IATA Targetkan Pendapatan Meningkat 30%
A
A
A
JAKARTA - PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA) menargetkan pendapatan meningkat 30% tahun ini dibanding tahun lalu. Pada 2016, perseroan meraih pendapatan USD16,27 juta dan tahun ini ditarget USD21,05 juta.
(Baca Juga: Beli Pesawat Baru, IATA Siapkan Capex USD100 Juta)
Wakil Presiden Direktur IATA Wishnu Handoyono mengatakan, prospek pertumbuhan industri transportasi udara sangat cemerlang. Indonesia dengan 250 juta penduduk dengan wilayah mencakup sebaran 17.000 pulau butuh transportasi udara yang menawarkan kecepatan dan jangkauan.
"Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan pasar penumpang angkutan udara terbesar kelima di dunia. Indonesia akan memasuki 10 besar pada 2020 dan lima besar pada 2034," ujarnya di Jakarta, Senin (29/5/2017).
Wishnu menuturkan, sektor contract charter minyak dan gas menyumbang pendapatan terbesar pada 2016 yaitu USD10,21 juta setara dengan 62,77% dari total pendapatan. Disusul sektor pelabuhan batu bara USD3,1 juta setara dengan 19,66%.
Kemudian sektor spot charter sebesar USD2,85 juta sekira 17,57 % dari pendapatan. Dengan target pertumbuhan sebesar 30%, maka masing-masing sektor juga ditargetkan meningkat.
Sektor contract charter minyak dan gas ditargetkan naik 19% menjadi USD12,2 juta. Untuk pelabuhan batu bara, Wishnu optimis dapat naik sekitar 100% menjadi USD6 juta.
Selanjutnya, sektor spot charter ditargetkan stabil. "Secara fundamental batu bara memiliki potensi harga yang lebih positif dibanding komoditas utama lainnya. Sepanjang 2016 harganya melonjak 101,87%," tutur Wishnu.
(Baca Juga: Beli Pesawat Baru, IATA Siapkan Capex USD100 Juta)
Wakil Presiden Direktur IATA Wishnu Handoyono mengatakan, prospek pertumbuhan industri transportasi udara sangat cemerlang. Indonesia dengan 250 juta penduduk dengan wilayah mencakup sebaran 17.000 pulau butuh transportasi udara yang menawarkan kecepatan dan jangkauan.
"Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan pasar penumpang angkutan udara terbesar kelima di dunia. Indonesia akan memasuki 10 besar pada 2020 dan lima besar pada 2034," ujarnya di Jakarta, Senin (29/5/2017).
Wishnu menuturkan, sektor contract charter minyak dan gas menyumbang pendapatan terbesar pada 2016 yaitu USD10,21 juta setara dengan 62,77% dari total pendapatan. Disusul sektor pelabuhan batu bara USD3,1 juta setara dengan 19,66%.
Kemudian sektor spot charter sebesar USD2,85 juta sekira 17,57 % dari pendapatan. Dengan target pertumbuhan sebesar 30%, maka masing-masing sektor juga ditargetkan meningkat.
Sektor contract charter minyak dan gas ditargetkan naik 19% menjadi USD12,2 juta. Untuk pelabuhan batu bara, Wishnu optimis dapat naik sekitar 100% menjadi USD6 juta.
Selanjutnya, sektor spot charter ditargetkan stabil. "Secara fundamental batu bara memiliki potensi harga yang lebih positif dibanding komoditas utama lainnya. Sepanjang 2016 harganya melonjak 101,87%," tutur Wishnu.
(izz)