Mengubah Perusahaan Keluarga Menjadi Bisnis Berkelanjutan

Minggu, 11 Juni 2017 - 06:05 WIB
Mengubah Perusahaan Keluarga Menjadi Bisnis Berkelanjutan
Mengubah Perusahaan Keluarga Menjadi Bisnis Berkelanjutan
A A A
SINTESA Group bisa dibilang salah satu yang berhasil melakukan transformasi dari perusahaan keluarga menjadi perusahaan yang menerapkan prinsip bisnis yang berkelanjutan (sustainable excellent company). Menerapkan prinsip sumber daya manusia sebagai kunci kesuksesan, kini Sintesa Group telah sukses menjadi perusahaan yang memiliki manajemen profesional.

Berawal dari perusahaan karet pada tahun 1919, saat ini Sintesa Group telah menjelma menjadi kelompok bisnis yang terdiri dari 16 anak usaha dan terbagi atas empat pilar yaitu properti, produk industri, energi dan produk konsumen.

Kesuksesan transformasi bisnis Sintesa Group merupakan buah hasil kerja keras dari Shinta Widjaja Kamdani yang juga berkedudukan sebagai CEO Sintesa Group. Sebagai generasi ketiga pemilik Sintesa Group, Shinta bertanggung jawab terhadap pengembangan kepentingan bisnis perusahaan.

Saat ini Sintesa Group tidak hanya fokus mencari keuntungan semata, tetapi juga mendorong keberlanjutan dari sisi kemanusiaan (people) dan lingkungan (planet). Hal tersebut guna mendukung prinsip bisnis yang berkelanjutan. Lalu, bagaimana perusahaan meraih visi dan misi sebagai sustainable excellent company? Berikut petikan wawancara SINDO dengan Shinta belum lama ini.

Bagaimana awal mula berdirinya Sintesa Group?

Sintesa ini perusahaan keluarga yang sudah cukup lama. Kakek saya sudah memulai dari tahun 1919 dari perkebunan karet. Lalu ayah saya melanjutkan ke perusahaan trading pada tahun 1959. Kemudian saya membangun Sintesa Group pada tahun 1999. Saya mengkosolidasi bisnis keluarga menjadi empat pilar yaitu properti, produk industri, energi dan produk kemasan.

Jadi sebenarnya dari bisnis keluarga sudah hampir 100 tahun berdiri, tapi Sintesa itu kita konsolidasikan pada tahun 1999. Kita transisi dari bisnis keluarga menjadi perusahaan yang memiliki manajemen yang profesional.

Bagaimana upaya Anda melakukan transformasi bisnis?

Saya percaya, yang terpenting dari bisnis keluarga itu harus bisa memisahkan urusan tata kelola perusahaan dengan urusan pengendalian bisnis. Banyak sekali bisnis keluarga di campur baur dari sisi governance yang sulit untuk menjadi profesional. Yang terpenting, bagaimana kita mengatur isu dari sisi tata kelola perusahaannya.

Dalam perusahaan keluarga, biasanya hanya mementingkan keuntungan. Saya memang tidak mengatakan profit itu tidak penting, tapi kita harus mempunyai visi yang lebih luas. Jadi kita jangan hanya dikendalikan oleh profit. Itu yang kemudian saya sebut sustainable excellent company atau bisnis yang berkelanjutan.

Apa visi dan misi Sintesa Group?

Visi Sintesa Group itu untuk menjadi sustainable excellent company. Di situ ada tiga element utama, pertama Profit yakni keuntungan, kedua People atau dari aspek sosial dan ketiga Planet dari sisi lingkungan. Ketiga elemen ini harus berjalan beriringan, tidak boleh lebih kecil atau lebih dominan. Karena ini juga merupakan visi pembangunan berkelanjutan atau sustainable development.

Disisi lain, kita merasa corporate value itu penting. Sintesa Group memiliki empat value yang harus dipegang, yakni empowerment, enterpreneurship, excellent dan empaty. Di dalam Sintesa Group kita harus empower satu sama lain. Karyawan juga harus mempunyai jiwa wirausaha walaupun mereka bekerja untuk satu perusahaan. Kita diwajibkan memberikan hasil produk yang terbaik. Empaty, karena kita harus bisa memberi ke masyarakat melalui kegiatan CSR yang berkelanjutan.

Apakah fokus bisnis Sintesa Group tahun ini?

Sintesa Group memang telah memiliki empat pilas bisnis yaitu produk kemasan, produk industri, properti dan energi. Masing-masing pilar memang akan terus berkembang. Tapi tahun ini kita akan fokus pada segmen energi terutama yang renewable (terbarukan). Ini dibutuhkan untuk mendorong infrastruktur di Indonesia. Hal tersebut sebagai salah satu bentuk kontribusi dari Sintesa Group terhadap bangsa. Kita akan fokus membangun power generation untuk menghasilkan daya listrik. Tapi kita menggunakan energi yang bersih, misalnya berasal dari gas ataupun geothermal. Tujuannya supaya tidak merusak alam.

Sebagai CEO Anda menerapkan prinsip kepemimpinan seperti apa?

Saya menganut servant leadership, jadi saya sebagai pemimpin harus bisa mengayomi dan melayani anak buah saya. Sebagai leader saya tidak hanya memberikan visi dan misi. saya juga harus menjadi servant leader untuk bisa bekerja bersama-sama. Karena pada akhirnya tenaga kerja adalah aset yang paling penting dalam perusahaan. Jadi sumber daya manusia itu adalah kunci kesuksesan dari perusahaan.

Saya sangat berbeda dari sisi kepemimpinan yang sebelumnya diterapkan oleh ayah saya. Namanya perusahaan kelurga, dia sebagai pemegang saham mengatur semuanya secara otokratik. Sedangkan saya lebih demokratik leader. Saya membentuk managemen sistem, dimana didalamnya juga terdapat executive community. Dalam pengambilan keputusan ada prosesnya, jadi tidak satu orang kemudian mengendalikan semuanya.

Apa tantangan terbesar Anda dalam memimpin Sintesa Group?


Tantangan terbesarnya, yaitu membuktikan bahwa saya sanggup mengembangkan perusahaan ini. Bukan karena Sintesa Group adalah perusahaan keluarga saya ataupun karena saya bertindak sebagai pemegang saham, tapi karena diri saya sendiri. Karena jika tidak dilihat sebagai profesional leader, akan sulit bagi kita untuk bisa membina hubungan baik dari dalam maupun luar perusahaan.

Ini juga menjadi pembuktian bagi saya, bahwa kita harus mempunyai identitas diri. Saya tidak mau dikenal, karena anak siapa atau dari mana latar belakang saya. Untuk itu dibutuhkan jati diri yang kuat. Menurut saya ini tantangan terbesar, yakni bagaimana saya bisa keluar dari bayang-bayang orang tua. Sehingga bisa memimpin perusahaan ini menjadi lebih baik.

Bisa dijelaskan peran serta Anda dalam asosiasi IBCSD?

IBCSD atau Indonesia Business Council for Sustainable Development merupakan asosiasi yang terdiri dari kumpulan perusahaan yang dipimpin langsung oleh CEO perusahaan anggota untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan melalui pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Saya juga bertindak sebagai Presiden di IBCSD. Berdiri sejak 2011, IBCSD dibangun oleh enam perusahaan diantaranya Garuda Indonesia, Bank BNI, Medco Power Indonesia dan Holcim Indonesia.

Diharapkan IBCSD bisa menjadi landasan bagi dunia bisnis di Indonesia untuk dapat berbagi dan mempromosikan praktik terbaik dalam mengatasi risiko bisnis. Kami juga berperan sebagai mitra bagi pemerintah dan masyarakat, untuk mendukung isu pembangunan yang berkelanjutan.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4164 seconds (0.1#10.140)