PHE ONWJ Berdayakan Keterampilan Anak Jalanan di Tanjung Priok

Sabtu, 29 April 2017 - 01:09 WIB
PHE ONWJ Berdayakan Keterampilan Anak Jalanan di Tanjung Priok
PHE ONWJ Berdayakan Keterampilan Anak Jalanan di Tanjung Priok
A A A
JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE-ONWJ), anak usaha Pertamina memberdayakan anak jalanan menjadi trainer daur ulang sampah. Hal itu dilakukan PHE ONWJ setelah melakukan pemberdayaan secara intensif dengan memanfaatkan sampah non-B3 menjadi produk kreaktif yang bernilai tinggi.

"Dengan begitu anak jalanan tersebut kini ada yang menjadi trainer atau pelatih daur ulang sampah di berbagai daerah," kata Asisten Manager CSR PHE Agus Sudaryanto di Yayasan Kumala, Tanjung Priok Jakarta, Jumat (28/4/2017).

Menurut dia, di Tanjung Priok terdapat sekitar 461 orang PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) dimana sebanyak 25 orang anak jalanan diantaranya diberikan pelatihan untuk mengelola sampah non-B3. Potensi produksi sampah sampah tiap harinya di Jakarta Timur lebih dari 1.300 ton.

Selanjutnya, sampah yang didaur ulang anak jalanan ada yang menjadi produk kreaktif sehingga menghasilkan nilai ekonomi tinggi. Adapun produk yang dihasilkan itu antara lain, kertas daur ulang, tempat tissue, frame foto, undangan dan banyak kreasi lainnya.

Dia menambahkan untuk memberdayakan anak jalanan ini, ONWJ bekerja sama dengan Yayasan Kumala, Tanjung Priok. Yayasan Kumala didirikan tahun 2003 bertindak sebagai mediator, fasilitator, pendidik sekaligus wadah bagi anak jalanan agar dapat hidup secara mandiri.

Ia berharap program pemberdayaan yang dilakukan PHE kepada Yayasan Kumala dapat menjadi contoh kreativitas efektif untuk memberdayakan program anak jalanan khususnya di Jakarta dah wilayah lain. PHE ONWJ kini beroperasi di sepanjang pantai utara Cirebon-Jakarta telah lama memberdayakan anak jalanan di Wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Jika program seperti ini dilakukan juga di kota-kota lain, maka akan membantu pemerintah memecahkan masalah sosial dan lingkungan yang sekarang masih menjadi permasalahan perkotaan," ujarnya.

Pada kesempatan sama, Pendiri Yayasan Kumala Abah Dindin menuturkan anak jalanan yang dibina diberikan keterampilan, baik hard skill maupun soft skill, kepemimpinan, komunikasi, loyalitas dan integritas.

"Pada saat keahliannya bertambah, anak-anak tersebut berhenti jadi anak jalanan dan juga menjadi pengajar keterampilan daur ulang di berbagai daerah," tandas dia.

Dia melanjutkan anak binaan Pertamina menunjukkan transformasi pengelolaan sampah. "Dari yang biasa disebut dengan 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) berkembang menjadi 5 R (Reduce, Reuse, Recycle, Resale dan Reshare)," pungkas dia.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6405 seconds (0.1#10.140)