BI Perkirakan Tingkat Konsumsi Masyarakat Menurun di Awal Tahun
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan, angka konsumsi masyarakat Indonesia pada kuartal 1 tahun 2017 menurun. Namun demikian, BI masih belum bisa memberikan angkanya karena masih menunggu rilis angka product domestic bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Asisten Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengungkapkan, saat ini BI masih melakukan survei-survei di lapangan terhadap faktor-faktor yang menunjang pertumbuhan ekonomi. "Kalau konsumsi, kita tunggu 5 Mei angka PDB nya akan keluar dari BPS," ungkapnya di Gedung BI, Kamis (20/4/2017).
"Jadi yang kita lakukan sekarang lebih kepada proyeksi berdasarkan data yang ada di lapangan. Kita belum bisa keluarkan berapa angka konsumsi proyeksi triwulan I/2017. Tapi beberapa indikasi menunjukan konsumsi kita menurun," sambungnya
Lebih lanjut dia menerangkan dengan menggunakan survei BI, menunjukkan penjualan ritel di Indonesia menyusut. Kemudian beberapa penjualan motor juga mengarah ke perlambatan. Selain itu menurutnya, data-data di ritel modern mengarah pada angka-angka yang cukup melemah di triwulan I.
"Tapi kita semua masih melihat kalau beberapa jndikator lainnya, misalnya semen sebagai gambaran di investasi dan konsumsi juga masih naik," terang dia.
Kondisi ini terang Dody menunjukkan, adanya kondisi yang bercampur meskipun tren pelemahan itu ada. Jika dibandingkan dengan triwulan empat tahun 2016, kemungkinannya akan sama bahkan cenderung meningkat.
"Kemungkinan itu masih sama atau sedikit meningkat, tapi terhadap perkiraan BI di awal tahun bisa saja ini lebih rendah. Tapi plis kita tungu resminya angkanya akan keluar dari BPS di minggu pertama Mei," pungkasnya
Asisten Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengungkapkan, saat ini BI masih melakukan survei-survei di lapangan terhadap faktor-faktor yang menunjang pertumbuhan ekonomi. "Kalau konsumsi, kita tunggu 5 Mei angka PDB nya akan keluar dari BPS," ungkapnya di Gedung BI, Kamis (20/4/2017).
"Jadi yang kita lakukan sekarang lebih kepada proyeksi berdasarkan data yang ada di lapangan. Kita belum bisa keluarkan berapa angka konsumsi proyeksi triwulan I/2017. Tapi beberapa indikasi menunjukan konsumsi kita menurun," sambungnya
Lebih lanjut dia menerangkan dengan menggunakan survei BI, menunjukkan penjualan ritel di Indonesia menyusut. Kemudian beberapa penjualan motor juga mengarah ke perlambatan. Selain itu menurutnya, data-data di ritel modern mengarah pada angka-angka yang cukup melemah di triwulan I.
"Tapi kita semua masih melihat kalau beberapa jndikator lainnya, misalnya semen sebagai gambaran di investasi dan konsumsi juga masih naik," terang dia.
Kondisi ini terang Dody menunjukkan, adanya kondisi yang bercampur meskipun tren pelemahan itu ada. Jika dibandingkan dengan triwulan empat tahun 2016, kemungkinannya akan sama bahkan cenderung meningkat.
"Kemungkinan itu masih sama atau sedikit meningkat, tapi terhadap perkiraan BI di awal tahun bisa saja ini lebih rendah. Tapi plis kita tungu resminya angkanya akan keluar dari BPS di minggu pertama Mei," pungkasnya
(akr)