Naik 15,4%, Penyaluran Kredit BNI Tembus Rp412,18 Triliun

Rabu, 12 Juli 2017 - 20:22 WIB
Naik 15,4%, Penyaluran...
Naik 15,4%, Penyaluran Kredit BNI Tembus Rp412,18 Triliun
A A A
JAKARTA - Penyaluran kredit berhasil BNI menembus Rp412,18 triliun atau tumbuh 15,4% year on year (yoy) dibandingkan penyaluran kredit periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp357,22 triliun. Pertumbuhan kredit tersebut cukup mengesankan disaat pertumbuhan kredit di industri mencapai 9,5% per April 2017.

Realisasi penyaluran kredit tersebut menjadi salah satu faktor tumbuhnya Pendapatan Bunga Bersih (NII) yang bermuara pada peningkatan laba bersih pada paruh pertama tahun 2017 menjadi sebesar Rp6,41 triliun atau meningkat 48,7% (yoy) dibandingkan laba bersih paruh pertama 2016 sebesar Rp4,37 triliun.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menuturkan, tumbuhnya kredit yang disalurkan BNI terutama ditopang oleh realisasi pembiayaan ke sektor Business Banking pada semua segmen, dari debitur usaha korporasi, debitur usaha menengah, hingga debitur usaha kecil.

"Penyaluran kredit ke debitur usaha korporasi melaju cepat seiring dengan menggeliatnya proyek-proyek infrastruktur dan pertanian," ujarnya di Jakarta, Rabu (12/7/2017).

Kredit yang tersalurkan pada proyek infrastruktur terfokus pada proyek jalan tol Pulau Jawa yang dilaksanakan oleh badan-badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak disektor infrastruktur dan konstruksi.

Adapun kredit yang tersalur ke sektor pertanian terfokus pada pengembangan perkebunan oleh perusahaan-perusahaan nasional yang memiliki jaringan bisnis internasional.

Baiquni menuturkan, kredit BNI disalurkan kepada proyek-proyek yang memiliki nilai ekonomi terbaik, serta menjadi bagian dari program-program utama pemerintah, terutama proyek-proyek infrastruktur, sehingga mampu menciptakan multiplier effect yang luas.

"Dengan menyalurkan kredit ke infrastruktur, BNI memperoleh peluang pengembangan bisnis penting dari supply chain financing mulai dari hulu ke hilir, sehingga memunculkan sumber-sumber pendanaan baru dan fee based income baru dari segmen korporat, antara lain dari syndication fee, trade finance, garansi bank, hingga cash management fee,” pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2619 seconds (0.1#10.140)