Pengembangan KEK Tanjung Kelayang di Sektor Pariwisata
A
A
A
JAKARTA - Konsorsium Belitung Maritime Silk Road (BSMR) selaku Badan Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang dalam rangka rencana pengembangan KEK, mengembangkan konsep yang mengacu kepada program Pemerintah untuk menjadikan Pariwisata sebagai Penghasil Devisa Negara paling besar di tahun 2020. Hal ini dengan pertimbangan bahwa kegiatan kepariwisataan mempunyai multiplier effect yang banyak untuk berkembangnya sektor ekonomi lain.
Hal ini juga sekaligus memberikan pemerataan kesempatan kerja yang pada gilirannya nanti mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat. Dalam rencana pengembangan KEK Tanjung Kelayang tersebut secara menyeluruh membutuhkan biaya sebesar USD1 Miliar dan akan diselesaikan bertahap antara 10-20 tahun seiring dengan antisipasi proyeksi kehadiran turis mancanegara ke Indonesia dan khususnya ke Belitung.
"Untuk mewujudkan rencana tersebut BMSR Badan Pengelola KEK yang juga bertindak sebagai investor telah melakukan penjajakan ke beberapa negara yang mempunyai prospek mendatangkan turis mancanegara ke Indonesia, antara lain China, Jepang dan Singapura serta lainnya untuk akan dijadikan patner bekerja sama dalam implementasi rencana pengembangan tersebut," ungkap Koordinator Konsorsium BMSR Adek Julianwar, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (8/6/2017).
Sebagai awal dari suatu proses pengembangan KEK tersebut, tanggal 7 Juni kemarin bertempat di kantor Kemenko Perekonomian telah ditandatangani kesepakatan dengan Marriot International untuk Sheraton selaku operator hotel, untuk pembangunan Hotel/Resort bintang 5 dengan 180 room key dan nilai investasi Rp418 miliar, Accor Asia Pasific Corp untuk Sofitel selaku operator hotel, untuk pembangunan hotel/resort bintang 5 dengan 120 room key dan nilai investasi Rp400 miliar.
Ditambah dengan China Harbour untuk menjajaki bagian mana dari proyek KEK yang diminati untuk dilakukan kerja sama. "Dalam waktu dekat mudah-mudahan pihak Jepang dan Singapura juga menyatakan minatnya," ungkap Adek.
Diterangkan olehnya pembangunan Sheraton Hotel/Resort bintang 5 ini sudah dimulai dan diharapkan selesai tahun 2018. Hotel dan Resort ini terang dia akan menjadi Ikon Sheraton di Indonesia karena dibangun di atas standard hotel Sheraton yang ada di Indonesia dan bahkan dapat menjadi yang terbaik di Asia Tenggara. "Sedangkan Sofitel Hotel dan Resort sedang dalam pembuatan Detail Engineering yang diharapkan selesai awal tahun 2018 dan akan dilanjutkan dengan pembangunannya," imbuhnya.
BMSR selaku Badan Pengelola KEK akan menjadi motor penggerak dan akan bekerja dengan sekuat tenaga berkomitmen untuk mewujudkannya untuk kepentingan nama Belitung dalam kancah wisata yang berkelas Internsional di mata dunia. Menuruytnya pada gilirannya nanti masyarakat Belitung yang akan memetik hasilnya dikemudian hari.
Disamping itu, dalam kaitan tanggung sosial kepada masyarakat di lingkungan setempat, pemgelola KEK Tanjung Kelayang sudah melakukan berbagai kegiatan bersama masyarakat. "Kami mengadakan, di antaranya kelas bahasa inggris, sepakbola, konservasi penyu , penentuan titik diving akan dilanjutkan dengan pendidikan praktis supaya masyarakat menjaga lingkungan (terumbu karang) dan juga menjadi bagian dari bagian dari industri pariwisata itu sendiri sehingga tidak menjadi orang asing dirumahnya sendiri," pungkasnya.
Hal ini juga sekaligus memberikan pemerataan kesempatan kerja yang pada gilirannya nanti mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat. Dalam rencana pengembangan KEK Tanjung Kelayang tersebut secara menyeluruh membutuhkan biaya sebesar USD1 Miliar dan akan diselesaikan bertahap antara 10-20 tahun seiring dengan antisipasi proyeksi kehadiran turis mancanegara ke Indonesia dan khususnya ke Belitung.
"Untuk mewujudkan rencana tersebut BMSR Badan Pengelola KEK yang juga bertindak sebagai investor telah melakukan penjajakan ke beberapa negara yang mempunyai prospek mendatangkan turis mancanegara ke Indonesia, antara lain China, Jepang dan Singapura serta lainnya untuk akan dijadikan patner bekerja sama dalam implementasi rencana pengembangan tersebut," ungkap Koordinator Konsorsium BMSR Adek Julianwar, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (8/6/2017).
Sebagai awal dari suatu proses pengembangan KEK tersebut, tanggal 7 Juni kemarin bertempat di kantor Kemenko Perekonomian telah ditandatangani kesepakatan dengan Marriot International untuk Sheraton selaku operator hotel, untuk pembangunan Hotel/Resort bintang 5 dengan 180 room key dan nilai investasi Rp418 miliar, Accor Asia Pasific Corp untuk Sofitel selaku operator hotel, untuk pembangunan hotel/resort bintang 5 dengan 120 room key dan nilai investasi Rp400 miliar.
Ditambah dengan China Harbour untuk menjajaki bagian mana dari proyek KEK yang diminati untuk dilakukan kerja sama. "Dalam waktu dekat mudah-mudahan pihak Jepang dan Singapura juga menyatakan minatnya," ungkap Adek.
Diterangkan olehnya pembangunan Sheraton Hotel/Resort bintang 5 ini sudah dimulai dan diharapkan selesai tahun 2018. Hotel dan Resort ini terang dia akan menjadi Ikon Sheraton di Indonesia karena dibangun di atas standard hotel Sheraton yang ada di Indonesia dan bahkan dapat menjadi yang terbaik di Asia Tenggara. "Sedangkan Sofitel Hotel dan Resort sedang dalam pembuatan Detail Engineering yang diharapkan selesai awal tahun 2018 dan akan dilanjutkan dengan pembangunannya," imbuhnya.
BMSR selaku Badan Pengelola KEK akan menjadi motor penggerak dan akan bekerja dengan sekuat tenaga berkomitmen untuk mewujudkannya untuk kepentingan nama Belitung dalam kancah wisata yang berkelas Internsional di mata dunia. Menuruytnya pada gilirannya nanti masyarakat Belitung yang akan memetik hasilnya dikemudian hari.
Disamping itu, dalam kaitan tanggung sosial kepada masyarakat di lingkungan setempat, pemgelola KEK Tanjung Kelayang sudah melakukan berbagai kegiatan bersama masyarakat. "Kami mengadakan, di antaranya kelas bahasa inggris, sepakbola, konservasi penyu , penentuan titik diving akan dilanjutkan dengan pendidikan praktis supaya masyarakat menjaga lingkungan (terumbu karang) dan juga menjadi bagian dari bagian dari industri pariwisata itu sendiri sehingga tidak menjadi orang asing dirumahnya sendiri," pungkasnya.
(akr)