Rupiah Masih Rawan Terseret Penguatan USD
Rupiah Masih Rawan Terseret Penguatan USD
A
A
A
JAKARTA - Potensi kenaikan dolar Amerika Serikat (USD) telah terwujud, dimana memiliki kecenderung kembali melanjutkan penguatannya pada perdagangan hari ini. Terutama laju USD berhasil membuat tren pembalikan arah naik, sehingga membuat pelaku pasar cenderung masuk ke USD.
Analis senior Binaartha Securities Reza Priyambada berharap pelaku pasar dapat kembali mengantisipasi potensi kenaikan lanjutan USD, meski diharapkan penguatan rupiah dapat terwujud. "Namun, tetap berhati-hati terhadap sentimen yang ada dimana membuat rupiah kembali melanjutkan pelemahannya," ujarnya di Jakarta, Selasa (30/5/2017).
Diperkirakan Reza, rupiah akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.326/USD dan resisten Rp13.287/USD. Sementara, laju mata uang Garuda sempat bergerak seirama dengan IHSG dimana cenderung bergerak melemah pasca terjadinya kenaikan di akhir pekan kemarin.
Meningkat laju USD seiring respons positif pelaku pasar atas rilis pertumbuhan GDP QoQ AS yang di atas perkiraan, meski angka tersebut masih lebih rendah dari periode sebelumnya. Tercatat ekonomi AS) terlihat tumbuh melambat ketika data resmi produk domestik bruto (PDB) mencapai 1,2% secara tahunan (yoy).
"Begitupun dengan GDP price index yang juga menguat mendorong penguatan laju USD. Di sisi lain, masih minimnya sentimen positif dari dalam negeri membuat laju Rupiah berkurang daya dorongnya, sehingga cenderung melemah," pungkasnya.
Analis senior Binaartha Securities Reza Priyambada berharap pelaku pasar dapat kembali mengantisipasi potensi kenaikan lanjutan USD, meski diharapkan penguatan rupiah dapat terwujud. "Namun, tetap berhati-hati terhadap sentimen yang ada dimana membuat rupiah kembali melanjutkan pelemahannya," ujarnya di Jakarta, Selasa (30/5/2017).
Diperkirakan Reza, rupiah akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.326/USD dan resisten Rp13.287/USD. Sementara, laju mata uang Garuda sempat bergerak seirama dengan IHSG dimana cenderung bergerak melemah pasca terjadinya kenaikan di akhir pekan kemarin.
Meningkat laju USD seiring respons positif pelaku pasar atas rilis pertumbuhan GDP QoQ AS yang di atas perkiraan, meski angka tersebut masih lebih rendah dari periode sebelumnya. Tercatat ekonomi AS) terlihat tumbuh melambat ketika data resmi produk domestik bruto (PDB) mencapai 1,2% secara tahunan (yoy).
"Begitupun dengan GDP price index yang juga menguat mendorong penguatan laju USD. Di sisi lain, masih minimnya sentimen positif dari dalam negeri membuat laju Rupiah berkurang daya dorongnya, sehingga cenderung melemah," pungkasnya.
(akr)
Explore More