Ekspor Jawa Tengah Menurun Jadi USD452,93 Juta

Senin, 15 Mei 2017 - 23:34 WIB
Ekspor Jawa Tengah Menurun Jadi USD452,93 Juta
Ekspor Jawa Tengah Menurun Jadi USD452,93 Juta
A A A
SEMARANG - Nilai ekspor Jawa Tengah sepanjang April 2017 menurun dibanding bulan sebelumnya. Badan Pusat Statistik mencatat ekspor Jawa Tengah selama April tercatat mencapai USD452,93 juta, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD523,72 juta.

"Nilai ekspor ke tiga negara tujuan utama, masing-masing Amerika Serikat, Jepang dan China mengalami penurunan," kata Kepala BPS Jawa Tengah, Margo Yuwono, Senin (15/5/2017).

Menurut dia, penurunan tersebut dipengaruhi oleh turunnya ekspor komoditas migas dan non migas. Pada komoditas non-migas, terjadi penurunan sekitar 13,91% pada April 2017 dibanding bulan sebelumnya. "Ekspor non-migas menguasai 96,37 % nilai ekspor Jawa Tengah," katanya.

BPS mencatat tiga kelompok komoditas dengan nilai ekspor tertinggi selama periode Januari hingga April 2017, yakni tekstil dan barang tekstil, kayu dan barang dari kayu, serta berbagai barang hasil pabrik.

Dari ketiga komoditas tersebut terlihat penurunan tertinggi nilai ekspor selama April 2017 pada komoditas tekstil dan barang tekstil sebesar USD32,38 juta.

Sementara kenaikan tertinggi ekspor selama April dialami komoditas alas kaki, tutup kepala, payung, payung panas, tongkat jalan, tongkat duduk, cambuk, bulu unggas olahan, bunga tiruan, serta barang dari rambut manusia.

Adapun ekspor komoditas migas mengalami penurunan sebesar 0,96%, dari USD15,98 juta pada bulan Maret 2017 menjadi USD15,82 juta pada April 2017.

Selain penurunan pada nilai ekspor, lanjut dia, penurunan juga terjadi pada nilai impor Jawa Tengah. Selama April 2017, tercatat nilai impor sebesar USD757,86 juta, turun dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD888,03 juta.

Penurunan itu sendiri disebabkan oleh turunnya nilai impor komoditas migas sebesar 38,24% dibanding bulan sebelumnya. Sementara nilai impor komoditas non-migas justru mengalami peningkatan sebesar 6,34%.

Dia menjelaskan China masih menjadi negara pemasok utama barang impor ke Jawa Tengah. "Nilai impor produk asal China mencapai USD199,69 juta," katanya. Nilai impor tersebut mengalami kenaikan jika dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD178,11 juta.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jateng, Sri Herawati menambahkan, nilai ekspor akan meningkat jika perekonomian negara tujuan membaik. "Faktor yang mendorong ekspor adalah situasi membaik maka mendorong permintaan barang ekspor," ujarnya.

Faktor lain, lanjut dia, adalah daya saing produk Indonesia termasuk Jateng semakin bagus. Negara tujuan akan memilih produk dari Indonesia dan mengurangi permintaan dari negara eksportir lainnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5062 seconds (0.1#10.140)