Kantongi Izin Ekspor, Antam Kirim 165.000 Ton Nikel ke China
A
A
A
JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) telah memulai penjualan bijih nikel kadar rendah (=<1,7% Ni) ke luar negeri seiring dengan telah didapatkannya rekomendasi ekspor bijih mineral dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Sebagai langkah awal, Antam telah mengekspor 165.000 wet metric ton (wmt) bijih nikel ke China dan tengah mempersiapkan jadwal pengapalan selanjutnya.
Seperti diketahui, Antam telah mendapatkan izin ekspor sebesar 2,7 juta wmt bijih nikel dan 850.000 wmt bijih bauksit. "Daerah tujuan ekspor ke China, pembeli yang komitmen beli dari China. Masalahnya di China produksi stanless still menurun atau di-setop, sehingga demand dari itu terbatas," ujar Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo di Jakarta, Senin (19/6/2017).
Antam menandai dimulainya proses pembangunan pabrik teronikel Halmahera Timur yang memiliki kapasitas produksi feronikel 13.500 TNi per tahun dengan melaksanakan pemasangan tiang pancang perdana (first piling) pada 25 April 2017. P3FH akan mendukung total kapasitas produksi feronikel tahunan Antam menjadi 40.500-43.500 TNi.
Kemudian, perusahaan memperkokoh posisi sebagai salah satu produsen feronikel berbiaya rendah di dunia dengan capaian biaya tunai sebesar USD3,41per lb tahun 2016. Melalui efisiensi berkelanjutan serta beroperasinya PLTU batu bara Pomalaa di tahun 2017, biaya tunai feronikel akan semakin dapat diturunkan.
"Ekspor nikel kita target sampai 2,7 juta ton, tahun lalu. Dari pabrik Halmahera Timur, dari Pomalaa, realisasi di bawah 1,6 juta ton sampai sekarang," paparnya.
Adapun, harga nikel pada bulan Mei 2017 menunjukkan pergerakan naik 1,10% menjadi sebesar USD4.51 per lb dari USD4,46 per lb sejak awal 1017. Sedangkan harga nikel rata-rata bulan Mei 2017 tercatat sebesar USD4,15 lb dengan biaya tunai teronikel mencapai USD3,37 per lb.
Seperti diketahui, Antam telah mendapatkan izin ekspor sebesar 2,7 juta wmt bijih nikel dan 850.000 wmt bijih bauksit. "Daerah tujuan ekspor ke China, pembeli yang komitmen beli dari China. Masalahnya di China produksi stanless still menurun atau di-setop, sehingga demand dari itu terbatas," ujar Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo di Jakarta, Senin (19/6/2017).
Antam menandai dimulainya proses pembangunan pabrik teronikel Halmahera Timur yang memiliki kapasitas produksi feronikel 13.500 TNi per tahun dengan melaksanakan pemasangan tiang pancang perdana (first piling) pada 25 April 2017. P3FH akan mendukung total kapasitas produksi feronikel tahunan Antam menjadi 40.500-43.500 TNi.
Kemudian, perusahaan memperkokoh posisi sebagai salah satu produsen feronikel berbiaya rendah di dunia dengan capaian biaya tunai sebesar USD3,41per lb tahun 2016. Melalui efisiensi berkelanjutan serta beroperasinya PLTU batu bara Pomalaa di tahun 2017, biaya tunai feronikel akan semakin dapat diturunkan.
"Ekspor nikel kita target sampai 2,7 juta ton, tahun lalu. Dari pabrik Halmahera Timur, dari Pomalaa, realisasi di bawah 1,6 juta ton sampai sekarang," paparnya.
Adapun, harga nikel pada bulan Mei 2017 menunjukkan pergerakan naik 1,10% menjadi sebesar USD4.51 per lb dari USD4,46 per lb sejak awal 1017. Sedangkan harga nikel rata-rata bulan Mei 2017 tercatat sebesar USD4,15 lb dengan biaya tunai teronikel mencapai USD3,37 per lb.
(akr)