Laporan Keyakinan Konsumen RI Menarik Perhatian Pasar
A
A
A
JAKARTA - Sentimen terhadap ekonomi Indonesia dapat semakin membaik pada hari ini apabila laporan keyakinan konsumen pada Mei mengisyaratkan peningkatan stabilitas ekonomi.
Konsumsi Indonesia cukup bergairah tahun ini dan indeks konsumen mengikuti tren positif. World Bank tetap optimistis terhadap kondisi ekonomi Indonesia, dan prospek negara ini secara umum terlihat menjanjikan.
Menurut Research Analyst FXTM Lukman Otunuga, apabila perekonomian Indonesia semakin stabil dan data domestik tetap positif, maka ada kemungkinan Bank Indonesia akan mengambil langkah kebijakan sebelum akhir 2017 demi mendukung pertumbuhan.
"Berfokus pada prospek pasar valas, USD/IDR meningkat menuju Rp13.300/USD pada sesi perdagangan Selasa. Apabila USD melemah maka para penjual mungkin membidik Rp13.260/USD," kata Lukmam dalam rilisnya, Rabu (7/6/2017).
Sementara itu, pasar finansial dikejutkan pada awal pekan perdagangan ini karena tanpa terduga aliansi negara-negara yang dipimpin Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.
Perkembangan ini memicu gelombang kejutan di wilayah ini dan bursa saham Qatar terjerembab hingga 7.3% di hari Senin. Investor bersiap menghadapi volatilitas ekstrem menjelang pemilu Inggris Raya, rapat ECB, dan testimoni mantan Direktur FBI James Comey sehingga ketegangan yang terus meningkat di Timur Tengah akan meningkatkan kewaspadaan.
"Berbagai masalah geopolitik di seluruh dunia jelas membuat investor gelisah dan ini dapat mengurangi selera terhadap aset berisiko," ungkap dia.
USD berulang kali diserang oleh investor bearish pekan lalu karena gejolak politik tanpa henti di Washington menekan mata uang ini.
Para penjual segera mengeksploitasi laporan tenaga kerja AS bulan Mei yang kurang bergairah untuk mengadakan aksi jual pada sesi perdagangan hari Senin.
Dia menilai, ada berbagai peristiwa penting di seluruh dunia pekan ini yang berpotensi memicu volatilitas. Risiko peristiwa utama untuk USD adalah testimoni mantan Direktur FBI James Comey di hadapan Komite Intelijen Senat pada hari Kamis.
"Testimoni Comey akan sangat diperhatikan pasar untuk mencari hal baru yang dimuat di dalamnya. Informasi baru yang diungkapnya tentang apakah Presiden Trump memintanya untuk menghentikan investigasi tentang koneksinya dengan Rusia dapat membuat USD rentan menghadapi penurunan signifikan," jelasnya.
Konsumsi Indonesia cukup bergairah tahun ini dan indeks konsumen mengikuti tren positif. World Bank tetap optimistis terhadap kondisi ekonomi Indonesia, dan prospek negara ini secara umum terlihat menjanjikan.
Menurut Research Analyst FXTM Lukman Otunuga, apabila perekonomian Indonesia semakin stabil dan data domestik tetap positif, maka ada kemungkinan Bank Indonesia akan mengambil langkah kebijakan sebelum akhir 2017 demi mendukung pertumbuhan.
"Berfokus pada prospek pasar valas, USD/IDR meningkat menuju Rp13.300/USD pada sesi perdagangan Selasa. Apabila USD melemah maka para penjual mungkin membidik Rp13.260/USD," kata Lukmam dalam rilisnya, Rabu (7/6/2017).
Sementara itu, pasar finansial dikejutkan pada awal pekan perdagangan ini karena tanpa terduga aliansi negara-negara yang dipimpin Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.
Perkembangan ini memicu gelombang kejutan di wilayah ini dan bursa saham Qatar terjerembab hingga 7.3% di hari Senin. Investor bersiap menghadapi volatilitas ekstrem menjelang pemilu Inggris Raya, rapat ECB, dan testimoni mantan Direktur FBI James Comey sehingga ketegangan yang terus meningkat di Timur Tengah akan meningkatkan kewaspadaan.
"Berbagai masalah geopolitik di seluruh dunia jelas membuat investor gelisah dan ini dapat mengurangi selera terhadap aset berisiko," ungkap dia.
USD berulang kali diserang oleh investor bearish pekan lalu karena gejolak politik tanpa henti di Washington menekan mata uang ini.
Para penjual segera mengeksploitasi laporan tenaga kerja AS bulan Mei yang kurang bergairah untuk mengadakan aksi jual pada sesi perdagangan hari Senin.
Dia menilai, ada berbagai peristiwa penting di seluruh dunia pekan ini yang berpotensi memicu volatilitas. Risiko peristiwa utama untuk USD adalah testimoni mantan Direktur FBI James Comey di hadapan Komite Intelijen Senat pada hari Kamis.
"Testimoni Comey akan sangat diperhatikan pasar untuk mencari hal baru yang dimuat di dalamnya. Informasi baru yang diungkapnya tentang apakah Presiden Trump memintanya untuk menghentikan investigasi tentang koneksinya dengan Rusia dapat membuat USD rentan menghadapi penurunan signifikan," jelasnya.
(izz)