Kemenhub Siapkan 91 Bus dari Mal dan Hotel ke Bandara Soetta
A
A
A
JAKARTA - Mengantisipasi semakin membludaknya jumlah kendaraan ke Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Kementerian Perhubungan bersama Badan Pengelolah Transportasi Jakarta (BPTJ) menyiapkan 91 bus setiap harinya dari sejumlah hotel dan mal untuk penumpang pesawat.
Nantinya bus ini akan mengakomodir kebutuhan penumpang akan transportasi menuju bandara. Tarif hanya Rp50 ribu sekali pemberangkatan diharapkan akan mengurangi penumpukan kendaraan dari dan menuju Bandara Soetta.
Kepala BPTJ, Elly Sinaga mengatakan ke 15 hotel itu meliputi hotel berbintang dan 7 mall itu merupakan mewah. Mereka semua berada di sejumlah lokasi lokasi di Jakarta. "Launcing akan dilakukan hari ini (Selasa 30/5/2017) di Terminal 3 Ultimate," ujarnya, Senin (29/5/2017).
Sejauh ini, Elly mencatat, setidaknya ada 75 juta penumpang ke bandara soekarno Hatta setiap tahunnya. Namun yang mengunakan transportasi massal hanya 10 persen, atau 7,5 juta saja. Alih alih ketimpangan itulah membuat pihaknya berusaha meningkatkan jumlah angkutan umum.
Menurut Elly dipilihnya hotel dan Mall di kawasan menjadi awal pemberangkatan bukanlah tanpa alasan. Meningkatnya okupansi masyrakat yang berangkat dari titik itu, membuat pihaknya berinisiatif untuk membuat rute dari hotel dan mall ke bandara.
"Dari penelusuran kami akhirnya terungkap kebanyakan masyarakat berangkat berasal dari hotel dan mall," tuturnya.
Lebih lanjut, kata Elly, ke 91 bus itu nantinya akan di operasikan melalui empat operator, meliputi, 15 kendaraan Blue Bird, 10 unit kendaraan Damri, 16 unit bus sinar jaya, dan 50 unit kendaraan PPD. Semua bus itu menggunakan kelas premium dengan fasilitas, televisi, ac, wifii, dan tv di setiap bangkunya.
"Intinya, kami harapkan supaya penggunaan kendaraan ke arah bandara selesai," tuturnya.
Pengamat transportasi Universitas Trisakti, Nirwono Jogo menyambut baik inovasi ini. Namun, dia mengingatkan mengenai kepastian waktu keberangkatan.
"Ini kan berbeda bila menunggu bukan di hotel. Akan terasa nyaman bila langsung berangkat, selain itu ruang tunggu yang dihadirkan juga akan semakin baik dengan kondisi hotel dan mal," tutur Nirwono.
Selain itu, Nirwono mengingatkan agar tempat pemberangkatan harus terintegrasi dengan sejumlah angkutan lain, termasuk dukungan transportasi, seperti KCJ dan TransJakarta.
Cara ini, lanjut dia, akan mendorong masyrakat akan lebih memilih menggunakan transportasi umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi.
"Logikanya begini, bila integrasi cukup sulit, dan tak terkonek moda transportasi lain. Apa ubahnya dengan tetap menggunakan kendaraan pribadi. Inilah yang harus di perhatikan bptj kedepannya," tutup Nirwono.
Nantinya bus ini akan mengakomodir kebutuhan penumpang akan transportasi menuju bandara. Tarif hanya Rp50 ribu sekali pemberangkatan diharapkan akan mengurangi penumpukan kendaraan dari dan menuju Bandara Soetta.
Kepala BPTJ, Elly Sinaga mengatakan ke 15 hotel itu meliputi hotel berbintang dan 7 mall itu merupakan mewah. Mereka semua berada di sejumlah lokasi lokasi di Jakarta. "Launcing akan dilakukan hari ini (Selasa 30/5/2017) di Terminal 3 Ultimate," ujarnya, Senin (29/5/2017).
Sejauh ini, Elly mencatat, setidaknya ada 75 juta penumpang ke bandara soekarno Hatta setiap tahunnya. Namun yang mengunakan transportasi massal hanya 10 persen, atau 7,5 juta saja. Alih alih ketimpangan itulah membuat pihaknya berusaha meningkatkan jumlah angkutan umum.
Menurut Elly dipilihnya hotel dan Mall di kawasan menjadi awal pemberangkatan bukanlah tanpa alasan. Meningkatnya okupansi masyrakat yang berangkat dari titik itu, membuat pihaknya berinisiatif untuk membuat rute dari hotel dan mall ke bandara.
"Dari penelusuran kami akhirnya terungkap kebanyakan masyarakat berangkat berasal dari hotel dan mall," tuturnya.
Lebih lanjut, kata Elly, ke 91 bus itu nantinya akan di operasikan melalui empat operator, meliputi, 15 kendaraan Blue Bird, 10 unit kendaraan Damri, 16 unit bus sinar jaya, dan 50 unit kendaraan PPD. Semua bus itu menggunakan kelas premium dengan fasilitas, televisi, ac, wifii, dan tv di setiap bangkunya.
"Intinya, kami harapkan supaya penggunaan kendaraan ke arah bandara selesai," tuturnya.
Pengamat transportasi Universitas Trisakti, Nirwono Jogo menyambut baik inovasi ini. Namun, dia mengingatkan mengenai kepastian waktu keberangkatan.
"Ini kan berbeda bila menunggu bukan di hotel. Akan terasa nyaman bila langsung berangkat, selain itu ruang tunggu yang dihadirkan juga akan semakin baik dengan kondisi hotel dan mal," tutur Nirwono.
Selain itu, Nirwono mengingatkan agar tempat pemberangkatan harus terintegrasi dengan sejumlah angkutan lain, termasuk dukungan transportasi, seperti KCJ dan TransJakarta.
Cara ini, lanjut dia, akan mendorong masyrakat akan lebih memilih menggunakan transportasi umum dibandingkan dengan kendaraan pribadi.
"Logikanya begini, bila integrasi cukup sulit, dan tak terkonek moda transportasi lain. Apa ubahnya dengan tetap menggunakan kendaraan pribadi. Inilah yang harus di perhatikan bptj kedepannya," tutup Nirwono.
(dmd)