MNC Bank Optimistis Tekan NPL hingga 3,2%
A
A
A
JAKARTA - PT Bank MNC Internasional (MNC Bank) optimistis dapat menekan angka kredit bermasalah (non performing loan/NPL) hingga di angka 3,2% (nett) atau maksimal 3,5% (gross) hingga akhir tahun ini. Perseroan selalu menjaga angka kredit macet maksimal 1,5% di bawah ketentuan.
Presiden Direktur MNC Bank Benny Purnomo mengaku akan terus menjaga agar tidak terus naik. "Jadi itu (3,2%) yang kami jaga supaya tidak naik," katanya di MNC Tower, Jakarta, Selasa (30/5/2017).
Menurutnya, sektor terbesar yang berpotensi mengalami kredit macet yakni minyak dan gas bumi (migas) serta perdagangan. Keduanya menyumbang risiko kredit macet perseroan hampir 70%. Karena itu, perseroan memutuskan untuk menyetop penyaluran kredit untuk dua sektor tersebut.
"Porsi terbesar itu masih di oil and gas dan di perdagangan. Dua sektor itu yang gede. Oil and gas dan perdagangan hampir 70%. Oil and gas kami stop. Karena itu termasuk yang merah," imbuh dia.
Benny menambahkan, strategi perseroan untuk menurunkan NPL adalah dengan menambah jumlah kredit namun tetap prudent. Selain itu, nasabah atau debitur yang bisnisnya turun karena ekonomi melemah akan dilakukan restrukturisasi.
"Bagaimana supaya cicilan rendah, tenor dipanjangin. Ketiga, kami jual agunan. Untuk yang sudah nyerah. Keempat, proses litigasi yang berniat ngemplang," kata dia.
Presiden Direktur MNC Bank Benny Purnomo mengaku akan terus menjaga agar tidak terus naik. "Jadi itu (3,2%) yang kami jaga supaya tidak naik," katanya di MNC Tower, Jakarta, Selasa (30/5/2017).
Menurutnya, sektor terbesar yang berpotensi mengalami kredit macet yakni minyak dan gas bumi (migas) serta perdagangan. Keduanya menyumbang risiko kredit macet perseroan hampir 70%. Karena itu, perseroan memutuskan untuk menyetop penyaluran kredit untuk dua sektor tersebut.
"Porsi terbesar itu masih di oil and gas dan di perdagangan. Dua sektor itu yang gede. Oil and gas dan perdagangan hampir 70%. Oil and gas kami stop. Karena itu termasuk yang merah," imbuh dia.
Benny menambahkan, strategi perseroan untuk menurunkan NPL adalah dengan menambah jumlah kredit namun tetap prudent. Selain itu, nasabah atau debitur yang bisnisnya turun karena ekonomi melemah akan dilakukan restrukturisasi.
"Bagaimana supaya cicilan rendah, tenor dipanjangin. Ketiga, kami jual agunan. Untuk yang sudah nyerah. Keempat, proses litigasi yang berniat ngemplang," kata dia.
(izz)