IHSG Jatuh 15,66 Poin, Bursa Asia Mengambil Untung dari Lemahnya USD
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Rabu (19/7/2017) terjerembab 15,66 poin atau 0,27% ke level 5.806,69.
Sebelumnya, di awal perdagangan, indeks dibuka melemah 3,10 poin atau 0,05% menuju 5.819,25. Rabu ini, IHSG bergerak di kisaran 5.797,35-5.822,48.
Dari bursa dalam negeri, tercatat 454 saham yang diperdagangkan, dimana 166 melemah, 155 naik, dan 133 stagnan. Mayoritas sektor saham tercatat berada di zona merah, yang menyeret IHSG gagal untuk menguat. Sektor aneka industri jatuh 1,70%, disusul infrastruktur turun 0,82%. Sedangkan pertambangan memimpin penguatan dengan naik 2%.
Nilai transaksi saham mencapai Rp6,52 triliun dari 8,29 miliar saham yang diperdagangkan. Transaksi bersih asing minus Rp1,60 triliun, dimana aksi jual asing tercatat Rp3,20 triliun berbanding aksi beli asing Rp,160 triliun.
Saham-saham yang mencetak untung antara lain MREI naik 6,06%, AMFG bertambah 0,80%, BYAN tambah 0,71%, HEXA naik 0,98%, dan BJBR menguat 1,49%.
Saham-saham yang merugi diantaranya GGRM yang turun 0,78%, LPGI terpeleset 8,47%, TBMS jatuh 22,74%, ASII turun 2,30%, dan PALM melemah 12%.
Kondisi IHSG berbeda dengan pasar Asia yang ditutup menguat, mengambil untung atas penurunan dolar AS ke level terendah setelah 10 bulan. Dolar nelangsa akibat reformasi perawatan kesehatan AS yang mandek.
Mengutip dari CNBC, Rabu (19/7/2017), indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,1% atau 20,95 poin, ditutup pada level 20.020,86. Sementara indeks Kospi Korea Selatan berhasil rebound dengan naik 0,16% atau 3,9 poin ke 2.429,94.
ASX 200 Australia bertambah 0,79% atau 44,707 poin, ditutup pada level 5.732,1, didorong oleh saham keuangan yang naik 2,44%.
Pasar China juga mencetak untung, dimana indeks Hang Seng diperdagangkan lebih tinggi 0,53%, merupakan kemenangan beruntun selama empat hari. Indeks Shanghai melonjak 1,42% atau 45,29 poin, berakhir pada 3.232,86 dan Shenzhen naik 1,531% atau 27,73 poin ke level 1.839,05.
Indeks CSI300, indeks blue-chip China, ditutup naik 1,73% atau 63,53 poin pada level 3.730,71, merupakan level tertinggi sejak Desember 2015.
Sebelumnya, di awal perdagangan, indeks dibuka melemah 3,10 poin atau 0,05% menuju 5.819,25. Rabu ini, IHSG bergerak di kisaran 5.797,35-5.822,48.
Dari bursa dalam negeri, tercatat 454 saham yang diperdagangkan, dimana 166 melemah, 155 naik, dan 133 stagnan. Mayoritas sektor saham tercatat berada di zona merah, yang menyeret IHSG gagal untuk menguat. Sektor aneka industri jatuh 1,70%, disusul infrastruktur turun 0,82%. Sedangkan pertambangan memimpin penguatan dengan naik 2%.
Nilai transaksi saham mencapai Rp6,52 triliun dari 8,29 miliar saham yang diperdagangkan. Transaksi bersih asing minus Rp1,60 triliun, dimana aksi jual asing tercatat Rp3,20 triliun berbanding aksi beli asing Rp,160 triliun.
Saham-saham yang mencetak untung antara lain MREI naik 6,06%, AMFG bertambah 0,80%, BYAN tambah 0,71%, HEXA naik 0,98%, dan BJBR menguat 1,49%.
Saham-saham yang merugi diantaranya GGRM yang turun 0,78%, LPGI terpeleset 8,47%, TBMS jatuh 22,74%, ASII turun 2,30%, dan PALM melemah 12%.
Kondisi IHSG berbeda dengan pasar Asia yang ditutup menguat, mengambil untung atas penurunan dolar AS ke level terendah setelah 10 bulan. Dolar nelangsa akibat reformasi perawatan kesehatan AS yang mandek.
Mengutip dari CNBC, Rabu (19/7/2017), indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,1% atau 20,95 poin, ditutup pada level 20.020,86. Sementara indeks Kospi Korea Selatan berhasil rebound dengan naik 0,16% atau 3,9 poin ke 2.429,94.
ASX 200 Australia bertambah 0,79% atau 44,707 poin, ditutup pada level 5.732,1, didorong oleh saham keuangan yang naik 2,44%.
Pasar China juga mencetak untung, dimana indeks Hang Seng diperdagangkan lebih tinggi 0,53%, merupakan kemenangan beruntun selama empat hari. Indeks Shanghai melonjak 1,42% atau 45,29 poin, berakhir pada 3.232,86 dan Shenzhen naik 1,531% atau 27,73 poin ke level 1.839,05.
Indeks CSI300, indeks blue-chip China, ditutup naik 1,73% atau 63,53 poin pada level 3.730,71, merupakan level tertinggi sejak Desember 2015.
(ven)