Pilkada DKI Tak Pengaruhi Pasar Keuangan

Rabu, 19 April 2017 - 15:18 WIB
Pilkada DKI Tak Pengaruhi Pasar Keuangan
Pilkada DKI Tak Pengaruhi Pasar Keuangan
A A A
JAKARTA - Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, meski faktor Pilkada DKI Jakarta turut memengaruhi sentimen wait and see di pasar keuangan, namun dampaknya tidak terlalu signifikan.

"Capital inflow yang cukup besar pada pasar saham dan obligasi menunjukkan bahwa investor percaya bahwa fundamental ekonomi Indonesia semakin membaik," katanya saat dihubungi, Jakarta, Rabu (19/4/2017).

Data neraca perdagangan yang dirilis BPS pada awal pekan pada kuartal I/2017 tercatat surplus sebesar USD3,93 miliar, terbesar dibanding kuartal I dalam lima tahun terakhir, yang mengindikasikan penurunan defisit Current Account pada kuartal I tahun ini.

"Menurut saya dampak Pilkada berpengaruh pada peningkatan pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) pada pertumbuhan ekonomi," papar Josua.

Peningkatan pertumbuhan LNPRT didorong oleh peningkatan kegiatan ormas dan parpol untuk persiapan dan kampanye Pilkada. Di samping itu, dalam penantian hasil Pilkada, investasi swasta cenderung tertunda karena dapat berpengaruh pada business plan dari investasi tersebut.

Dia mengatakan, siapapun gubernur DKI yang terpilih diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi DKI ke depannya, pemerintah DKI perlu menjaga daya beli masyarakat dengan menjaga stabilitas harga/inflasi mengingat konsumsi rumah tangga masih berkontribusi paling besar dari sisi pengeluaran.

Selain itu, belanja pemerintah perlu didorong sedemikian sehingga dapat lebih berkualitas yang dapat mendorong pertumbuhan. "Jika dilihat dari gini ratio DKI, dalam setahun terakhir gini ratio menurun dari 0,421 menjadi 0,397 per september 2016, mengindikasikan pemerataan pembangunan DKI semakin membaik," tuturnya.

Sementara, jika dilihat dari lapangan usaha, tiga sektor yang berkontribusi paling besar antara lain Perdagangan Besar dan Eceran (16,5% dari total PDB), industri pengolahan (13,55% dari total PDB), konstruksi (12,88% total PDB).

"Ketiga sektor ini perlu dapat perhatian khusus dari Pemda DKI secara khusus perizinan atau insentif yang dapat diberikan pada investor. sedemikian sehingga pertumbuhan DKI lebih sustainable lagi kedepannya," kata Josua.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6388 seconds (0.1#10.140)