Rebel Beach Club Pirate Bidik Pasar Pembeli Gen Z
A
A
A
JAKARTA - Jaringan hotel Rebel Beach Club bermerek Le Pirate berencana memperluas bisnis mereka, baik di dalam negeri dan seluruh Asia. Le Pirate selalu tertantang untuk membangun hotel resor di lokasi tropis terpencil
Director Of Business Development Le Pirate Louka Taffin mengatakan, konsepnya adalah untuk menarik pilihan akomodasi dalam bentuk bungalow yang ramah lingkungan dan menakjubkan yang cepat dan hemat biaya untuk dibangun namun tidak menghancurkan pantai-pantai di pulau.
Lebih lanjut Louka menjelaskan hoteliers tradisional ini terobsesi oleh kamar tamu dan keramahan di hotel pub, adalah tentang bertemu dengan orang-orang, pergi ke lokal area dan bukan hanya tentang enlat dinding tempat tidur wisatawan.
"De Le Pirate kami tidak ingin hanya sekedar tempat tidur, kami ingin menjelajahi klub di pantai, pelancong yang datang akan memiliki denyut nadi dan tidak takut menggunakan fasilitas di Le Pirate," katanya.
Dia menambahkan saat ini, merk untuk ekspansi jelas merupakan titik perbedan untuk dapat membuat klub hotel di pantai pra fabrikasi dan memasang pada tempatnya secara lengkap dalam waktu kurang dari enam bulan saja dari awal sampai akhir. Menurutnya momentum selanjutnya datang dengan dibukanya sebuah properti yang lebih besar di Gili Trawangan dan yang terakhir destinasi padat Labuan Bajo di Flores.
Seperti diketahui Le Pirate memiliki 3 hotel resor bujet di Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Flores. Sejak awal hotel klub pantai Le Pirate yang pertama di Nusa Ceningan di lepas pantai Bali mengumpulkan reputasi kuat dengan menggunakan media sosial dan perangkat smartphone seperti photo, video, youtube, Facebook, twitter dan media sosial lainnya.
Sedangkan untuk beralih ke kapal cruise, diberi label sebagai explorer, Louka mengatakan dirinya ingin mengambil salah satu atribut utama di Indonesia, lautan spektakuler dan banyak pulau dan membuat mereka lebih mudah diakses secara menyenangkan dengan cara yang otentik dan alami.
Diterangkan olehnya wisatawan pada usia berapapun masih memiliki impian masa kecil untuk menjadi bajak laut dan klub serta kapal pesiar. "Kami dimaksudkan untuk mengembalikan sensasi, getaran dan petualangan untuk keluar dari empat dinding hotel yang sama. Kami tidak hanya memukul pasar milinial kami membangun merek yang juga sesuai dengan Gen-Z," tukasnya.
Director Of Business Development Le Pirate Louka Taffin mengatakan, konsepnya adalah untuk menarik pilihan akomodasi dalam bentuk bungalow yang ramah lingkungan dan menakjubkan yang cepat dan hemat biaya untuk dibangun namun tidak menghancurkan pantai-pantai di pulau.
Lebih lanjut Louka menjelaskan hoteliers tradisional ini terobsesi oleh kamar tamu dan keramahan di hotel pub, adalah tentang bertemu dengan orang-orang, pergi ke lokal area dan bukan hanya tentang enlat dinding tempat tidur wisatawan.
"De Le Pirate kami tidak ingin hanya sekedar tempat tidur, kami ingin menjelajahi klub di pantai, pelancong yang datang akan memiliki denyut nadi dan tidak takut menggunakan fasilitas di Le Pirate," katanya.
Dia menambahkan saat ini, merk untuk ekspansi jelas merupakan titik perbedan untuk dapat membuat klub hotel di pantai pra fabrikasi dan memasang pada tempatnya secara lengkap dalam waktu kurang dari enam bulan saja dari awal sampai akhir. Menurutnya momentum selanjutnya datang dengan dibukanya sebuah properti yang lebih besar di Gili Trawangan dan yang terakhir destinasi padat Labuan Bajo di Flores.
Seperti diketahui Le Pirate memiliki 3 hotel resor bujet di Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Flores. Sejak awal hotel klub pantai Le Pirate yang pertama di Nusa Ceningan di lepas pantai Bali mengumpulkan reputasi kuat dengan menggunakan media sosial dan perangkat smartphone seperti photo, video, youtube, Facebook, twitter dan media sosial lainnya.
Sedangkan untuk beralih ke kapal cruise, diberi label sebagai explorer, Louka mengatakan dirinya ingin mengambil salah satu atribut utama di Indonesia, lautan spektakuler dan banyak pulau dan membuat mereka lebih mudah diakses secara menyenangkan dengan cara yang otentik dan alami.
Diterangkan olehnya wisatawan pada usia berapapun masih memiliki impian masa kecil untuk menjadi bajak laut dan klub serta kapal pesiar. "Kami dimaksudkan untuk mengembalikan sensasi, getaran dan petualangan untuk keluar dari empat dinding hotel yang sama. Kami tidak hanya memukul pasar milinial kami membangun merek yang juga sesuai dengan Gen-Z," tukasnya.
(akr)