Kuartal I/2017, Bank Permata Bukukan Laba Bersih Rp453 Miliar
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Permata Tbk mencatatkan kinerja positif (konsolidasi dan tidak diaudit) dengan membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp453 miliar. Peningkatan ini jauh lebih baik dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp376 miliar pada periode yang sama di tahun 2016.
Direktur Utama Bank Permata Ridha DM Wirakusumah mengatakan, perubahan kinerja ini hasil dari langkah-langkah yang diambil sejak tahun lalu untuk menurunkan NPL, pendapatan dari bisnis utama yang tetap berjalan dengan baik serta penjualan sebagian porsi aset bermasalah sebagaimana yang telah direncanakan.
“Permata Bank terus mengambil langkah-langkah proaktif yang diperlukan untuk mengelola kualitas asetnya melalui restrukturisasi dan rehabilitasi, mempercepat pemulihan kredit dan menjual sebagian dari portofolio NPL,” ujar Ridha dalam keterangan resmi di Jakarta.
Diterangkan proses penyelesaian NPL ini telah menghasilkan peningkatan pada kualitas aset, dimana rasio NPL Gross tercatat sebesar 6,4% per 31 Maret 2017, turun dari 8,8% pada Desember 2016. Sedangkan rasio NPL Net tetap di kisaran 2,2%.
Sementara proses rights issue sebesar Rp3 triliun sedang berjalan dan diharapkan akan selesai pada semester pertama 2017. Jumlah ini jika dikombinasikan dengan rights issue Rp5,5 triliun di Juni 2016, akan meningkatkan cadangan modal Bank sebesar Rp8,5 triliun.
Ridha menambahkan Bank Permata telah memulai tahun ini dengan menunjukkan kinerja yang meningkat dan mempertahankan neraca yang kuat. “Kami terus menjalankan rencana yang dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik di tahun ini. Kami berterima kasih kepada para stakeholders, terutama para nasabah dan pemegang saham, yang terus berada di sisi kami dan mengharapkan dukungan penuh dari mereka,” ujarnya.
Fokus pada peningkatan pengelolaan risiko dan NPL sebagai upaya mengurangi risiko dan menata kembali portofolio kredit, mengakibatkan perlambatan pada pertumbuhan kredit dimana kredit menurun 22% YOY menjadi Rp95,4 triliun dari Rp122,7 triliun di akhir Maret 2016. Di sisi lain, untuk menjaga likuiditas yang sehat perseroan telah meningkatkan saldo CASA nya sebesar 13% sehingga rasio CASA meningkat menjadi 46% dibandingkan 38% tahun lalu.
Penurunan kredit menjadi penyebab utama dari NIM yang lebih rendah yaitu sebesar 3,5%, dibandingkan dengan 3,9% pada akhir Maret 2016. Pendapatan berbasis biaya (fee-based income) yang kuat mengkompensasi penurunan margin sehingga menghasilkan total pendapatan sebesar Rp2,4 triliun, tumbuh 11% yoy dibanding tahun sebelumnya.
Pembiayaan syariah mencatat pertumbuhan positif 4% YOY di Maret 2017, dan PermataBank juga mencatat pertumbuhan CASA yang kuat sebesar 49% YOY. Pencadangan kredit sebesar Rp670 miliar pada Q1-2017 tercatat 57% lebih rendah dibandingkan Rp1,5 triliun tahun lalu, sehingga menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp596 miliar, jauh membaik dibandingkan dengan kerugian operasional sebesar Rp508 miliar di tahun lalu.
Rasio modal atau total CAR per akhir Maret 2017 sebesar 17,0% meningkat dibandingkan dengan 15,1% pada akhir Maret 2016, dan jauh di atas persyaratan minimum regulator. Proses rights issue sebesar Rp3 triliun (yang mencakup Rp1,5 triliun setoran modal pada Desember 2016) saat ini sedang berjalan dan akan memperkuat rasio modal ketika selesai dilakukan pada bulan Juni 2017.
Lebih lanjut dia menerangkan Bank Permata akan terus memperkuat fundamental dan memanfaatkan kekuatan inti kami termasuk jaringan cabang yang luas, saluran distribusi yang komprehensif, produk-produk inovatif serta peningkatan modal melalui rights issue. Kami yakin Bank akan kembali ke performa yang semakin kuat pada tahun 2017 sebagaimana kami terus membangun peran kami sebagai agen pembangunan bagi para nasabah kami,” ujarnya.
Direktur Utama Bank Permata Ridha DM Wirakusumah mengatakan, perubahan kinerja ini hasil dari langkah-langkah yang diambil sejak tahun lalu untuk menurunkan NPL, pendapatan dari bisnis utama yang tetap berjalan dengan baik serta penjualan sebagian porsi aset bermasalah sebagaimana yang telah direncanakan.
“Permata Bank terus mengambil langkah-langkah proaktif yang diperlukan untuk mengelola kualitas asetnya melalui restrukturisasi dan rehabilitasi, mempercepat pemulihan kredit dan menjual sebagian dari portofolio NPL,” ujar Ridha dalam keterangan resmi di Jakarta.
Diterangkan proses penyelesaian NPL ini telah menghasilkan peningkatan pada kualitas aset, dimana rasio NPL Gross tercatat sebesar 6,4% per 31 Maret 2017, turun dari 8,8% pada Desember 2016. Sedangkan rasio NPL Net tetap di kisaran 2,2%.
Sementara proses rights issue sebesar Rp3 triliun sedang berjalan dan diharapkan akan selesai pada semester pertama 2017. Jumlah ini jika dikombinasikan dengan rights issue Rp5,5 triliun di Juni 2016, akan meningkatkan cadangan modal Bank sebesar Rp8,5 triliun.
Ridha menambahkan Bank Permata telah memulai tahun ini dengan menunjukkan kinerja yang meningkat dan mempertahankan neraca yang kuat. “Kami terus menjalankan rencana yang dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik di tahun ini. Kami berterima kasih kepada para stakeholders, terutama para nasabah dan pemegang saham, yang terus berada di sisi kami dan mengharapkan dukungan penuh dari mereka,” ujarnya.
Fokus pada peningkatan pengelolaan risiko dan NPL sebagai upaya mengurangi risiko dan menata kembali portofolio kredit, mengakibatkan perlambatan pada pertumbuhan kredit dimana kredit menurun 22% YOY menjadi Rp95,4 triliun dari Rp122,7 triliun di akhir Maret 2016. Di sisi lain, untuk menjaga likuiditas yang sehat perseroan telah meningkatkan saldo CASA nya sebesar 13% sehingga rasio CASA meningkat menjadi 46% dibandingkan 38% tahun lalu.
Penurunan kredit menjadi penyebab utama dari NIM yang lebih rendah yaitu sebesar 3,5%, dibandingkan dengan 3,9% pada akhir Maret 2016. Pendapatan berbasis biaya (fee-based income) yang kuat mengkompensasi penurunan margin sehingga menghasilkan total pendapatan sebesar Rp2,4 triliun, tumbuh 11% yoy dibanding tahun sebelumnya.
Pembiayaan syariah mencatat pertumbuhan positif 4% YOY di Maret 2017, dan PermataBank juga mencatat pertumbuhan CASA yang kuat sebesar 49% YOY. Pencadangan kredit sebesar Rp670 miliar pada Q1-2017 tercatat 57% lebih rendah dibandingkan Rp1,5 triliun tahun lalu, sehingga menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp596 miliar, jauh membaik dibandingkan dengan kerugian operasional sebesar Rp508 miliar di tahun lalu.
Rasio modal atau total CAR per akhir Maret 2017 sebesar 17,0% meningkat dibandingkan dengan 15,1% pada akhir Maret 2016, dan jauh di atas persyaratan minimum regulator. Proses rights issue sebesar Rp3 triliun (yang mencakup Rp1,5 triliun setoran modal pada Desember 2016) saat ini sedang berjalan dan akan memperkuat rasio modal ketika selesai dilakukan pada bulan Juni 2017.
Lebih lanjut dia menerangkan Bank Permata akan terus memperkuat fundamental dan memanfaatkan kekuatan inti kami termasuk jaringan cabang yang luas, saluran distribusi yang komprehensif, produk-produk inovatif serta peningkatan modal melalui rights issue. Kami yakin Bank akan kembali ke performa yang semakin kuat pada tahun 2017 sebagaimana kami terus membangun peran kami sebagai agen pembangunan bagi para nasabah kami,” ujarnya.
(izz)