Laba Permatabank Tumbuh 24,2% di Smester I 2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) mencatat kinerja perusahaan semester I 2020. Di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai dampak dari pandemi, Permata tetap membukukan pertumbuhan laba operasional sebelum pencadangan sebesar 24,2%.
Direktur Utama Permata Bank Ridha D.M. Wirakusumah mengatakan, di semester I ini pihaknya bersyukur dapat tetap menjaga pertumbuhan laba operasional sebelum pencadangan, didukung dengan posisi likuiditas dan permodalan yang kuat.
"Bangkok Bank sebagai pemegang saham pengendali yang baru sangat berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan bisnis Permata dalam jangka panjang, dengan sinergi bisnis yang menyeluruh baik di sektor UMKM maupun korporasi," kata Ridha dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Selasa (18/8/2020).
Permata mencatatkan pendapatan operasional sebelum pencadangan sebesar Rp1,7 triliun, tumbuh 24,2% year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Permata juga terus mengupayakan disiplin dalam manajemen biaya operasional, sehingga rasio efisiensi juga menunjukkan perbaikan dengan rasio cost to nncome ratio (CIR) tercatat sebesar 58,7%, membaik secara signifikan dibandingkan posisi tahun lalu sebesar 62,8%.( Baca juga:Bangun Jalan Tol Terpanjang di Indonesia, Hutama Karya Pakai Produk Lokal )
Sejalan dengan prinsip kehati-hatian dalam menghadapi dampak pandemi, di semester I Permata telah mengalokasikan biaya pencadangan penurunan kualitas aset yang cukup signifikan sebesar Rp1,1 triliun dengan memperhitungkan potensi peningkatan kerugian kredit sebagai akibat dari perlambatan pertumbuhan perekonomian yang berdampak pada profil risiko portofolio kredit.
Di tengah tantangan yang timbul sebagai dampak pandemi terhadap pertumbuhan kredit yang diberikan, bank tetap memfokuskan penyaluran kredit bagi nasabah yang sehat. Penurunan kredit yang diberikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan kredit yang dikontribusikan oleh perlambatan pertumbuhan perekonomian di Indonesia dan penerapan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas portofolio kredit.
Posisi likuiditas bank juga terjaga dengan baik dibuktikan dengan rasio likuiditas LDR optimum sebesar 80,7% di bulan Juni 2020 dan rasio CASA yang cukup kuat sebesar 52,1%. Pertumbuhan tabungan dan giro sebesar 11% yoy menunjukkan bahwa Pemata terus memainkan peranan penting.
Direktur Utama Permata Bank Ridha D.M. Wirakusumah mengatakan, di semester I ini pihaknya bersyukur dapat tetap menjaga pertumbuhan laba operasional sebelum pencadangan, didukung dengan posisi likuiditas dan permodalan yang kuat.
"Bangkok Bank sebagai pemegang saham pengendali yang baru sangat berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan bisnis Permata dalam jangka panjang, dengan sinergi bisnis yang menyeluruh baik di sektor UMKM maupun korporasi," kata Ridha dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Selasa (18/8/2020).
Permata mencatatkan pendapatan operasional sebelum pencadangan sebesar Rp1,7 triliun, tumbuh 24,2% year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Permata juga terus mengupayakan disiplin dalam manajemen biaya operasional, sehingga rasio efisiensi juga menunjukkan perbaikan dengan rasio cost to nncome ratio (CIR) tercatat sebesar 58,7%, membaik secara signifikan dibandingkan posisi tahun lalu sebesar 62,8%.( Baca juga:Bangun Jalan Tol Terpanjang di Indonesia, Hutama Karya Pakai Produk Lokal )
Sejalan dengan prinsip kehati-hatian dalam menghadapi dampak pandemi, di semester I Permata telah mengalokasikan biaya pencadangan penurunan kualitas aset yang cukup signifikan sebesar Rp1,1 triliun dengan memperhitungkan potensi peningkatan kerugian kredit sebagai akibat dari perlambatan pertumbuhan perekonomian yang berdampak pada profil risiko portofolio kredit.
Di tengah tantangan yang timbul sebagai dampak pandemi terhadap pertumbuhan kredit yang diberikan, bank tetap memfokuskan penyaluran kredit bagi nasabah yang sehat. Penurunan kredit yang diberikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan kredit yang dikontribusikan oleh perlambatan pertumbuhan perekonomian di Indonesia dan penerapan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas portofolio kredit.
Posisi likuiditas bank juga terjaga dengan baik dibuktikan dengan rasio likuiditas LDR optimum sebesar 80,7% di bulan Juni 2020 dan rasio CASA yang cukup kuat sebesar 52,1%. Pertumbuhan tabungan dan giro sebesar 11% yoy menunjukkan bahwa Pemata terus memainkan peranan penting.
(uka)