Astra Sumbang SMKN 1 Leuwiliang Rp27 Miliar, Cetak Ahli Agribisnis
A
A
A
BOGOR - Komitmen PT Astra International Tbk di bidang pendidikan terbilang tinggi. Melalui Yayasan Pendidikan Astra-Michael D. Ruslim (YPA-MDR), mereka membangun dan membina gedung SMKN 1 Leuwiliang di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dengan biaya Rp27 miliar.
Pembangunan gedung SMKN 1 Leuwiliang ini bertujuan menjadi sekolah menengah kejuruan dengan fasilitas terlengkap dan terbaik di Indonesia. Dalam acara peresmian pada Rabu (12/7/2017) turut meresmikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Direktur Astra International Paulus Bambang Widjanarko dan Bupati Bogor Nurhayanti.
“Kami bangga terhadap Yayasan Pendidikan Astra-Michael D. Ruslim yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kualitas pendidikan agar sejalan dengan program pemerintah dalam memeratakan pendidikan berkualitas. SMKN 1 Leuwiliang merupakan salah satu sekolah terbaik dan dapat menjadi model dalam program revitalisasi SMK di Indonesia,” tutur Menteri Muhadjir dalam pidato sambutannya.
SMKN 1 Leuwiliang ini, dengan keahlian Agribisnis, Pengolahan Hasil Pertanian, tuturnya, selaras dengan program pemerintah yang fokus pada SMK di 4 sektor unggulan, yakni pertanian, pariwisata, kelautan dan industri kreatif.
Dengan luas khusus bangunan sekitar 3.600 m2, SMKN 1 Leuwiliang memiliki 6 ruang teori, 6 workshop, 3 laboratorium IPA, laboratorium komputer. Ke depan, SMKN 1 Leuwiliang Jurusan APHP akan disiapkan untuk mengikuti Program Teaching Factory (TeFa) yang merupakan program pengembangan kemampuan kewirausahaan siswa dan mempersiapkan diri untuk memiliki usaha kecil menengah (UKM) yang bertujuan untuk memberikan dampak positif terhadap aspek pendidikan namun juga turut berperan dalam pembangunan ekonomi daerah binaan.
Bupati Nurhayanti menambahkan dengan bantuan Astra, SMKN 1 Leuwiliang diharapkan dapat mencetak siswa yang akan mengharumkan dan memajukan Bogor. Hadirnya jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap aspek pendidikan, juga turut berperan dalam pembangunan ekonomi daerah binaan Astra.
“SMKN 1 Leuwiliang ini merupakan sekolah terkeren dan termegah dan sekaligus menjadi solusi bagi Kabupaten Bogor untuk memberikan pendidikan dengan kualitas terbaik,” ujar Nurhayanti.
Sejak 2006, Astra melalui YPA-MDR, yang fokus membina pendidikan dan sekolah di wilayah prasejahtera, merintis dan membina di Kecamatan Leuwiliang, yang diawali dengan 5 SD negeri. Kemudian, merintis SMPN 4 Leuwiliang pada tahun 2007 dan selanjutnya merintis SMKN 1 Leuwiliang pada tahun 2011 dengan Kompetensi Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian. Total biaya yang pembangunan dan pembinaan sekolah di Leuwiliang mencapai Rp47 miliar.
“Kami berharap dengan berdirinya gedung SMKN 1 Leuwiliang dapat memberi kesempatan siswa untuk terus mengembangkan diri membangun daerahnya, sekaligus menjadi penggerak pembangunan Indonesia,” ujar Paulus.
Bersama dengan YPA-MDR sebagai pengelola bantuan, Astra telah membantu dan membina 61 sekolah negeri, yaitu 48 SD, 9 SMP dan 4 SMK yang terletak di Kabupaten Bogor, Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Bantul, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Serang dan Kabupaten Kupang. Jumlah guru yang dilayani sebanyak 842 orang dan jumlah siswa sebanyak 13.094 orang.
Pembangunan gedung SMKN 1 Leuwiliang ini bertujuan menjadi sekolah menengah kejuruan dengan fasilitas terlengkap dan terbaik di Indonesia. Dalam acara peresmian pada Rabu (12/7/2017) turut meresmikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Direktur Astra International Paulus Bambang Widjanarko dan Bupati Bogor Nurhayanti.
“Kami bangga terhadap Yayasan Pendidikan Astra-Michael D. Ruslim yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kualitas pendidikan agar sejalan dengan program pemerintah dalam memeratakan pendidikan berkualitas. SMKN 1 Leuwiliang merupakan salah satu sekolah terbaik dan dapat menjadi model dalam program revitalisasi SMK di Indonesia,” tutur Menteri Muhadjir dalam pidato sambutannya.
SMKN 1 Leuwiliang ini, dengan keahlian Agribisnis, Pengolahan Hasil Pertanian, tuturnya, selaras dengan program pemerintah yang fokus pada SMK di 4 sektor unggulan, yakni pertanian, pariwisata, kelautan dan industri kreatif.
Dengan luas khusus bangunan sekitar 3.600 m2, SMKN 1 Leuwiliang memiliki 6 ruang teori, 6 workshop, 3 laboratorium IPA, laboratorium komputer. Ke depan, SMKN 1 Leuwiliang Jurusan APHP akan disiapkan untuk mengikuti Program Teaching Factory (TeFa) yang merupakan program pengembangan kemampuan kewirausahaan siswa dan mempersiapkan diri untuk memiliki usaha kecil menengah (UKM) yang bertujuan untuk memberikan dampak positif terhadap aspek pendidikan namun juga turut berperan dalam pembangunan ekonomi daerah binaan.
Bupati Nurhayanti menambahkan dengan bantuan Astra, SMKN 1 Leuwiliang diharapkan dapat mencetak siswa yang akan mengharumkan dan memajukan Bogor. Hadirnya jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap aspek pendidikan, juga turut berperan dalam pembangunan ekonomi daerah binaan Astra.
“SMKN 1 Leuwiliang ini merupakan sekolah terkeren dan termegah dan sekaligus menjadi solusi bagi Kabupaten Bogor untuk memberikan pendidikan dengan kualitas terbaik,” ujar Nurhayanti.
Sejak 2006, Astra melalui YPA-MDR, yang fokus membina pendidikan dan sekolah di wilayah prasejahtera, merintis dan membina di Kecamatan Leuwiliang, yang diawali dengan 5 SD negeri. Kemudian, merintis SMPN 4 Leuwiliang pada tahun 2007 dan selanjutnya merintis SMKN 1 Leuwiliang pada tahun 2011 dengan Kompetensi Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian. Total biaya yang pembangunan dan pembinaan sekolah di Leuwiliang mencapai Rp47 miliar.
“Kami berharap dengan berdirinya gedung SMKN 1 Leuwiliang dapat memberi kesempatan siswa untuk terus mengembangkan diri membangun daerahnya, sekaligus menjadi penggerak pembangunan Indonesia,” ujar Paulus.
Bersama dengan YPA-MDR sebagai pengelola bantuan, Astra telah membantu dan membina 61 sekolah negeri, yaitu 48 SD, 9 SMP dan 4 SMK yang terletak di Kabupaten Bogor, Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Bantul, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Serang dan Kabupaten Kupang. Jumlah guru yang dilayani sebanyak 842 orang dan jumlah siswa sebanyak 13.094 orang.
(ven)