Pemerintah Diperkirakan Masih Akan Aktif Impor Pangan
A
A
A
JAKARTA - Aktivitas impor pemerintah untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok dalam negeri menurut Ketua Ikatan Alumi BPPT sekaligus Anggota Dewan Kehormatan Ikatan Alumni Program Habibie, Anton Adibroto masih akan terus terjadi. Pasalnya pemerintah disebut memiliki kerja sama dengan importir.
(Baca Juga: Target Swasembada Pangan Terbebani Impor
Dia menambahkan dikhawatirkan, jika pemerintah menutup keran impor. Maka yang akan mengeluhkan hal tersebut adalah asosiasi importir yang selama ini mendapatkan keuntungan dari kegiatan impor negara.
"Ya, karena importir-importir ini, mereka juga cari pekerjaan dan penghasilan kan. Mereka tentu ada kerja sama dengan pemerintah. Kalau mereka tidak ada kegiatan, mereka tidak ada pemasukan," jelas Anton di Jakarta, Sabtu (13/5/2017).
Sampai saat ini, pemerintah masih aktif dalam melakukan impor buah, jagung dan kedelai. Bahkan kedelai masih banyak diimpor untuk membuat Tempe dan tahu berkualitas tinggi. Di tengah derasnya impor, terang dia sebenarnya masyarakat Indonesia tidak terlalu menuntut banyak atas produk impor yang berkualitas.
"Masyarakat kita enggak terlalu nuntut banyak, artinya, mereka akan makan juga makanan yang tidak impor. Cuma mungkin pemerintahnya saja yang terlalu beraksi," paparnya.
Seharusnya dia mengutarakan, untuk menekan impor dan mulai membangun swasembada, pemerintah harus bisa sosialisasi ke masyarakat bahwa segala bentuk kebutuhan, bisa disediakan oleh negara. "Tapi juga kalau kita impor kan, kita cuma konsumsi saja, tidak produksi. Nah konsepnya, kita ini kan, bagaimana meyakinkan masyarakat bahwa sayur dan buah serta yang lainnya tersedia di dalam. Jadi tidak perlu impor," pungkas dia.
(Baca Juga: Target Swasembada Pangan Terbebani Impor
Dia menambahkan dikhawatirkan, jika pemerintah menutup keran impor. Maka yang akan mengeluhkan hal tersebut adalah asosiasi importir yang selama ini mendapatkan keuntungan dari kegiatan impor negara.
"Ya, karena importir-importir ini, mereka juga cari pekerjaan dan penghasilan kan. Mereka tentu ada kerja sama dengan pemerintah. Kalau mereka tidak ada kegiatan, mereka tidak ada pemasukan," jelas Anton di Jakarta, Sabtu (13/5/2017).
Sampai saat ini, pemerintah masih aktif dalam melakukan impor buah, jagung dan kedelai. Bahkan kedelai masih banyak diimpor untuk membuat Tempe dan tahu berkualitas tinggi. Di tengah derasnya impor, terang dia sebenarnya masyarakat Indonesia tidak terlalu menuntut banyak atas produk impor yang berkualitas.
"Masyarakat kita enggak terlalu nuntut banyak, artinya, mereka akan makan juga makanan yang tidak impor. Cuma mungkin pemerintahnya saja yang terlalu beraksi," paparnya.
Seharusnya dia mengutarakan, untuk menekan impor dan mulai membangun swasembada, pemerintah harus bisa sosialisasi ke masyarakat bahwa segala bentuk kebutuhan, bisa disediakan oleh negara. "Tapi juga kalau kita impor kan, kita cuma konsumsi saja, tidak produksi. Nah konsepnya, kita ini kan, bagaimana meyakinkan masyarakat bahwa sayur dan buah serta yang lainnya tersedia di dalam. Jadi tidak perlu impor," pungkas dia.
(akr)