Pedagang Pasar Johar Khawatir Pembangunan Molor
A
A
A
SEMARANG - Para pedagang Pasar Johar yang direlokasi di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) mulai dilanda keresahan, menyusul belum adanya kepastian pencairan bantuan Pemerintah Pusat untuk pembangunan Pasar Johar yang ludes terbakar pada 2016 lalu.
Keresahana itu bukan tanpa alasan. Para pedagang khawatir dengan tak kunjung cairnya dana bantuan dari Pemerintah Pusat akan memperlambat pembangun Pasar Johar, dan mengakibatkan para pedagang semakin lama bertahan di lokasi relokasi.
Salah satu pengurus PPJP MAJT, Suparno mengatakan, sejak mulai menempati lokasi relokasi pada Maret 2016, para pedagang cukup menderita. Selain karena lokasinya yang kurang layak, masyarakat yang datang ke lokasi relokasi juga tidak sebanyak dulu.
Oleh karena itu, para pedagang berharap Pemkot segera membangunkan Pasar Johar Baru, supaya para pedagang bisa kembali berjualan secara normal. ”Selama di tempat relokasi para pedagang mengeluh karena sepinya pengunjung,” katanya, Senin (15/5/2017).
Menurut dia, pembangunan Pasar Johar Baru sudah sangat dinanti-nanti oleh para pedagang. Mereka ingin segera bisa kembali ke lokasi semula, memulai kembali berdagang seperti dulu.
Di sisi lain, para pedagang juga mengharapkan, pemerintah membersihkan aktivitas perdagangan di kawasan Pasar Johar atau jalan Agus Salim. Jika masih seperti saat ini, dapat dipastikan relokasi pedagang MAJT akan kalah dan sepi pembeli. “Pasti kami akan kalah karena pembeli akan lari ke kawasan Johar karena lebih mudah aksesnya,” ujar Suparno.
Jamaludin Malik, salah satu pedagang pakaian mengakui, kondisi Pasar Johar relokasi sangat sepi pengunjung. Sepinya pengunjung karena lokasi relokasi memiliki akses relatif jauh dari Jalan Soekarno-Hatta dan tidak ada transportasi. Para pengunjung yang tidak membawa kendaraan, jadi enggan untuk berjalan kaki karena kondisinya yang panas.
“Dulu pemerintah menjanjikan akan ada transportasi dan juga membuatkan jalan tembus, tapi sampai sekarang hal itu belum terwujud,” katanya.
Untuk diketahui, pembangunan Pasar Johar Baru, yang dimulai tahun ini rencananya mendapatkan bantuan dari Pemerintah Pusat, namun hingga rencana pembangunan dimulai tahun ini, bantuan tersebut belum kunjung turun.
Sekretaris Dinas Tata Ruang Kota Semarang Irwansyah mengatakan, saat ini anggaran yang ada baru Rp50 miliar dari APBD Kota Semarang. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan tahap pertama berupa perkuatan tiang bangunan cagar budaya.
“Pembangunan Pasar Johar akan dibangun selama tiga tahun, 2017-2019. Dan pembangunan dibuat empat lantai. Tahap pertama, telah disiapkan anggaran Rp50 miliar untuk perkuatan tiang cagar budaya Pasar Johar. Tahap lelang akan segera dilakukan sekitar Juli 2017. Ini sudah mulai pembangunan," terangnya.
Keresahana itu bukan tanpa alasan. Para pedagang khawatir dengan tak kunjung cairnya dana bantuan dari Pemerintah Pusat akan memperlambat pembangun Pasar Johar, dan mengakibatkan para pedagang semakin lama bertahan di lokasi relokasi.
Salah satu pengurus PPJP MAJT, Suparno mengatakan, sejak mulai menempati lokasi relokasi pada Maret 2016, para pedagang cukup menderita. Selain karena lokasinya yang kurang layak, masyarakat yang datang ke lokasi relokasi juga tidak sebanyak dulu.
Oleh karena itu, para pedagang berharap Pemkot segera membangunkan Pasar Johar Baru, supaya para pedagang bisa kembali berjualan secara normal. ”Selama di tempat relokasi para pedagang mengeluh karena sepinya pengunjung,” katanya, Senin (15/5/2017).
Menurut dia, pembangunan Pasar Johar Baru sudah sangat dinanti-nanti oleh para pedagang. Mereka ingin segera bisa kembali ke lokasi semula, memulai kembali berdagang seperti dulu.
Di sisi lain, para pedagang juga mengharapkan, pemerintah membersihkan aktivitas perdagangan di kawasan Pasar Johar atau jalan Agus Salim. Jika masih seperti saat ini, dapat dipastikan relokasi pedagang MAJT akan kalah dan sepi pembeli. “Pasti kami akan kalah karena pembeli akan lari ke kawasan Johar karena lebih mudah aksesnya,” ujar Suparno.
Jamaludin Malik, salah satu pedagang pakaian mengakui, kondisi Pasar Johar relokasi sangat sepi pengunjung. Sepinya pengunjung karena lokasi relokasi memiliki akses relatif jauh dari Jalan Soekarno-Hatta dan tidak ada transportasi. Para pengunjung yang tidak membawa kendaraan, jadi enggan untuk berjalan kaki karena kondisinya yang panas.
“Dulu pemerintah menjanjikan akan ada transportasi dan juga membuatkan jalan tembus, tapi sampai sekarang hal itu belum terwujud,” katanya.
Untuk diketahui, pembangunan Pasar Johar Baru, yang dimulai tahun ini rencananya mendapatkan bantuan dari Pemerintah Pusat, namun hingga rencana pembangunan dimulai tahun ini, bantuan tersebut belum kunjung turun.
Sekretaris Dinas Tata Ruang Kota Semarang Irwansyah mengatakan, saat ini anggaran yang ada baru Rp50 miliar dari APBD Kota Semarang. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan tahap pertama berupa perkuatan tiang bangunan cagar budaya.
“Pembangunan Pasar Johar akan dibangun selama tiga tahun, 2017-2019. Dan pembangunan dibuat empat lantai. Tahap pertama, telah disiapkan anggaran Rp50 miliar untuk perkuatan tiang cagar budaya Pasar Johar. Tahap lelang akan segera dilakukan sekitar Juli 2017. Ini sudah mulai pembangunan," terangnya.
(ven)