OJK Fasilitasi Rencana Pembukaan Kantor Cabang BNI di Melbourne
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia saat ini tengah membahas rencana pembukaan kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk atau BNI di Melbourne, Australia.
Rencana pembukaan cabang BNI di Melbourne menjadi salah satu topik dalam pertemuan bisnis Pemerintah Negara Bagian Victoria yang dihadiri Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad dan Menteri Keuangan Negara Bagian Victoria Tim Pallas di Melbourne, Australia, Jumat.
"Pertemuan yang dihadiri para pengusaha Australia, perwakilan pengusaha Indonesia di Australia dan sejumlah pelajar Indonesia di Melbourne ini merupakan tindaklanjut dari nota kesepahaman antara OJK dengan Pemerintahan Negara Bagian Victoria yang telah dilakukan pada 16 Maret 2016," kata Muliaman dalam siaran pers di Jakarta.
Dia mengharapkan BNI bisa membuka kantor cabangnya dalam waktu dekat di Melbourne untuk memanfaatkan potensi keuangan di area tersebut khususnya dengan menyajikan layanan keuangan yang dibutuhkan oleh setiap bisnis dan kebutuhan WNI di Australia.
“OJK sudah menyampaikan kepada pemerintah di Victoria dan otoritas perbankan Australia untuk rencana pembukaan cabang BNI di Melbourne, sekarang tinggal BNI melanjutkan prosesnya,” ungkapnya.
Menurut Muliaman, hubungan ekonomi antara Indonesia dan Australia selama ini sudah berjalan baik dan memiliki potensi yang besar untuk semakin dikembangkan.
Direktur Treasury BNI Panji Irawan menuturkan, pihaknya akan mulai menyiapkan proses pengajuan ijin kepada otoritas perbankan di Australia dan berharap bisa mendapatkan ijin untuk membuka kantor cabang yang selain beroperasi untuk whole sale banking tetapi juga retail banking.
“Cepat lambatnya pendirian BNI di Melbourne tergantung pada perijinannya, harus ada ijin dari OJK dan otoritas dari Australia. Prosesnya akan segera kami mulai,” imbuh dia.
Menurut Panji, pihak BNI sudah melakukan studi kelayakan pendirian cabang di Melbourne, dan kesimpulannya kantor cabang yang dibuka selain melayani whole sale, juga bisa mengeluarkan produk dan jasa retail banking agar bisa menyerap kebutuhan pebisnis dan pelajar Indonesia di Australia.
Pada 2015, Indonesia berada dalam posisi kesepuluh tujuan export Australia dan berada dalam posisi 12 tujuan import Indonesia ke Australia. Nilai investasi Australia di Indonesia mencapai 8,4 miliar dolar Australia, dan nilai investasi Indonesia di Australia sebesar 1,4 miliar dolar Australia.
Di sektor wisata, sambung dia, Australia masih menjadi negara terbesar yang berkontribusi dalam kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yaitu sebesar 16,51%. Sementara berdasarkan data Kementerian Pendidikan Australia pada 2015, jumlah pelajar Indonesia di Australia mencapai 19.300 orang.
Rencana pembukaan cabang BNI di Melbourne menjadi salah satu topik dalam pertemuan bisnis Pemerintah Negara Bagian Victoria yang dihadiri Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad dan Menteri Keuangan Negara Bagian Victoria Tim Pallas di Melbourne, Australia, Jumat.
"Pertemuan yang dihadiri para pengusaha Australia, perwakilan pengusaha Indonesia di Australia dan sejumlah pelajar Indonesia di Melbourne ini merupakan tindaklanjut dari nota kesepahaman antara OJK dengan Pemerintahan Negara Bagian Victoria yang telah dilakukan pada 16 Maret 2016," kata Muliaman dalam siaran pers di Jakarta.
Dia mengharapkan BNI bisa membuka kantor cabangnya dalam waktu dekat di Melbourne untuk memanfaatkan potensi keuangan di area tersebut khususnya dengan menyajikan layanan keuangan yang dibutuhkan oleh setiap bisnis dan kebutuhan WNI di Australia.
“OJK sudah menyampaikan kepada pemerintah di Victoria dan otoritas perbankan Australia untuk rencana pembukaan cabang BNI di Melbourne, sekarang tinggal BNI melanjutkan prosesnya,” ungkapnya.
Menurut Muliaman, hubungan ekonomi antara Indonesia dan Australia selama ini sudah berjalan baik dan memiliki potensi yang besar untuk semakin dikembangkan.
Direktur Treasury BNI Panji Irawan menuturkan, pihaknya akan mulai menyiapkan proses pengajuan ijin kepada otoritas perbankan di Australia dan berharap bisa mendapatkan ijin untuk membuka kantor cabang yang selain beroperasi untuk whole sale banking tetapi juga retail banking.
“Cepat lambatnya pendirian BNI di Melbourne tergantung pada perijinannya, harus ada ijin dari OJK dan otoritas dari Australia. Prosesnya akan segera kami mulai,” imbuh dia.
Menurut Panji, pihak BNI sudah melakukan studi kelayakan pendirian cabang di Melbourne, dan kesimpulannya kantor cabang yang dibuka selain melayani whole sale, juga bisa mengeluarkan produk dan jasa retail banking agar bisa menyerap kebutuhan pebisnis dan pelajar Indonesia di Australia.
Pada 2015, Indonesia berada dalam posisi kesepuluh tujuan export Australia dan berada dalam posisi 12 tujuan import Indonesia ke Australia. Nilai investasi Australia di Indonesia mencapai 8,4 miliar dolar Australia, dan nilai investasi Indonesia di Australia sebesar 1,4 miliar dolar Australia.
Di sektor wisata, sambung dia, Australia masih menjadi negara terbesar yang berkontribusi dalam kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yaitu sebesar 16,51%. Sementara berdasarkan data Kementerian Pendidikan Australia pada 2015, jumlah pelajar Indonesia di Australia mencapai 19.300 orang.
(akr)