyak. Angka cadangan migas ini naik menjadi 467 juta barel setara minyak pada 2015 dan mencapai 533 juta barel setara minyak pada 2016.
Di sisi lain, biaya produksi per barel pada tahun lalu mampu dipangkas dari USD10,3 menjadi USD7,5 atau turun 27%.
Demikian juga sanksi Amerika Serikat terhadap Iran juga tidak menjadi hambatan. Pasalnya, secara teknis dan komersial, bisnis migas di Iran menarik dilakukan. Bahkan Pertamina sekarang mempunyai hak partisipasi ladang migas di Irak yaitu Blok West Qurna 1.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) Slamet Riadhy menyebut saat ini perseroan telah memiliki blok migas di 12 negara. Blok migas di enam negara di antaranya sudah menghasilkan migas yaitu di Aljazair, Irak, Malaysia, Gabon, Nigeria, dan Tanzania.
Berdasakan dara PIEP pada 2014 produksi migas dari luar negeri tercatat sebesar 40.000 barel setara minyak per hari. Dalam kurun waktu tiga tahun produksi naik menjadi sekitar 100.000 barel setara minyak per hari.
Pada Maret ini termasuk dengan aset Maurel & Prom, produksi migas luar negeri sudah mencapai 150.000 barel setara minyak per hari. Rinciannya, produksi minyak dari Irak, Aljazair, dan Malayasia sekitar 90.000 barel per hari ditambah Maurel & Prom menjadi 100.000-150.000 bph. Sementara produksi gas dari Irak, Aljazair, Malaysia 223 MMSCFD dan ditambah Maurel & Prom menjadi 233 MMSCFD.
Disamping itu, cadangan migas dari aset luar negeri juga terus meningkat. Pada 2014, besaran cadangan migas di Irak, Aljazair, dan Malaysia tercatat sebesar 453 juta barel setara minyak. Angka cadangan migas ini naik menjadi 467 juta barel setara minyak pada 2015 dan mencapai 533 juta barel setara minyak pada 2016.
Di sisi lain, biaya produksi per barel pada tahun lalu mampu dipangkas dari USD10,3 menjadi USD7,5 atau turun 27%.
(ven)