Pasar Ekspor Merck Tembus Yunani
A
A
A
JAKARTA - PT Merck Tbk sepanjang tahun 2016 telah mengekspor produknya ke Panama, Yunani, kawasan Asia Tenggara, Turki dan Sri Lanka sebagai tujuan baru ekspor.
Selain itu, Merck saat ini sedang dalam proses menembus pasar Timur Tengah dan beberapa negara Afrika, dimana inisiatif ekspor akan dieksekusi pada 2017.
"Pasar ekspor tahun ini berkontribusi 37% dari total volume penjualan Perseroan, sementara 63% masih didominasi pasar lokal," ujar Martin Feulner, Presiden Direktur PT Merck Tbk dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (13/4/2017).
Sementara, pada tahun 2016, divisi pabrik Merck berhasil mencapai tingkat kecelakaan kerja nol (zero accident level) dan mencapai rekor 99,6% untuk skor kepuasan pelanggan, meningkat dari 99,2% tahun lalu.
Produksi pabrik tahun 2016 naik sebesar 4% dari target 730 juta tablet dan kapsul menjadi 757 juta, sementara optimalisasi produksi meningkat dari 82% di 2015 menjadi 90%.
Saat ini fasilitas Divisi Plant Merck telah dilengkapi dengan tiga mesin baru untuk mendukung lini produksi yang ada, yaitu mesin blister dan pelapis gula, serta pengaduk akhir.
"Investasi lebih lanjut hingga 2018 akan menambah mesin-mesin baru yang melengkapi pabrik," katanya.
Adanya kesempatan untuk tumbuh seiring dengan pertumbuhan pasar di regional serta untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor baru, telah mendorong Merck untuk berinvestasi hingga Rp49 miliar pada 2016 untuk peningkatan kapasitas produksi pabrik.
Dia memaparkan, pabrik Merck di Indonesia telah menjadi pusat produksi (manufacturing hub) untuk Asia Tenggara, dan dengan penambahan kapasitas produksi diperkirakan akan mencapai lebih dari dua miliar tablet dan kapsul pada 2018.
Sementara itu, produk-produk Merck yang dapat dijual bebas, seperti Neurobion dan Sangobion, berhasil mempertahankan posisi Perseroan sebagai salah satu dari tiga perusahaan multinasional terdepan di Indonesia.
Selama 2016, Divisi Consumer Health memperkuat pengembangan pasar Sangobion Vita-Tonik yang penjualannya tumbuh hingga 94%.
Selain itu, Merck saat ini sedang dalam proses menembus pasar Timur Tengah dan beberapa negara Afrika, dimana inisiatif ekspor akan dieksekusi pada 2017.
"Pasar ekspor tahun ini berkontribusi 37% dari total volume penjualan Perseroan, sementara 63% masih didominasi pasar lokal," ujar Martin Feulner, Presiden Direktur PT Merck Tbk dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (13/4/2017).
Sementara, pada tahun 2016, divisi pabrik Merck berhasil mencapai tingkat kecelakaan kerja nol (zero accident level) dan mencapai rekor 99,6% untuk skor kepuasan pelanggan, meningkat dari 99,2% tahun lalu.
Produksi pabrik tahun 2016 naik sebesar 4% dari target 730 juta tablet dan kapsul menjadi 757 juta, sementara optimalisasi produksi meningkat dari 82% di 2015 menjadi 90%.
Saat ini fasilitas Divisi Plant Merck telah dilengkapi dengan tiga mesin baru untuk mendukung lini produksi yang ada, yaitu mesin blister dan pelapis gula, serta pengaduk akhir.
"Investasi lebih lanjut hingga 2018 akan menambah mesin-mesin baru yang melengkapi pabrik," katanya.
Adanya kesempatan untuk tumbuh seiring dengan pertumbuhan pasar di regional serta untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor baru, telah mendorong Merck untuk berinvestasi hingga Rp49 miliar pada 2016 untuk peningkatan kapasitas produksi pabrik.
Dia memaparkan, pabrik Merck di Indonesia telah menjadi pusat produksi (manufacturing hub) untuk Asia Tenggara, dan dengan penambahan kapasitas produksi diperkirakan akan mencapai lebih dari dua miliar tablet dan kapsul pada 2018.
Sementara itu, produk-produk Merck yang dapat dijual bebas, seperti Neurobion dan Sangobion, berhasil mempertahankan posisi Perseroan sebagai salah satu dari tiga perusahaan multinasional terdepan di Indonesia.
Selama 2016, Divisi Consumer Health memperkuat pengembangan pasar Sangobion Vita-Tonik yang penjualannya tumbuh hingga 94%.
(ven)