Luncurkan BCSF, Bali Ingin Menjadi Kegiatan Keuangan Dunia
A
A
A
DENPASAR - Bali telah dipilih Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai implementasi roadmap “Keuangan Berkelanjutan” dengan diresmikannya Bali Center for Sustainable Finance (BCSF) di Universitas Udayana.
Pemerintah Provinsi Bali menyambut baik dan mendukung berdirinya BCSF ini, sebagai implementasi dari komitmen Pemerintah dalam menjalankan program keuangan berkelanjutan.
Hal ini disampaikan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika saat membuka acara “Launching Bali Center for Sustainable Finance dan Seminar Nasional Keuangan Berkelanjutan 2017”, bertempat di Ruang Sidang Pasca Sarjana, Universitas Udayana, Denpasar, Rabu (12/7/2017).
Dia berharap BCSF ini dapat menjadi pusat studi dan pembelajaran bagi seluruh pelaku industri jasa keuangan di tanah air, mengingat program itu memerlukan sumber daya manusia yang handal dan profesional. Menurutnya, fenomena perbankan dalam globalisasi disebutkan “Banking is necessery, but banks are not”.
“Nantinya bank bisa saja akan tutup semua, namun kegiatan perbankan akan jalan terus. Sehingga fenomena ini harus dijawab para pelaku jasa perbankan untuk meyakinkan masyarakat akan pentingnya keberadaan bank dalam kegiatan perekonomian. Dan berbagai studi dan kegiatan sosialisasi diperlukan, sejalan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas lembaga keuangan,” kata Pastika.
Ide pembentukan BCSF ini tercetus oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika beberapa tahun lalu, dan OJK sebagai pihak yang paling berkompeten telah dapat mewujudkannya saat ini. Bali disamping menjadi tujuan pariwisata yang berbasiskan budaya juga diharapkan menjadi center of finance industri seperti Singapura ataupun Hong Kong.
“Kita bangga karena ada nama ‘Bali’ didepannya, ini suatu promosi tersendiri bagi Bali. Kedepan ada keinginan Bali menjadi pusat keuangan dunia, kapan itu tercapai, kita tentu akan merencanakan strategi agar berhasil. Dunia kita wisata budaya, alam spiritual, yang belum dikelola itu wisata finance, edukasi, dan olahraga. Semua kesempatan itu harus kita manfaatkan,” jelasnya.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Darmansyah Hadad menyampaikan tujuan dibentuknya BCSF ini adalah menyediakan pusat studi dan pembelajaran bagi pelaku industri keuangan, pengambil kebijakan, pelaku usaha sektor jasa keuangan maupun masyarakat.
"BCSF akan menjadi sarana berkumpulnya para ahli dari berbagai bidang studi untuk berdiskusi dan bebrbagi pengalaman tentang hambatan dan tantangan dalam implementasi Keuangan Berkelanjutan serta membangun jejaring pemangku kepentingan dalam program tersebut," terangnya.
Kedepan, pihaknya berharap tidak berhenti hanya di seminar saja, namun berkembang lebih lanjut dan Bali menjadi central of excelent dari kegiatan keuangan dunia.
Pemerintah Provinsi Bali menyambut baik dan mendukung berdirinya BCSF ini, sebagai implementasi dari komitmen Pemerintah dalam menjalankan program keuangan berkelanjutan.
Hal ini disampaikan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika saat membuka acara “Launching Bali Center for Sustainable Finance dan Seminar Nasional Keuangan Berkelanjutan 2017”, bertempat di Ruang Sidang Pasca Sarjana, Universitas Udayana, Denpasar, Rabu (12/7/2017).
Dia berharap BCSF ini dapat menjadi pusat studi dan pembelajaran bagi seluruh pelaku industri jasa keuangan di tanah air, mengingat program itu memerlukan sumber daya manusia yang handal dan profesional. Menurutnya, fenomena perbankan dalam globalisasi disebutkan “Banking is necessery, but banks are not”.
“Nantinya bank bisa saja akan tutup semua, namun kegiatan perbankan akan jalan terus. Sehingga fenomena ini harus dijawab para pelaku jasa perbankan untuk meyakinkan masyarakat akan pentingnya keberadaan bank dalam kegiatan perekonomian. Dan berbagai studi dan kegiatan sosialisasi diperlukan, sejalan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas lembaga keuangan,” kata Pastika.
Ide pembentukan BCSF ini tercetus oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika beberapa tahun lalu, dan OJK sebagai pihak yang paling berkompeten telah dapat mewujudkannya saat ini. Bali disamping menjadi tujuan pariwisata yang berbasiskan budaya juga diharapkan menjadi center of finance industri seperti Singapura ataupun Hong Kong.
“Kita bangga karena ada nama ‘Bali’ didepannya, ini suatu promosi tersendiri bagi Bali. Kedepan ada keinginan Bali menjadi pusat keuangan dunia, kapan itu tercapai, kita tentu akan merencanakan strategi agar berhasil. Dunia kita wisata budaya, alam spiritual, yang belum dikelola itu wisata finance, edukasi, dan olahraga. Semua kesempatan itu harus kita manfaatkan,” jelasnya.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Darmansyah Hadad menyampaikan tujuan dibentuknya BCSF ini adalah menyediakan pusat studi dan pembelajaran bagi pelaku industri keuangan, pengambil kebijakan, pelaku usaha sektor jasa keuangan maupun masyarakat.
"BCSF akan menjadi sarana berkumpulnya para ahli dari berbagai bidang studi untuk berdiskusi dan bebrbagi pengalaman tentang hambatan dan tantangan dalam implementasi Keuangan Berkelanjutan serta membangun jejaring pemangku kepentingan dalam program tersebut," terangnya.
Kedepan, pihaknya berharap tidak berhenti hanya di seminar saja, namun berkembang lebih lanjut dan Bali menjadi central of excelent dari kegiatan keuangan dunia.
(ven)