Tingkatkan Kualitas, Wilmar Lakukan Replanting 5.000 Ha per Tahun
A
A
A
AGAM - Wilmar Plantation International tidak berhenti untuk terus melakukan replanting (tanam ulang) pada perkebunan sawit di Indonesia. Replanting yang dilakukan perseroan seluas 5.000 hektare (ha) atau 5% setiap tahun dari total 180 ribu ha kebun sawit yang dimiliki Wilmar di Indonesia.
Replanting sudah dilakukannya sejak beberapa tahun lalu secara bertahap sesuai usia pohon. "Kalau untuk wilayah Sumatra Barat saja replanting sejak 2008 sampai 2016 seluas 20 ribu hektare. Target tahun ini sampai 2021 sebanyak 20 ribu hektare," kata Head Plantation Indonesia Wilmar Group Gucharan Singh di Agam, Sumatera Barat, Kamis (18/2/2017).
Dia menuturkan, replanting akan dilakukan jika pohon sudah memasuki usia 25-30 tahun, dimana usia tersebut kualitas dan produktivitas pohon sawit mulai menurun. Untuk itu pihaknya terus menyiapkan puluhan ribu bibit sawit yang siap untuk replanting. "Biaya replanting Rp55 juta per hektare," ucap dia.
Seperti yang dilakukan Wilmar melalui anak usaha PT AMP Plantation sengan luas tanam 7.000 ha, menyiapkan lahan seluas 11 ha untuk pembibitan atau 11 ribu bibit per ha. Bibit-bibit tersebut sudah siap untuk ditanam secara bertahap menggantikan pohon sawit yang sudah waktunya diganti.
Estate Manager AMP Plantation Sutanto mengatakan, pohon sawit baru akan menghasilkan buah untuk dipanen jika sudah masuk usia tiga tahun. Saat ini AMP Plantation berhasil memanen sawit sekitar 400 ton setiap hari atau sekitar 12.000 ton setiap bulan dari 7.000 ha perkebunan sawit tersebut.
"Panen ini setiap sepuluh hari sekali secara bertahap bergantian, sehingga bisa panen setiap hari. Kalau kita sedang melakukan replanting memang ada penurunan hasil panen tapi itu tidak signifikan hanya sebagian kecil karena kita tiap hari terus panen," ujar Sutanto.
Selain itu, pihaknya juga mengajak warga sekitar untuk bermitra dengan cara sistem plasma. Dari total 23 ribu ha di seluruh perkebunan sawit milik Wilmar di Sumbar, yang dijadikan plasma sebanyak 10 ribu ha. "Itu artinya kita memang peduli dengan masyarakat sekitar untuk bersama-sama mengembangkan sawit," imbuhnya.
Replanting sudah dilakukannya sejak beberapa tahun lalu secara bertahap sesuai usia pohon. "Kalau untuk wilayah Sumatra Barat saja replanting sejak 2008 sampai 2016 seluas 20 ribu hektare. Target tahun ini sampai 2021 sebanyak 20 ribu hektare," kata Head Plantation Indonesia Wilmar Group Gucharan Singh di Agam, Sumatera Barat, Kamis (18/2/2017).
Dia menuturkan, replanting akan dilakukan jika pohon sudah memasuki usia 25-30 tahun, dimana usia tersebut kualitas dan produktivitas pohon sawit mulai menurun. Untuk itu pihaknya terus menyiapkan puluhan ribu bibit sawit yang siap untuk replanting. "Biaya replanting Rp55 juta per hektare," ucap dia.
Seperti yang dilakukan Wilmar melalui anak usaha PT AMP Plantation sengan luas tanam 7.000 ha, menyiapkan lahan seluas 11 ha untuk pembibitan atau 11 ribu bibit per ha. Bibit-bibit tersebut sudah siap untuk ditanam secara bertahap menggantikan pohon sawit yang sudah waktunya diganti.
Estate Manager AMP Plantation Sutanto mengatakan, pohon sawit baru akan menghasilkan buah untuk dipanen jika sudah masuk usia tiga tahun. Saat ini AMP Plantation berhasil memanen sawit sekitar 400 ton setiap hari atau sekitar 12.000 ton setiap bulan dari 7.000 ha perkebunan sawit tersebut.
"Panen ini setiap sepuluh hari sekali secara bertahap bergantian, sehingga bisa panen setiap hari. Kalau kita sedang melakukan replanting memang ada penurunan hasil panen tapi itu tidak signifikan hanya sebagian kecil karena kita tiap hari terus panen," ujar Sutanto.
Selain itu, pihaknya juga mengajak warga sekitar untuk bermitra dengan cara sistem plasma. Dari total 23 ribu ha di seluruh perkebunan sawit milik Wilmar di Sumbar, yang dijadikan plasma sebanyak 10 ribu ha. "Itu artinya kita memang peduli dengan masyarakat sekitar untuk bersama-sama mengembangkan sawit," imbuhnya.
(ven)