Investasi SDM Dukung Pembangunan Nasional
A
A
A
JAKARTA - Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu aset penting dalam mendukung pembangunan nasional. Oleh karena itu, peningkatan SDM perlu dikembangkan lebih lanjut untuk menghadapi kompetisi pasar kerja global, terutama setelah penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Hery Sudarmanto mengatakan, pada era global saat ini upaya untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing menjadi hal yang wajib. "Kualitas tenaga kerja kita akan mempengaruhi daya saing industri baik secara lokal maupun internasional," ujarnya pada Bincang Perspektif Trakindo di Jakarta.
"Oleh sebab itu, investasi SDM sangat penting dalam peningkatan kualitas SDM di Indonesia untuk mendukung keberhasilan pembangunan nasional serta menghadapi kompetisi setelah penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," sambungnya.
Lebih lanjut terang dia, Indonesia diprediksi menjadi negara dengan ekonomi terbesar nomor 7 dengan syarat harus memiliki 113 juta pekerja berkeahlian. Saat ini Indonesia baru memiliki sekitar 50 juta pekerja berahlian.
"Karena itu, pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi kerja merupakan bagian penting dari investasi SDM Indonesia yang berkualitas. Kami berharap sektor-sektor usaha termasuk BUMN dan swasta bekerja sama semakin erat dalam upaya peningkatan kompetensi pekerja dan pemenuhan kebutuhan industri di Indonesia," tuturnya.
Kepala Sekretariat Badan Nasional Sertifikasi Profesi Darwanto mengutarakan, terjadi ketidakcocokan antara kebutuhan pasar ketenagakerjaan nasional dengan keterampilan kerja. Oleh karena itu, salah satu strategi percepatan peningkatan kompetensi SDM adalah melalui pengembangan Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) dan sertifikasi kompetensi.
"Jumlah SKKNI saat ini tercatat sebanyak 624 SKKNI pada 9 sektor industri dan jasa. Pemerintah mendukung peningkatan kompetensi SDM untuk mengantisipasi kompetisi global, antara lain melalui pencanangan paket kebijakan ekonomi XII pada April 2016 lalu yang salah satunya menitikberatkan pada peningkatan kualitas SDM," ungkapnya.
Ditambahkan olehnya, Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) pun akan mempercepat proses sertifikasi untuk 120.000 tenaga kerja profesional pada tahun 2017. Per Agustus 2016, jumlah tenaga kerja yang telah tersertifikasi sebanyak 2,4 juta orang.
Ketua Perhimpunan Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia Pambudi Sunarsihanto mengatakan, era globalisasi yang sudah berubah ini menjadi kewajiban untuk meningkatkan daya saing untuk menghadapi serbuan tenaga kerja yang akan datang ke Indonesia. "Saat ini, pasar kerja di wilayah ASEAN semakin terbuka sehingga memacu persaingan kerja yang lebih ketat. Kita perlu meningkatkan kompetensi SDM Indonesia agar lebih siap berkompetisi," ujarnya.
Menurut dia, selain pengetahuan yang didapat dari jenjang pendidikan formal, tenaga kerja perlu memiliki sertifikasi dan kompetensi kerja untuk bersaing dengan pekerja dari negara lain dalam era MEA. "Sertifikasi kompetensi penting dilakukan agar SDM kita mempunyai acuan untuk meningkatkan kompetensi dan memiliki standar yang diakui oleh lembaga-lembaga terkait," tuturnya.
"Selain itu, juga mempermudah perusahaan dalam proses seleksi karyawan sehingga mempercepat rekrutmen calon tenaga kerja yang sudah kompeten serta menghemat tenaga, waktu, dan biaya perusahaan secara signifikan," sambung Pambudi.
Human Capital Division Head PT Trakindo Utama Haris Mustarto mengatakan, Trakindo menyadari pentingnya peningkatan kualitas teknisi dan operator alat berat. Untuk itu, Trakindo berperan aktif dalam peningkatan kompetensi SDM terampil di bidang alat berat.
"Kompetensi sangat penting tetapi itu saja tidak cukup. Kami memiliki pelatihan bagi para teknisi seperti Technician Development Program untuk pengembangan keahlian dan kompetensi serta peningkatan kualitas pelayanan kepada pelanggan. Profesi teknisi Trakindo juga memiliki standar kompetensi tertentu yang harus dipenuhi agar mampu menyelesaikan berbagai pekerjaan pada alat-alat berat Caterpillar yang berbeda jenis dan kapasitasnya," jelasnya.
Dalam mendukung pengembangan SDM Indonesia, kata Haris, Trakindo menyediakan sarana dan prasarana pendukung peningkatan kompetensi dan kualitas SDM di bidang alat berat, antara lain 11 pusat pelatihan (Training Center) di seluruh Indonesia serta berbagai program pengembangan keahlian di bidang alat berat yang dapat diikuti oleh karyawan pelanggan.
"Trakindo juga bermitra dengan 8 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan 6 Politeknik dalam menghasilkan lulusan program studi Teknik Alat Berat yang kompeten dan siap kerja. Trakindo juga menyediakan tempat praktek kerja industri, pengembangan kompetensi guru pengajar dan siswa, penyediaan alat bantu praktik, pemberian materi bahan ajar, dan program beasiswa," paparnya.
Selain itu, Trakindo menyelenggarakan Kompetisi Kompetensi Keahlian Teknik Alat Berat (K3TAB) di tingkat Politeknik dan SMK mitra binaan Trakindo di seluruh Indonesia serta Trakindo Servicemen Award Program (TSAP) yang menguji keterampilan dan kompetensi teknisi dalam menyelesaikan pekerjaan.
Direktur PT Bukit Makmir Mandiri Utama (BUMA) Indra Kanoena mengatakan, kesiapan SDM menjadi sangat kritikal dan sangat penting dalam industri pertambangan. Dia menyampaikan, dalam 3-4 tahun ke belakang industri pertambangan mengalami penurunan sehingga harus melakukan pengurangan tenaga kerja.
"Dalam masa susah itu, kami bertahan melakukan efisiensi. Semua cost kami kurangin tapi cost untuk pelatihan dan pengembangan SDM justru kita tambah. Karena kita percaya kalau industri bangkit maka SDM itu menjadi penting. Kita tidak kesulitan untuk mendapatkan hasil yang maksimal karena kita siap," ujarnya.
Indra melanjutkan, sebagai perusahaan kontraktor pertambangan, pihaknya sangat terbantu oleh pengembangan keahlian operator dan teknisi alat berat yang dapat mendukung peningkatan efisiensi dan produktivitas perusahaan hingga 18% setiap tahun. "Kami telah lama menjalin kerja sama dengan Trakindo untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam pengoperasian dan perawatan alat berat Caterpillar," tandasnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Hery Sudarmanto mengatakan, pada era global saat ini upaya untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing menjadi hal yang wajib. "Kualitas tenaga kerja kita akan mempengaruhi daya saing industri baik secara lokal maupun internasional," ujarnya pada Bincang Perspektif Trakindo di Jakarta.
"Oleh sebab itu, investasi SDM sangat penting dalam peningkatan kualitas SDM di Indonesia untuk mendukung keberhasilan pembangunan nasional serta menghadapi kompetisi setelah penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," sambungnya.
Lebih lanjut terang dia, Indonesia diprediksi menjadi negara dengan ekonomi terbesar nomor 7 dengan syarat harus memiliki 113 juta pekerja berkeahlian. Saat ini Indonesia baru memiliki sekitar 50 juta pekerja berahlian.
"Karena itu, pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi kerja merupakan bagian penting dari investasi SDM Indonesia yang berkualitas. Kami berharap sektor-sektor usaha termasuk BUMN dan swasta bekerja sama semakin erat dalam upaya peningkatan kompetensi pekerja dan pemenuhan kebutuhan industri di Indonesia," tuturnya.
Kepala Sekretariat Badan Nasional Sertifikasi Profesi Darwanto mengutarakan, terjadi ketidakcocokan antara kebutuhan pasar ketenagakerjaan nasional dengan keterampilan kerja. Oleh karena itu, salah satu strategi percepatan peningkatan kompetensi SDM adalah melalui pengembangan Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) dan sertifikasi kompetensi.
"Jumlah SKKNI saat ini tercatat sebanyak 624 SKKNI pada 9 sektor industri dan jasa. Pemerintah mendukung peningkatan kompetensi SDM untuk mengantisipasi kompetisi global, antara lain melalui pencanangan paket kebijakan ekonomi XII pada April 2016 lalu yang salah satunya menitikberatkan pada peningkatan kualitas SDM," ungkapnya.
Ditambahkan olehnya, Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) pun akan mempercepat proses sertifikasi untuk 120.000 tenaga kerja profesional pada tahun 2017. Per Agustus 2016, jumlah tenaga kerja yang telah tersertifikasi sebanyak 2,4 juta orang.
Ketua Perhimpunan Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia Pambudi Sunarsihanto mengatakan, era globalisasi yang sudah berubah ini menjadi kewajiban untuk meningkatkan daya saing untuk menghadapi serbuan tenaga kerja yang akan datang ke Indonesia. "Saat ini, pasar kerja di wilayah ASEAN semakin terbuka sehingga memacu persaingan kerja yang lebih ketat. Kita perlu meningkatkan kompetensi SDM Indonesia agar lebih siap berkompetisi," ujarnya.
Menurut dia, selain pengetahuan yang didapat dari jenjang pendidikan formal, tenaga kerja perlu memiliki sertifikasi dan kompetensi kerja untuk bersaing dengan pekerja dari negara lain dalam era MEA. "Sertifikasi kompetensi penting dilakukan agar SDM kita mempunyai acuan untuk meningkatkan kompetensi dan memiliki standar yang diakui oleh lembaga-lembaga terkait," tuturnya.
"Selain itu, juga mempermudah perusahaan dalam proses seleksi karyawan sehingga mempercepat rekrutmen calon tenaga kerja yang sudah kompeten serta menghemat tenaga, waktu, dan biaya perusahaan secara signifikan," sambung Pambudi.
Human Capital Division Head PT Trakindo Utama Haris Mustarto mengatakan, Trakindo menyadari pentingnya peningkatan kualitas teknisi dan operator alat berat. Untuk itu, Trakindo berperan aktif dalam peningkatan kompetensi SDM terampil di bidang alat berat.
"Kompetensi sangat penting tetapi itu saja tidak cukup. Kami memiliki pelatihan bagi para teknisi seperti Technician Development Program untuk pengembangan keahlian dan kompetensi serta peningkatan kualitas pelayanan kepada pelanggan. Profesi teknisi Trakindo juga memiliki standar kompetensi tertentu yang harus dipenuhi agar mampu menyelesaikan berbagai pekerjaan pada alat-alat berat Caterpillar yang berbeda jenis dan kapasitasnya," jelasnya.
Dalam mendukung pengembangan SDM Indonesia, kata Haris, Trakindo menyediakan sarana dan prasarana pendukung peningkatan kompetensi dan kualitas SDM di bidang alat berat, antara lain 11 pusat pelatihan (Training Center) di seluruh Indonesia serta berbagai program pengembangan keahlian di bidang alat berat yang dapat diikuti oleh karyawan pelanggan.
"Trakindo juga bermitra dengan 8 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan 6 Politeknik dalam menghasilkan lulusan program studi Teknik Alat Berat yang kompeten dan siap kerja. Trakindo juga menyediakan tempat praktek kerja industri, pengembangan kompetensi guru pengajar dan siswa, penyediaan alat bantu praktik, pemberian materi bahan ajar, dan program beasiswa," paparnya.
Selain itu, Trakindo menyelenggarakan Kompetisi Kompetensi Keahlian Teknik Alat Berat (K3TAB) di tingkat Politeknik dan SMK mitra binaan Trakindo di seluruh Indonesia serta Trakindo Servicemen Award Program (TSAP) yang menguji keterampilan dan kompetensi teknisi dalam menyelesaikan pekerjaan.
Direktur PT Bukit Makmir Mandiri Utama (BUMA) Indra Kanoena mengatakan, kesiapan SDM menjadi sangat kritikal dan sangat penting dalam industri pertambangan. Dia menyampaikan, dalam 3-4 tahun ke belakang industri pertambangan mengalami penurunan sehingga harus melakukan pengurangan tenaga kerja.
"Dalam masa susah itu, kami bertahan melakukan efisiensi. Semua cost kami kurangin tapi cost untuk pelatihan dan pengembangan SDM justru kita tambah. Karena kita percaya kalau industri bangkit maka SDM itu menjadi penting. Kita tidak kesulitan untuk mendapatkan hasil yang maksimal karena kita siap," ujarnya.
Indra melanjutkan, sebagai perusahaan kontraktor pertambangan, pihaknya sangat terbantu oleh pengembangan keahlian operator dan teknisi alat berat yang dapat mendukung peningkatan efisiensi dan produktivitas perusahaan hingga 18% setiap tahun. "Kami telah lama menjalin kerja sama dengan Trakindo untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam pengoperasian dan perawatan alat berat Caterpillar," tandasnya.
(akr)