Percepat Produksi Migas, Pertamina dan Repsol Kerja Sama Studi
A
A
A
JAKARTA - Dalam mempercepat produksi dan meningkatkan cadangan minyak, PT Pertamina (Persero) menandatangani perjanjian kerja sama studi dengan Repsol, perusahaan migas asal Spanyol. Penandatanganan dilakukan Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik dan CEO Repsol Josu Jon Imaz dihadiri Menteri BUMN Rini Soemarno di Madrid, Spanyol, Senin (17/7) waktu setempat.
Kerja sama studi antara Pertamina dan Repsol ini meliputi empat studi yakni, teknologi hulu berbasis digital, riset pengembangan Teknologi EOR, Biofuel Generasi Kedua dan manajemen riset serta pengembangan.
Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik mengemukakan, studi bersama teknologi hulu berbasis digital akan menghasilkan model karakteristik batuan reservoir yang akan diterapkan di wilayah kerja Pertamina-Repsol Jambi Merang sebagai percontohan dan wilayah kerja lain.
“Ke depan SDM Pertamina akan mampu mengembangkan karakteristik reservoir serupa di wilayah kerja Pertamina lainnya,” ujarnya, dalam keterangan pers kepada SINDOnews, Selasa (18/7/2017).
Sementara untuk riset pengembangan teknologi EOR, Repsol akan melakukan alih pengetahuan dan teknologi dalam menerapkan teknologi EOR skala lapangan. Kerja sama ini akan menerapkan sebuah studi laboratorium metode filtrasi EOR untuk program percobaan Lapangan Sago dan Limau (Q51). Studi ini juga meliputi manajemen laboratorium, kesesuaian peralatan, penerapan SOP dan HSSE EOR.
”Studi ini memperkuat komitmen Pertamina dalam mempercepat program EOR untuk meningkatkan cadangan dan produksi minyak lebih cepat,” kata Massa Manik.
Adapun untuk menopang program pemerintah dalam memenuhi target 23% Energi Baru Terbarukan tahun 2025, sebagaimana Peraturan Pemerintah No 79 Tahun 2014, Pertamina dan Repsolion akan membangun kerja sama dalam pengembangan produksi produk biogasoline dengan teknologi pirolisis Biomassa.
Kerja sama akan difokuskan pada studi tentang penyediaan bahan baku, pemilihan proses, uji laboratorium terhadap fasilitas untuk memenuhi target kebijakan energi, peningkatan kualitas bahan bakar dan pemanfaatan bahan baku yang tersedia.
Kerja sama studi Pertamina dan Repsol juga akan dilakukan pada manajemen riset dan teknologi. Sebagaimana diketahui, baru-baru ini telah membentuk Research and Technology Center untuk menciptakan nilai dalam mengamankan keberlanjutan sebagai respons terhadap tantangan pasokan energi masa depan.
“Repsol mempunyai kesamaan bisnis dengan Pertamina, dan memiliki reputasi dan pengalaman yang signifikan dalam manajemen riset dan teknologi,” pungkas Massa Manik.
Kerja sama studi antara Pertamina dan Repsol ini meliputi empat studi yakni, teknologi hulu berbasis digital, riset pengembangan Teknologi EOR, Biofuel Generasi Kedua dan manajemen riset serta pengembangan.
Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik mengemukakan, studi bersama teknologi hulu berbasis digital akan menghasilkan model karakteristik batuan reservoir yang akan diterapkan di wilayah kerja Pertamina-Repsol Jambi Merang sebagai percontohan dan wilayah kerja lain.
“Ke depan SDM Pertamina akan mampu mengembangkan karakteristik reservoir serupa di wilayah kerja Pertamina lainnya,” ujarnya, dalam keterangan pers kepada SINDOnews, Selasa (18/7/2017).
Sementara untuk riset pengembangan teknologi EOR, Repsol akan melakukan alih pengetahuan dan teknologi dalam menerapkan teknologi EOR skala lapangan. Kerja sama ini akan menerapkan sebuah studi laboratorium metode filtrasi EOR untuk program percobaan Lapangan Sago dan Limau (Q51). Studi ini juga meliputi manajemen laboratorium, kesesuaian peralatan, penerapan SOP dan HSSE EOR.
”Studi ini memperkuat komitmen Pertamina dalam mempercepat program EOR untuk meningkatkan cadangan dan produksi minyak lebih cepat,” kata Massa Manik.
Adapun untuk menopang program pemerintah dalam memenuhi target 23% Energi Baru Terbarukan tahun 2025, sebagaimana Peraturan Pemerintah No 79 Tahun 2014, Pertamina dan Repsolion akan membangun kerja sama dalam pengembangan produksi produk biogasoline dengan teknologi pirolisis Biomassa.
Kerja sama akan difokuskan pada studi tentang penyediaan bahan baku, pemilihan proses, uji laboratorium terhadap fasilitas untuk memenuhi target kebijakan energi, peningkatan kualitas bahan bakar dan pemanfaatan bahan baku yang tersedia.
Kerja sama studi Pertamina dan Repsol juga akan dilakukan pada manajemen riset dan teknologi. Sebagaimana diketahui, baru-baru ini telah membentuk Research and Technology Center untuk menciptakan nilai dalam mengamankan keberlanjutan sebagai respons terhadap tantangan pasokan energi masa depan.
“Repsol mempunyai kesamaan bisnis dengan Pertamina, dan memiliki reputasi dan pengalaman yang signifikan dalam manajemen riset dan teknologi,” pungkas Massa Manik.
(dmd)