PLN: Subsidi Listrik Dicabut Bikin Masyarakat Berhemat

Rabu, 21 Juni 2017 - 13:27 WIB
PLN: Subsidi Listrik Dicabut Bikin Masyarakat Berhemat
PLN: Subsidi Listrik Dicabut Bikin Masyarakat Berhemat
A A A
BONDOWOSO - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menilai subsidi listrik untuk pelanggan 900 volt ampere (VA) tidak tepat sasaran karena dinikmati oleh orang yang mampu secara ekonomi. Langkah pencabutan subsidi dinilai juga positif karena masyarakat cenderung berhemat dalam pemakaian listrik.

"Berdasarkan kajian yang dilakukan PLN, pertumbuhan pemakaian rumah tangga itu negatif, bisnis dan industri naik," kata Direktur Bisnis Regional PLN Jawa Timur dan Bali, Amin Subekti.

Kajian itu dilakukan pasca pemerintah melakukan pencabutan subsidi listrik untuk 19 juta pelanggan listrik 900 VA secara bertahap sejak awal tahun 2017. Menurut Amin, subsidi listrik membuat masyarakat tidak sensitif terhadap pemakaian karena membayar harga murah yang disubsidi pemerintah.

"Misalnya dispenser itu kan menyala terus, sekarang mungkin dikurangi. Lalu, ada juga pelanggan yang mendapatkan subsidi jam 9 pagi lampu teras masih menyala. Itu kan secara resource tidak bagus," ucapnya.

Lebih lanjut dia menuturkan, pada awalnya subsidi diberikan kepada pelanggan 450 VA dan 900 VA. Selain itu PLN kata dia, tidak memiliki eksposur apapun karena selisih antara biaya dan harga jual ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah. Namun demikian, seiring berjalannya waktu pelanggan 900 VA yang mampu secara ekonomi dan beban subsidi pemerintah semakin berat.

"Sekarang diubah yang mendapatkan subsidi adalah mereka yang benar-benar miskin. Sekarang apartemen saja pakai listrik 900 VA. Masa bisa beli apartemen masih disubsidi?," imbuhnya.

Kondisi ini kata dia, juga dikonfirmasi dengan data seluruh pelanggan PLN yang mendapatkan subsidi mencapai 45 juta orang. Untuk itu, pemerintah lewat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan PLN terus menyisir data pelanggan yang benar-benar miskin sehingga bisa diberikan subsidi.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5872 seconds (0.1#10.140)