Masyarakat Diimbau Hindari Jalur Tol Jakarta-Cikampek
A
A
A
JAKARTA - Badan Usaha Jalan Tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengimbau masyarakat pengguna jalur tol menghindari jalur tol Koridor Jakarta-Cikampek. Pasalnya, beban lalu lintas di jalur tol ini sudah sangat sensitif terhadap gangguan berlalulintas, mengingat rasio kendaraan (V/C) sudah mencapai 1,3 atau sudah mengalami over capacity dari rasio maksimal 0,75.
Kepadatan kendaraan di jalur tersebut makin meningkat karena pengerjaan tiga proyek besar, yakni Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (elevated), Proyek LRT Lintas Pelayanan 3 Cawang-Bekasi Timur serta pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
General Manager Cabang Jakarta-Cikampek PT Jasa Marga, R. Kristianto mengatakan, pihaknya menghindari terhentinya lalu lintas di jalur tol Jakarta-Cikampek dengan cara memantau setiap saat kondisi jalur.
"Prinsip kami, lalu lintas bisa tetap bergerak dan jangan sampai berhenti. Tiga proyek itu tentunya akan bersinggungan dengan pengendara sehingga perlambatan pasti akan terjadi," kata dia pada jumpa pers di kantor Jasa Marga, Kamis (4/5/2017).
Sebagai informasi, proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) konsesinya dipegang oleh PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (PT JJC) yang merupakan anak perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Proyek jalan tol ini dianggap solusi dari masalah tingkat kepadatan Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang kian tinggi. Sehingga dibangun untuk memenuhi kebutuhan akan layanan lalu lintas yang semakin padat akibat pertumbuhan lalu lintas di Koridor Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Proyek akan berdiri di atas Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting sepanjang 36,4 km dari Simpang Susun Cikunir sampai dengan Simpang Susun Karawang Barat, dimana pembangunannya sudah dimulai sejak Maret 2017 dan diperkirakan selesai dua tahun mendatang.
Sedangkan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek, merupakan proyek pembangunan moda transportasi berbasis rel yang pembangunan prasarananya dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahap pertama, pembangunan LRT Jabodebek meliputi tiga lintas layanan, yakni Cibubur-Cawang sepanjang 14,5 km, Bekasi Timur-Cawang 18,5 km, dan Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 10,5 km. Saat ini, progres pembangunan LRT Jabodebek telah mencapai 15% dan ditargetkan selesai tahun 2019.
Proyek kereta cepat (high speed train/HST) Jakarta-Bandung merupakan proyek kereta cepat yang dikelola PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Proyek ini akan segera dibangun di sisi kanan kiri ruas utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting. Rute HST yang membentang dari Halim menuju Tegalluar sepanjang 142,3 km.
Proyek angkutan massal yang rencana konstruksinya selesai di akhir tahun 2019 ini akan berkontribusi signifikan dalam memindahkan kepadatan arus pergerakan orang dari Jakarta menuju Bandung atau sebaliknya.
Disamping itu, kehadiran kereta cepat Jakarta Bandung ini diyakini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sepanjang koridor yang dilaluinya, sebagai dampak pengembangan kawasan di wilayah Karawang, Walini, dan Tegalluar.
Ketiga proyek tersebut yang dilakukan berdampak pada kelancaran arus lalu lintas di Jalan Tol Jakarta Cikampek. Untuk membantu meminimalisir dampak kepadatan lalu lintas akibat kegiatan konstruksi, maka pelaksanaan proyek-proyek tersebut dibantu Konsultan Manajemen Konstruksi untuk mengintegrasikan kegiatan pekerjaan, metode pelaksanaan pekerjaan, mengkomunikasikan kegiatan yang berisiko mengganggu lalu lintas seperti mobilisasi material, alat berat, dan girder jembatan.
Kepadatan kendaraan di jalur tersebut makin meningkat karena pengerjaan tiga proyek besar, yakni Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (elevated), Proyek LRT Lintas Pelayanan 3 Cawang-Bekasi Timur serta pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
General Manager Cabang Jakarta-Cikampek PT Jasa Marga, R. Kristianto mengatakan, pihaknya menghindari terhentinya lalu lintas di jalur tol Jakarta-Cikampek dengan cara memantau setiap saat kondisi jalur.
"Prinsip kami, lalu lintas bisa tetap bergerak dan jangan sampai berhenti. Tiga proyek itu tentunya akan bersinggungan dengan pengendara sehingga perlambatan pasti akan terjadi," kata dia pada jumpa pers di kantor Jasa Marga, Kamis (4/5/2017).
Sebagai informasi, proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) konsesinya dipegang oleh PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (PT JJC) yang merupakan anak perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Proyek jalan tol ini dianggap solusi dari masalah tingkat kepadatan Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang kian tinggi. Sehingga dibangun untuk memenuhi kebutuhan akan layanan lalu lintas yang semakin padat akibat pertumbuhan lalu lintas di Koridor Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Proyek akan berdiri di atas Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting sepanjang 36,4 km dari Simpang Susun Cikunir sampai dengan Simpang Susun Karawang Barat, dimana pembangunannya sudah dimulai sejak Maret 2017 dan diperkirakan selesai dua tahun mendatang.
Sedangkan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek, merupakan proyek pembangunan moda transportasi berbasis rel yang pembangunan prasarananya dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Tahap pertama, pembangunan LRT Jabodebek meliputi tiga lintas layanan, yakni Cibubur-Cawang sepanjang 14,5 km, Bekasi Timur-Cawang 18,5 km, dan Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 10,5 km. Saat ini, progres pembangunan LRT Jabodebek telah mencapai 15% dan ditargetkan selesai tahun 2019.
Proyek kereta cepat (high speed train/HST) Jakarta-Bandung merupakan proyek kereta cepat yang dikelola PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Proyek ini akan segera dibangun di sisi kanan kiri ruas utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting. Rute HST yang membentang dari Halim menuju Tegalluar sepanjang 142,3 km.
Proyek angkutan massal yang rencana konstruksinya selesai di akhir tahun 2019 ini akan berkontribusi signifikan dalam memindahkan kepadatan arus pergerakan orang dari Jakarta menuju Bandung atau sebaliknya.
Disamping itu, kehadiran kereta cepat Jakarta Bandung ini diyakini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sepanjang koridor yang dilaluinya, sebagai dampak pengembangan kawasan di wilayah Karawang, Walini, dan Tegalluar.
Ketiga proyek tersebut yang dilakukan berdampak pada kelancaran arus lalu lintas di Jalan Tol Jakarta Cikampek. Untuk membantu meminimalisir dampak kepadatan lalu lintas akibat kegiatan konstruksi, maka pelaksanaan proyek-proyek tersebut dibantu Konsultan Manajemen Konstruksi untuk mengintegrasikan kegiatan pekerjaan, metode pelaksanaan pekerjaan, mengkomunikasikan kegiatan yang berisiko mengganggu lalu lintas seperti mobilisasi material, alat berat, dan girder jembatan.
(ven)