Laba Bersih Danamon Naik 29%
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Danamon Indonesia, Tbk (Danamon) membukukan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp1 triliun di kuartal pertama tahun 2017, atau tumbuh 29% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan ini didorong oleh sejumlah faktor. Pendapatan bunga bersih tumbuh 5% menjadi Rp3,5 trilliun karena turunnya biaya dana.
Direktur Utama Bank Danamon Indonesia, Sng Seow Wah mengatakan, rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio) tercatat membaik, yaitu sebesar 47,5% dibandingkan 48,3% pada setahun sebelumnya.
Pada periode yang sama, kualitas aset yang membaik menghasilkan penurunan 26% pada biaya kredit menjadi Rp831 miliar.
"Fokus Bank untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan melalui berbagai inisiatif transformasi terus menunjukkan hasil positif," kata dia di Jakarta, Rabu (26/4/2017).
Danamon juga meningkatkan kualitas asetnya melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko yang pruden serta proses collection dan credit recovery yang disiplin.
"Total Kredit Bermasalah (non-performing loans/NPL) turun 6% menjadi Rp3,8 triliun, pada saat NPL industri naik 20% dibandingkan setahun sebelumnya," terang dia.
Rasio Biaya Kredit (Cost of Credit Ratio) juga membaik menjadi 2,7% dari 3,6%. Sementara itu, kredit yang telah direstrukturisasi turun 10% menjadi Rp3,3 triliun.
Adapun rasio kredit bermasalah (Gross non-performing loans) Danamon tercatat pada 3,2%, yang masih di bawah batas yang ditentukan regulator yaitu 5%.
Sementara Fee income (Non-credit related) tumbuh 21% dari setahun sebelumnya. Fee income (tidak termasuk credit related fee) Danamon tercatat pada Rp295 miliar atau tumbuh sebesar 21% dibandingkan setahun sebelumnya.
"Pertumbuhan ini didukung oleh kontribusi net underwriting profit Adira Insurance yang tumbuh 29% menjadi Rp142 miliar, cash management yang tumbuh 2% menjadi Rp77 miliar, serta bancassurance yang tumbuh 32% menjadi Rp77 miliar," tandasnya.
Peningkatan ini didorong oleh sejumlah faktor. Pendapatan bunga bersih tumbuh 5% menjadi Rp3,5 trilliun karena turunnya biaya dana.
Direktur Utama Bank Danamon Indonesia, Sng Seow Wah mengatakan, rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio) tercatat membaik, yaitu sebesar 47,5% dibandingkan 48,3% pada setahun sebelumnya.
Pada periode yang sama, kualitas aset yang membaik menghasilkan penurunan 26% pada biaya kredit menjadi Rp831 miliar.
"Fokus Bank untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas layanan melalui berbagai inisiatif transformasi terus menunjukkan hasil positif," kata dia di Jakarta, Rabu (26/4/2017).
Danamon juga meningkatkan kualitas asetnya melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko yang pruden serta proses collection dan credit recovery yang disiplin.
"Total Kredit Bermasalah (non-performing loans/NPL) turun 6% menjadi Rp3,8 triliun, pada saat NPL industri naik 20% dibandingkan setahun sebelumnya," terang dia.
Rasio Biaya Kredit (Cost of Credit Ratio) juga membaik menjadi 2,7% dari 3,6%. Sementara itu, kredit yang telah direstrukturisasi turun 10% menjadi Rp3,3 triliun.
Adapun rasio kredit bermasalah (Gross non-performing loans) Danamon tercatat pada 3,2%, yang masih di bawah batas yang ditentukan regulator yaitu 5%.
Sementara Fee income (Non-credit related) tumbuh 21% dari setahun sebelumnya. Fee income (tidak termasuk credit related fee) Danamon tercatat pada Rp295 miliar atau tumbuh sebesar 21% dibandingkan setahun sebelumnya.
"Pertumbuhan ini didukung oleh kontribusi net underwriting profit Adira Insurance yang tumbuh 29% menjadi Rp142 miliar, cash management yang tumbuh 2% menjadi Rp77 miliar, serta bancassurance yang tumbuh 32% menjadi Rp77 miliar," tandasnya.
(ven)