PLN Pastikan Perubahan Skema Stimulus Bagi Pelanggan Listrik Rumah Tangga dan Industri
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mencatat, pemerintah akan tetap memberikan stimulus listrik hingga Juni 2021 mendatang. Meski begitu, ada perubahan skema pemberian stimulus listrik nantinya.
EVP Tarif dan Subsidi PLN, Tohari Hadiat menjelaskan, pelanggan rumah tangga 450 VA dan 900 VA, serta bisnis dan industri daya 450 VA pasca bayar akan mengalami perubahan besaran stimulus.
Keputusan terkait stimulus listrik tersebut sudah diputuskan dan seluruh pelanggan yang sudah menerima pada 2020 dan Januari 2021 akan tetap menerima stimulus sebesar 50 persen dari yang dibayarkan sebelumnya.
Untuk pelanggan rumah tangga 450 VA yang sebelumnya gratis, akan membayar 50 persen. Sementara, pelanggan rumah tangga 900 VA yang sebelumnya diskon 50 persen, dikenakan menjadi 25 persen. Dengan begitu, pelanggan hanya membayar 75 persen saja.
"Sementara untuk pelanggan prabayar, diskon diberikan saat pembelian token," katanya dalam dialog FMB9 KPCPEN yang diselenggarakan daring pada Rabu (14/4/2021).
Dalam kesempatan itu, dia juga menguraikan realisasi anggaran yang dialokasikan untuk pelanggan UMKM dan rumah tangga selama periode April-Desember 2020. Dimana, pemerintah telah alokasikan Rp13 triliun. Sementara realisasi anggaran antara Januari-dengan April 2021 mencapai Rp4,7 triliun.
Senada, pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmi Radhi mengaku, dirinya setuju dengan program stimulus listrik yang dirumuskan pemerintah saat ini. Menurutnya, langkah pemerintah sesuai dengan salah satu tujuan stimulus yakni mengurangi beban rakyat karena dampak pandemi Covid-19. "Ini keputusan tepat karena diskonnya langsung dapat dilakukan instan, sehingga stimulusnya dapat tepat sasaran," kata Fahmi.
Fahmi menjelaskan, keputusan pemerintah dinilai tepat atau sesuai dengan kajian pihaknya yang menunjukkan bahwa penurunan tarif listrik dan bahan bakar minyak (BBM) akan meningkatkan daya beli masyarakat.
Namun demikian, di tengah kabar baik itu, Fahmi meminta agar PLN memperhatikan faktor non teknis sehingga informasi terkait perubahan besaran stimulus itu tidak kontra produktif. "Perlu public relation mix melalui surat, media, TV agar tidak terjadi keributan yang merugikan PLN," katanya.
EVP Tarif dan Subsidi PLN, Tohari Hadiat menjelaskan, pelanggan rumah tangga 450 VA dan 900 VA, serta bisnis dan industri daya 450 VA pasca bayar akan mengalami perubahan besaran stimulus.
Keputusan terkait stimulus listrik tersebut sudah diputuskan dan seluruh pelanggan yang sudah menerima pada 2020 dan Januari 2021 akan tetap menerima stimulus sebesar 50 persen dari yang dibayarkan sebelumnya.
Untuk pelanggan rumah tangga 450 VA yang sebelumnya gratis, akan membayar 50 persen. Sementara, pelanggan rumah tangga 900 VA yang sebelumnya diskon 50 persen, dikenakan menjadi 25 persen. Dengan begitu, pelanggan hanya membayar 75 persen saja.
"Sementara untuk pelanggan prabayar, diskon diberikan saat pembelian token," katanya dalam dialog FMB9 KPCPEN yang diselenggarakan daring pada Rabu (14/4/2021).
Dalam kesempatan itu, dia juga menguraikan realisasi anggaran yang dialokasikan untuk pelanggan UMKM dan rumah tangga selama periode April-Desember 2020. Dimana, pemerintah telah alokasikan Rp13 triliun. Sementara realisasi anggaran antara Januari-dengan April 2021 mencapai Rp4,7 triliun.
Senada, pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmi Radhi mengaku, dirinya setuju dengan program stimulus listrik yang dirumuskan pemerintah saat ini. Menurutnya, langkah pemerintah sesuai dengan salah satu tujuan stimulus yakni mengurangi beban rakyat karena dampak pandemi Covid-19. "Ini keputusan tepat karena diskonnya langsung dapat dilakukan instan, sehingga stimulusnya dapat tepat sasaran," kata Fahmi.
Fahmi menjelaskan, keputusan pemerintah dinilai tepat atau sesuai dengan kajian pihaknya yang menunjukkan bahwa penurunan tarif listrik dan bahan bakar minyak (BBM) akan meningkatkan daya beli masyarakat.
Namun demikian, di tengah kabar baik itu, Fahmi meminta agar PLN memperhatikan faktor non teknis sehingga informasi terkait perubahan besaran stimulus itu tidak kontra produktif. "Perlu public relation mix melalui surat, media, TV agar tidak terjadi keributan yang merugikan PLN," katanya.
(ind)