Jonan Yakin Tarif Listrik Turun Tahun Depan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meyakini tarif tenaga listrik (TTL) bisa turun pada 2018. Hal ini mengingat tren Indonesian Crude Price (ICP) yang terus menurun dalam beberapa waktu terakhir ini.
(Baca Juga: Jonan Minta PLN Turunkan Tarif Listrik Tiap Tiga Bulan)
Harga rata-rata minyak jenis brent pada Juni 2017 sebesar USD47,55 per barel atau turun dari bulan sebelumnya sebesar USD51,39 per barel. Demikian halnya minyak West Texas Intermediate (WTI) pada Juni 2017 turun menjadi USD45,20 per barel dibanding bulan sebelumnya sebesar USD48,54 per barel.
"ICP itu trennya turun. Gas alam sekarang posisinya di dunia buyers market. Yang mengendalikan harganya pembeli karena produsennya sudah banyak sekali," kata dia di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (5/7/2017).
Sebab itu, Jonan yakin pada tahun depan tarif listrik bisa turun. Bahkan, dia berharap tarif listrik bisa turun hingga 5% dalam dua tahun ke depan.
"Bisa enggak 2018 tarif listriknya enggak naik lagi? Harapan saya bukan tetap saja, tapi bisa turun. Satu tantangan yaitu kurs mata uang, karena semua kontrak IPP itu kurs nya dolar. Paling murah sampai 2019 turun pelan-pelan 5%, kalau enggak bisa ya minimal sampai 2020," terangnya.
(Baca Juga: Jonan Minta PLN Turunkan Tarif Listrik Tiap Tiga Bulan)
Harga rata-rata minyak jenis brent pada Juni 2017 sebesar USD47,55 per barel atau turun dari bulan sebelumnya sebesar USD51,39 per barel. Demikian halnya minyak West Texas Intermediate (WTI) pada Juni 2017 turun menjadi USD45,20 per barel dibanding bulan sebelumnya sebesar USD48,54 per barel.
"ICP itu trennya turun. Gas alam sekarang posisinya di dunia buyers market. Yang mengendalikan harganya pembeli karena produsennya sudah banyak sekali," kata dia di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (5/7/2017).
Sebab itu, Jonan yakin pada tahun depan tarif listrik bisa turun. Bahkan, dia berharap tarif listrik bisa turun hingga 5% dalam dua tahun ke depan.
"Bisa enggak 2018 tarif listriknya enggak naik lagi? Harapan saya bukan tetap saja, tapi bisa turun. Satu tantangan yaitu kurs mata uang, karena semua kontrak IPP itu kurs nya dolar. Paling murah sampai 2019 turun pelan-pelan 5%, kalau enggak bisa ya minimal sampai 2020," terangnya.
(izz)