Rupiah Ditutup Menyusut Saat Yen Perkasa
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan hari kedua bulan Juli masih menyusut. Pelemahan mata uang Garuda mengiringi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tergelincir ke zona merah usai cetak rekor kemarin.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas menunjukkan rupiah hingga perdagangan sesi I hari ini masih menyusut di level Rp13.395/USD. Posisi ini tidak lebih baik dari kemarin Rp13.345/USD .
Posisi rupiah juga tak jauh berbeda menurut data Bloomberg, yang sore ini ke level Rp13.364/USD atau tercatat mulai pulih dari sebelumnya pada posisi Rp13.368/USD. Tercatat rupiah bergerak pada kisaran harian Rp13.360-Rp13.404/USD.
Data dari kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah terlihat tertahan di zona merah pada level Rp13.386/USD. Posisi ini cenderung tertekan dari posisi sebelumnya di level Rp13.325/USD.
Sementara menurut Yahoo Finance, rupiah membaik pada sesi penutupan perdagangan hari ini di posisi Rp13.362/USD atau sedikit membaik dari posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.397/USD. Rupiah sendiri bergerak pada kisaran level Rp13.353-Rp13.416/USD.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (4/7/2017) Yen Jepang menguat setelah peluncuran rudal oleh Korea Utara menimbulkan kekhawatiran bakal memanaskan kondisi geopolitik. Sementara dolar Australia di perdagangan sore terlihat tergelincir setelah spekulasi Reserve Bank of Australia akan beralih ke sikap hawkish.
USD mengalami penurunan sebesar 0,4% saat melawan Yen menjadi 112.910 untuk menjauh dari posisi tertinggi tujuh pekan yakni 113.480 pada hari sebelumnya. "Yen begitu Korea Utara meluncurkan rudal menjelang KTT G20 yang dijadwalkan akhir pekan ini untuk memunculkan sentimen risiko," ujar Direktur Forex Societe Generale Kyosuke Suzuki di Tokyo.
"Dolar terhadap Yen masih bersifat terbatas dan dalam kisaran yang wajar sekarang. Pasar masih akan melihat situasi di Korea Utara, sebelumnya memutuskan tindakan lebih lanjut dan keuntungan Yen tidak ada jaminan," sambungnya.
Mata uang Jepang kali ini terhindar dari risiko, bangkit dari posisi terendah yang ditandai sebelumnya terhadap beberapa mata uang. Euro tercatat menyusut 0,6% terhadap Yen Jepang ke posisi 128.105, ketika sebelumnya menyentuh posisi tertinggi dalam 16 bulan di level 128.970.
Penurunan juga terjadi pada Poundsterling mencapai 0,4% menjadi 146.12 saat melawan Yen, tergelincir dari posisi terbaik tujuh pekan 146.84. Dolar Australia juga menyusut 1,1% terhadap Yen ke level 85.92. Aussie pada perdagangan hari ini mendapatkan pukulan telah ketika lebih rendah 0,7% terhadap USD mengiringi pengumuman kebijakan moneter RBA.
Sementara RBA mengambil keputusan untuk menjaga tingkat suku bunga tidak berubah. Di sisi lai ketika USD terpeleset melawan Yen Jepang, mata uang negeri Paman Sam justru berdiri kokoh melawan saingan lainnya. Indeks USD terhadap enam mata uang utama terlihat stabil pada level 96.254 setelah naik 0,6% dalam sesi sebelumnya.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas menunjukkan rupiah hingga perdagangan sesi I hari ini masih menyusut di level Rp13.395/USD. Posisi ini tidak lebih baik dari kemarin Rp13.345/USD .
Posisi rupiah juga tak jauh berbeda menurut data Bloomberg, yang sore ini ke level Rp13.364/USD atau tercatat mulai pulih dari sebelumnya pada posisi Rp13.368/USD. Tercatat rupiah bergerak pada kisaran harian Rp13.360-Rp13.404/USD.
Data dari kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah terlihat tertahan di zona merah pada level Rp13.386/USD. Posisi ini cenderung tertekan dari posisi sebelumnya di level Rp13.325/USD.
Sementara menurut Yahoo Finance, rupiah membaik pada sesi penutupan perdagangan hari ini di posisi Rp13.362/USD atau sedikit membaik dari posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.397/USD. Rupiah sendiri bergerak pada kisaran level Rp13.353-Rp13.416/USD.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (4/7/2017) Yen Jepang menguat setelah peluncuran rudal oleh Korea Utara menimbulkan kekhawatiran bakal memanaskan kondisi geopolitik. Sementara dolar Australia di perdagangan sore terlihat tergelincir setelah spekulasi Reserve Bank of Australia akan beralih ke sikap hawkish.
USD mengalami penurunan sebesar 0,4% saat melawan Yen menjadi 112.910 untuk menjauh dari posisi tertinggi tujuh pekan yakni 113.480 pada hari sebelumnya. "Yen begitu Korea Utara meluncurkan rudal menjelang KTT G20 yang dijadwalkan akhir pekan ini untuk memunculkan sentimen risiko," ujar Direktur Forex Societe Generale Kyosuke Suzuki di Tokyo.
"Dolar terhadap Yen masih bersifat terbatas dan dalam kisaran yang wajar sekarang. Pasar masih akan melihat situasi di Korea Utara, sebelumnya memutuskan tindakan lebih lanjut dan keuntungan Yen tidak ada jaminan," sambungnya.
Mata uang Jepang kali ini terhindar dari risiko, bangkit dari posisi terendah yang ditandai sebelumnya terhadap beberapa mata uang. Euro tercatat menyusut 0,6% terhadap Yen Jepang ke posisi 128.105, ketika sebelumnya menyentuh posisi tertinggi dalam 16 bulan di level 128.970.
Penurunan juga terjadi pada Poundsterling mencapai 0,4% menjadi 146.12 saat melawan Yen, tergelincir dari posisi terbaik tujuh pekan 146.84. Dolar Australia juga menyusut 1,1% terhadap Yen ke level 85.92. Aussie pada perdagangan hari ini mendapatkan pukulan telah ketika lebih rendah 0,7% terhadap USD mengiringi pengumuman kebijakan moneter RBA.
Sementara RBA mengambil keputusan untuk menjaga tingkat suku bunga tidak berubah. Di sisi lai ketika USD terpeleset melawan Yen Jepang, mata uang negeri Paman Sam justru berdiri kokoh melawan saingan lainnya. Indeks USD terhadap enam mata uang utama terlihat stabil pada level 96.254 setelah naik 0,6% dalam sesi sebelumnya.
(akr)