Dolar dan Pound Tertekan Gejolak Politik, Rupiah Berhasil Rebound

Rabu, 31 Mei 2017 - 10:40 WIB
Dolar dan Pound Tertekan...
Dolar dan Pound Tertekan Gejolak Politik, Rupiah Berhasil Rebound
A A A
JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar AS (USD) di akhir bulan, Rabu (31/5/2017) dibuka rebound ke zona positif. Mata uang NKRI di indeks Bloomberg naik 3 poin atau 0,02% ke level Rp13.320 per USD.

Kemarin, rupiah ditutup turun 3 poin atau 0,02% ke level Rp13.323 per USD. Selasa lalu, rupiah diperdagangkan di Rp13.309-Rp13.342 per USD.

Indeks Yahoo Finance, rupiah hari ini menguat tipis 1 poin ke level Rp13.320 per USD, setelah kemarin ditutup di level Rp13.321 per USD.

Sementara itu, data SINDOnews yang bersumber dari Limas, rupiah dibuka di level Rp13.322 per USD, menguat 1 poin dari penutupan kemarin di level Rp13.323 per USD.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah pada Rabu (31/5) dibuka Rp13.321 per USD, alias terapresiasi 15 poin dari Selasa kemarin di Rp13.336 per USD.

Menguatnya rupiah seiring dolar yang berbalik melemah setelah investor berhati-hati soal gejolak politik di Eropa dan pasar saham AS yang melemah setelah libur Memorial Day. Juga masalah penyelidikan hubungan Presiden Donald Trump dengan Rusia. Tudingan dari lawan politik Trump ini telah merusak dolar.

Melansir dari Reuters, Rabu (31/5), indeks USD jatuh ke level 97,396. Hasil ini membuat dolar melemah terhadap yen ke 110,665 yen, setelah sebelumnya berada di 110,85 yen. Dolar AS juga lebih rendah terhadap euro yang mulai pulih ke USD1,1110 EUR setelah sebelumnya berada di USD1,1176 EUR. Namun USD menguat terhadap pound sterling Inggris.

Mata uang Negeri Ratu Elizabeth II mendapat tekanan usai penggiringan opini yang dilakukan dalam jajak pendapat, bahwa Partai Konservatif PM Theresa May berisiko kehilangan 20 dari 330 kursi yang dipegangnya di parlemen. Sementara Partai Buruh yang mendapat dukungan kelompok liberal diprediksi memperoleh 30 kursi.

Hal ini seiring dengan rencana pemilihan nasional di Inggris pada 8 Juni mendatang, dimana kelompok liberal khawatir dengan kubu Konservatif dengan mengguncang kepercayaan diantara para investor, dengan melakukan serangkaian jajak pendapat untuk menggiring opini mereka.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0819 seconds (0.1#10.140)