Analis Sebut Nilai Aset Bikin CPIN Tertarik Akuisisi 7-Eleven

Rabu, 26 April 2017 - 11:58 WIB
Analis Sebut Nilai Aset...
Analis Sebut Nilai Aset Bikin CPIN Tertarik Akuisisi 7-Eleven
A A A
JAKARTA - Toko ritel 7-Eleven kini telah berpindah kepemilikan dari PT Modern Internasional Tbk (MDRN) ke PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dengan nilai akuisisi sebesar Rp1 triliun.

(Baca Juga: Konsumen Terlalu Lama Nongkrong Picu 7-Eleven Bangkrut)

Meski dipandang kemahalan karena bisnisnya mulai meredup, namun ada beberapa keunggulan yang dimiliki 7-Eleven. Salah satunya yakni jumlah gerai masih cukup banyak.

"Mungkin ada sesuatu yang dilihat CPIN, sehingga dia tertarik ambil jaringan Sevel. Sementara untuk nilai Rp1 triliun mungkin mempertimbangkan nilai aset-aset yang dimiliki jaringan Sevel," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada kepada SINDOnews, Jakarta, Selasa (25/4/2017).

Bisa juga akan ada perubahan konsep dari CPIN terhadap bisnis 7-Eleven. Sebab, pola bisnis 7-Eleven di Indonesia dinilai kurang sesuai. (Baca Juga: 7-Eleven Tumbang Jadi Pelajaran Berharga Bisnis Waralaba)

"Sebenarnya bukan masalah mahalnya tapi memang konsep Sevel di sini kurang sesuai dengan tipikal orang kita. Kalau Sevel di luar kenapa bisa laku meski disediakan kursi, internet, dan lain-lain karena konsumennya bisa bolak-balik beli. Apalagi ada jualan birnya, itu bisa beberapa kali beli," katanya.

Semenetara di Indonesia, konsumen yang rata-rata anak muda hanya sekali belanja lalu nongkrong berjam-jam. Fenomena ini membebani biaya operasional.

"Beli snack dan minuman terus internetan gratis, mana ketutup cost-nya. Untuk saat ini kenaikan saham CPIN masih tipis karena pasar masih mencermati langkah-langkah CPIN dalam mengembangkan gerai sevel," imbuhnya.

Baca Juga:

Minim Terobosan Baru Bikin Gerai 7-Eleven Ditinggal Konsumen

Kelemahan Konsep Bisnis Sevel di Indonesia
Penyebab 7-Eleven Mulai Berguguran
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1541 seconds (0.1#10.140)