BTN dan IPW Kembali Gelar BTN Golden Property Award 2017
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) dan Indonesia Property Watch (IPW) akan memberikan penghargaan kepada para pelaku bisnis properti di Tanah Air pada ajang BTN Golden Property Awards (BTN GPA) 2017.
Penganugerahan penghargaan tersebut untuk mengapresiasi kinerja positif para pelaku bisnis di sektor properti sekaligus memacu optimisme di industri ini.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, sebagai bank integrator Program Sejuta Rumah, perseroan tak hanya berkontribusi di sisi demand, tapi juga di sisi supply. Di sisi demand, Bank BTN mengupayakan peningkatan permintaan melalui penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR).
Menurutnya, Bank BTN juga berupaya mendorong sisi supply industri properti lewat pendirian pusat riset dan informasi yakni Housing Finance Center (HFC). Tujuannya, yakni untuk menciptakan developer andal dan iklim bisnis properti yang positif serta berkelanjutan.
Langkah lain untuk mendukung sisi supply, tambah Maryono, yakni melalui pemberian penghargaan bagi para pelaku di industri properti yang telah menunjukkan kualitas kinerja dan profesionalisme tinggi.
"Bank BTN bersama IPW menggelar BTN GPA 2017 untuk menumbuhkan optimisme dan mendorong bisnis perumahan dan properti di Tanah Air," jelas Maryono adlam rilisnya di Jakarta, Rabu (12/4/2017).
Sementara, Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda mengatakan, peran perbankan dalam menjaga kelangsungan industri properti sangat vital. Sebab, mayoritas masyarakat masih menggunakan fasilitas KPR untuk membeli rumah.
"Dengan partisipasi Bank BTN dalam ajang ini akan kian meningkatkan kontribusi bank ini dalam mengembangkan dan meningkatkan industri properti nasional," tutur Ali.
Pasar perumahan masih mengalami tekanan pada tahun lalu. Dari hasil riset IPW menunjukkan, tekanan muncul pada kuartal II/2016 di mana ada penurunan pergerakan pasar perumahan sebesar 13,3% (quartal-to-quartal/qtq) atau turun 49,8% (year-on-year/yoy).
Namun, memasuki kuartal III/2016, tren kenaikan mulai terlihat dari jumlah unit terjual. Data IPW menunjukkan unit terjual tercatat naik 11,8% secara qtq pada kuartal III/2016 dan 12,5% pada kuartal IV/2016.
Ali memaparkan kenaikan terbesar terjadi di segmen menengah ke bawah yang diproyeksi tetap akan menjadi primadona sepanjang 2017. "Adanya relaksasi loan to value (LTV) dari Bank Indonesia, pemangkasan perizinan, pemotongan PPh final, suku bunga KPR yang cenderung menurun, amnesti pajak, dan disertai pembangunan infrastruktur yang masif menjadikan potensi besar bagi bisnis properti di Tanah Air untuk menorehkan kinerja positif," tuturnya.
Dengan potensi tersebut, dia juga menjelaskan ajang BTN GPA 2017 ini akan mengambil tema "The Rising Momentum", yang rencananya akan digelar pada 24 Agustus 2017 dengan beberapa kategori penilaian.
Pemberian penghargaan ini sekaligus untuk mengapresiasi para pelaku bisnis properti yang berhasil melewati siklus terendah di industri ini. Adapun, GPA telah digelar pertama kali pada 2015.
Pada tahun ini, BTN GPA kembali digelar dengan beberapa penyempurnaan konsep dan metode penilaian. Penetapan pemenang BTN GPA 2017 dilakukan berbasis riset dan penilaian dengan kriteria terukur, terpercaya, dan teruji melalui IPW Standard Property Rating, polling di media sosial, dan kontribusi dari para juri ahli.
Ali menambahkan, pelaksanaan BTN GPA kali ini akan memerhatikan kontribusi para pelaku yang menggarap segmen menengah ke bawah. Sehingga, ajang penghargaan pada tahun ini akan menambahkan kategori bagi proyek-proyek perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bersubsidi.
Penambahan kategori juga dilakukan dengan memperluas cakupan wilayah mencapai Surabaya dan Luar Jawa. Penghargaan untuk kategori individu pun dipertahankan dengan penilaian internal dan hasil polling di media sosial.
Pihaknya menurunkan puluhan tim riset inti sejak Maret 2017 dalam melakukan verifikasi dan analisis untuk sekitar 150 proyek yang telah diseleksi dari 350 proyek yang terdaftar. "Kami juga masih membuka pendaftaran proyek untuk seluruh kategori hingga Juni 2017," kata Ali.
Penganugerahan penghargaan tersebut untuk mengapresiasi kinerja positif para pelaku bisnis di sektor properti sekaligus memacu optimisme di industri ini.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, sebagai bank integrator Program Sejuta Rumah, perseroan tak hanya berkontribusi di sisi demand, tapi juga di sisi supply. Di sisi demand, Bank BTN mengupayakan peningkatan permintaan melalui penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR).
Menurutnya, Bank BTN juga berupaya mendorong sisi supply industri properti lewat pendirian pusat riset dan informasi yakni Housing Finance Center (HFC). Tujuannya, yakni untuk menciptakan developer andal dan iklim bisnis properti yang positif serta berkelanjutan.
Langkah lain untuk mendukung sisi supply, tambah Maryono, yakni melalui pemberian penghargaan bagi para pelaku di industri properti yang telah menunjukkan kualitas kinerja dan profesionalisme tinggi.
"Bank BTN bersama IPW menggelar BTN GPA 2017 untuk menumbuhkan optimisme dan mendorong bisnis perumahan dan properti di Tanah Air," jelas Maryono adlam rilisnya di Jakarta, Rabu (12/4/2017).
Sementara, Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda mengatakan, peran perbankan dalam menjaga kelangsungan industri properti sangat vital. Sebab, mayoritas masyarakat masih menggunakan fasilitas KPR untuk membeli rumah.
"Dengan partisipasi Bank BTN dalam ajang ini akan kian meningkatkan kontribusi bank ini dalam mengembangkan dan meningkatkan industri properti nasional," tutur Ali.
Pasar perumahan masih mengalami tekanan pada tahun lalu. Dari hasil riset IPW menunjukkan, tekanan muncul pada kuartal II/2016 di mana ada penurunan pergerakan pasar perumahan sebesar 13,3% (quartal-to-quartal/qtq) atau turun 49,8% (year-on-year/yoy).
Namun, memasuki kuartal III/2016, tren kenaikan mulai terlihat dari jumlah unit terjual. Data IPW menunjukkan unit terjual tercatat naik 11,8% secara qtq pada kuartal III/2016 dan 12,5% pada kuartal IV/2016.
Ali memaparkan kenaikan terbesar terjadi di segmen menengah ke bawah yang diproyeksi tetap akan menjadi primadona sepanjang 2017. "Adanya relaksasi loan to value (LTV) dari Bank Indonesia, pemangkasan perizinan, pemotongan PPh final, suku bunga KPR yang cenderung menurun, amnesti pajak, dan disertai pembangunan infrastruktur yang masif menjadikan potensi besar bagi bisnis properti di Tanah Air untuk menorehkan kinerja positif," tuturnya.
Dengan potensi tersebut, dia juga menjelaskan ajang BTN GPA 2017 ini akan mengambil tema "The Rising Momentum", yang rencananya akan digelar pada 24 Agustus 2017 dengan beberapa kategori penilaian.
Pemberian penghargaan ini sekaligus untuk mengapresiasi para pelaku bisnis properti yang berhasil melewati siklus terendah di industri ini. Adapun, GPA telah digelar pertama kali pada 2015.
Pada tahun ini, BTN GPA kembali digelar dengan beberapa penyempurnaan konsep dan metode penilaian. Penetapan pemenang BTN GPA 2017 dilakukan berbasis riset dan penilaian dengan kriteria terukur, terpercaya, dan teruji melalui IPW Standard Property Rating, polling di media sosial, dan kontribusi dari para juri ahli.
Ali menambahkan, pelaksanaan BTN GPA kali ini akan memerhatikan kontribusi para pelaku yang menggarap segmen menengah ke bawah. Sehingga, ajang penghargaan pada tahun ini akan menambahkan kategori bagi proyek-proyek perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) bersubsidi.
Penambahan kategori juga dilakukan dengan memperluas cakupan wilayah mencapai Surabaya dan Luar Jawa. Penghargaan untuk kategori individu pun dipertahankan dengan penilaian internal dan hasil polling di media sosial.
Pihaknya menurunkan puluhan tim riset inti sejak Maret 2017 dalam melakukan verifikasi dan analisis untuk sekitar 150 proyek yang telah diseleksi dari 350 proyek yang terdaftar. "Kami juga masih membuka pendaftaran proyek untuk seluruh kategori hingga Juni 2017," kata Ali.
(izz)