LINK Tebar Dividen Rp96,8/Saham
LINK Tebar Dividen Rp96,8/Saham
A
A
A
JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Link Net Tbk (LINK) menyetujui untuk membagikan dividen tahun buku 2016. Besaran dividen diputuskan pada harga Rp96,8/lembar saham.
Jumlah itu setara 35% dari laba bersih 2016 sebesar Rp819 miliar atau sebesar Rp286,4 miliar. Langkah ini diambil perseroan sebagai penghargaan atas kepercayaan dan keyakinan kuat dari seluruh pemegang saham terhadap prospek masa depan dan kekuatan fundamental, serta penggunaan atas kas dan neraca.
Direktur Utama LINK Irwan Djaja mengatakan, rencana pembagian dividen itu sudah disetujui pemegang saham Link Net dalam acara rapat hari ini.
"Langkah ini diambil perusahaan sebagai penghargaan atas kepercayaan dan keyakinan yang kuat dari seluruh pemegang saham terhadap prospek masa depan dan kekuatan fundamental perseroan, serta penggunaan terbaik atas kas dan negara," ujarnya di Jakarta, Jumat (21/4/2017).
Sepanjang 2016, Link Net berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp2,95 triliun atau naik sekitar 15% dibanding tahun sebelumnya Rp2,56 triliun. Hal itu didukung dari pertumbuhan segmen residential dan korporasi.
Dengan pertumbuhan yang tinggi, Link Net mampu mempertahankan marjin laba yang sehat, dengan laba usaha 2016 sebesar Rp1,12 triliun, yang merupakan 38% dari total pendapatan, dan laba bersih sebesar Rp819 miliar, yang merupakan 28% dari total pendapatan.
Atas pencapaian ini, kata lrwan, di tengah tantangan kondisi makro ekonomi 2016, perusahaan berhasil menunjukkan pertumbuhan kuat dalam semua aspek bisnis. LINK mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan yang tinggi, mampu memanfaatkan keunggulan operasional dan berhasil mengelola biaya operasional dengan baik.
"Pertumbuhan pendapatan ini merefleksikan adanya potensi pasar yang besar karena tingkat penetrasi broadband di Indonesia saat ini masih rendah, kemampuan perseroan untuk fokus di pasar premium, dan keunggulan perseroan untuk bersaing, dalam menawarkan produk dan layanan inovatif dan berkualitas tinggi. Kami sangat optimis akan terus menghasilkan pertumbuhan dan laba yang berkelanjutan 2017, seiring membaiknya kondisi makro ekonomi," terang dia.
Jumlah itu setara 35% dari laba bersih 2016 sebesar Rp819 miliar atau sebesar Rp286,4 miliar. Langkah ini diambil perseroan sebagai penghargaan atas kepercayaan dan keyakinan kuat dari seluruh pemegang saham terhadap prospek masa depan dan kekuatan fundamental, serta penggunaan atas kas dan neraca.
Direktur Utama LINK Irwan Djaja mengatakan, rencana pembagian dividen itu sudah disetujui pemegang saham Link Net dalam acara rapat hari ini.
"Langkah ini diambil perusahaan sebagai penghargaan atas kepercayaan dan keyakinan yang kuat dari seluruh pemegang saham terhadap prospek masa depan dan kekuatan fundamental perseroan, serta penggunaan terbaik atas kas dan negara," ujarnya di Jakarta, Jumat (21/4/2017).
Sepanjang 2016, Link Net berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp2,95 triliun atau naik sekitar 15% dibanding tahun sebelumnya Rp2,56 triliun. Hal itu didukung dari pertumbuhan segmen residential dan korporasi.
Dengan pertumbuhan yang tinggi, Link Net mampu mempertahankan marjin laba yang sehat, dengan laba usaha 2016 sebesar Rp1,12 triliun, yang merupakan 38% dari total pendapatan, dan laba bersih sebesar Rp819 miliar, yang merupakan 28% dari total pendapatan.
Atas pencapaian ini, kata lrwan, di tengah tantangan kondisi makro ekonomi 2016, perusahaan berhasil menunjukkan pertumbuhan kuat dalam semua aspek bisnis. LINK mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan yang tinggi, mampu memanfaatkan keunggulan operasional dan berhasil mengelola biaya operasional dengan baik.
"Pertumbuhan pendapatan ini merefleksikan adanya potensi pasar yang besar karena tingkat penetrasi broadband di Indonesia saat ini masih rendah, kemampuan perseroan untuk fokus di pasar premium, dan keunggulan perseroan untuk bersaing, dalam menawarkan produk dan layanan inovatif dan berkualitas tinggi. Kami sangat optimis akan terus menghasilkan pertumbuhan dan laba yang berkelanjutan 2017, seiring membaiknya kondisi makro ekonomi," terang dia.
(izz)
Explore More