Bulog Klaim Gerakan Stabilisasi Pangan Sukses Kendalikan Harga
A
A
A
YOGYAKARTA - Dua pekan melakukan operasi pasar melalui gerakan stabilisasi harga, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) DIY mengklaim berhasil menekan gejolak harga di pasaran, terutama bawang putih. Karena dinilai berhasil, mereka akan terus melakukan operasi pasar lagi.
Kepala Bulog DIY, Miftakhul Ulum mengungkapkan, selama dua pekan melakukan operasi pasar serapan masyarakat cukup bagus. Dalam operasi pasar yang mereka lakukan dari 17 Mei 2017 sampai 2 Juni 2017, harga-harga barang cenderung stabil dan tidak begitu fluktuatif. "Harga lumayan terkontrol," katanya, Yogyakarta, Selasa (6/6/2017).
Serapan gerakan stabilisasi pangan melalui operasi pasar lumayan bagus. Dia mencontohkan, selama dua pekan melaksanakan operasi pasar, setidaknya 70 ton gula pasir sudah berhasil mereka jual. Dampak di pasaran juga sudah terasa karena harga gula pasir cenderung stabil di level Rp12.500.
Sementara untuk daging sapi, pihaknya sudah berhasil menjual sekitar 300-an kg. Untuk serapan minyak goreng mampu 2.500 liter, bawang putih terserap 1 ton dengan cara terserap eceran. Dan untuk bawang merah, mereka berhasil menjualnya sebanyak 500-an kg.
Melalui gerakan stabilisasi harga tersebut, pihaknya berhasil mengendalilkan harga sehingga cukup stabil tidak menunjukkan fluktuatif. Harga-harga pasaran relatif stabil wajar.
Bahkan, untuk bawang putih juga cepat sekali turunnya karena sekarang di pasar di bawah Rp35.000. "Padahal sebelumnya mencapai Rp60.000," ujar dia.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Budi Hanoto menambahkan, untuk mengendalikan inflasi selama Ramadan dan Lebaran, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan menggelontor pasokan berbagai komoditas. "Untuk beras, kami sudah gelontor sebanyak 18,5 ton," ujar ketua III TPID DIY ini.
Selain dengan Bulog, stabilisasi harga terutama untuk gula, mereka juga bekerja sama dengan PT PPI, BUMN yang bergerak di bidang distribusi ini. Operasi pasar mereka laksanakan di pasar Beringharjo, Kranggan dan Demangan yang merupakan pasar besar di Yogyakarta.
Kepala Bulog DIY, Miftakhul Ulum mengungkapkan, selama dua pekan melakukan operasi pasar serapan masyarakat cukup bagus. Dalam operasi pasar yang mereka lakukan dari 17 Mei 2017 sampai 2 Juni 2017, harga-harga barang cenderung stabil dan tidak begitu fluktuatif. "Harga lumayan terkontrol," katanya, Yogyakarta, Selasa (6/6/2017).
Serapan gerakan stabilisasi pangan melalui operasi pasar lumayan bagus. Dia mencontohkan, selama dua pekan melaksanakan operasi pasar, setidaknya 70 ton gula pasir sudah berhasil mereka jual. Dampak di pasaran juga sudah terasa karena harga gula pasir cenderung stabil di level Rp12.500.
Sementara untuk daging sapi, pihaknya sudah berhasil menjual sekitar 300-an kg. Untuk serapan minyak goreng mampu 2.500 liter, bawang putih terserap 1 ton dengan cara terserap eceran. Dan untuk bawang merah, mereka berhasil menjualnya sebanyak 500-an kg.
Melalui gerakan stabilisasi harga tersebut, pihaknya berhasil mengendalilkan harga sehingga cukup stabil tidak menunjukkan fluktuatif. Harga-harga pasaran relatif stabil wajar.
Bahkan, untuk bawang putih juga cepat sekali turunnya karena sekarang di pasar di bawah Rp35.000. "Padahal sebelumnya mencapai Rp60.000," ujar dia.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Budi Hanoto menambahkan, untuk mengendalikan inflasi selama Ramadan dan Lebaran, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan menggelontor pasokan berbagai komoditas. "Untuk beras, kami sudah gelontor sebanyak 18,5 ton," ujar ketua III TPID DIY ini.
Selain dengan Bulog, stabilisasi harga terutama untuk gula, mereka juga bekerja sama dengan PT PPI, BUMN yang bergerak di bidang distribusi ini. Operasi pasar mereka laksanakan di pasar Beringharjo, Kranggan dan Demangan yang merupakan pasar besar di Yogyakarta.
(izz)