Inflasi Era Jokowi-JK Diklaim Membanggakan Dibanding Orde Baru
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, bahwa pada zaman orde baru, tidak ada yang bisa dibanggakan atas nilai inflasi Indonesia. Pasalnya kala itu, inflasi selalu berada di atas 10%.
Darmin menambahkan hal itu berbeda dengan era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), dimana inflasi selalu di bawah 10% bahkan 5%. Sehingga, menurutnya banyak orang banyak yang bangga dengan hasil yang sudah dicapai oleh Indonesia dalam hal pengendalian inflasi yang erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi.
"Jadi justru orang sedang mengagumi Indonesia, kok bisa turunkan inflasi yang tadinya di atas 10% kemudian setelah reformasi menjadi 7-8%, lalu 6-7% tahun lalu dan 5-6%, sekarang 3-4%. Itu bukan pemerintah yang ukur lho, itu BPS," ujar Menko Darmin di kantornya, Minggu (23/7/2017).
Lanjut dia kondisi inflasi saat ini menjadi bukti pemerintah bisa mengendalikan harga. Namun jika masih ada beberapa kota di Indonesia yang harga bahan pokoknya melambung tinggi, dia meminta untuk jangan menilai secara singkat.
"Secara nasional inflasi kita tahun lalu 3,3%. Di zaman orde baru itu 12% setahun. Jadi jangan terpicu, karena dimana pun di dunia terjadi. Karena enggak semua daerah menghasilkan semua barang," paparnya.
Menanggapi lonjakan harga cabai rawit di Kota Ambon, Maluku, menurut Darmin hal itu karena setiap daerah tidak menanam sendiri. "Jadi kalau nanam sayur dan cabai terus datang angin barat ombak naik, harga cabai naik. Bagaimana mengukurnya? Ya lihat secara nasional berapa inflasi dan itu sudah mewakili berapa puluh kota di Indonesia, bukan Jakarta," pungkasnya.
Darmin menambahkan hal itu berbeda dengan era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), dimana inflasi selalu di bawah 10% bahkan 5%. Sehingga, menurutnya banyak orang banyak yang bangga dengan hasil yang sudah dicapai oleh Indonesia dalam hal pengendalian inflasi yang erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi.
"Jadi justru orang sedang mengagumi Indonesia, kok bisa turunkan inflasi yang tadinya di atas 10% kemudian setelah reformasi menjadi 7-8%, lalu 6-7% tahun lalu dan 5-6%, sekarang 3-4%. Itu bukan pemerintah yang ukur lho, itu BPS," ujar Menko Darmin di kantornya, Minggu (23/7/2017).
Lanjut dia kondisi inflasi saat ini menjadi bukti pemerintah bisa mengendalikan harga. Namun jika masih ada beberapa kota di Indonesia yang harga bahan pokoknya melambung tinggi, dia meminta untuk jangan menilai secara singkat.
"Secara nasional inflasi kita tahun lalu 3,3%. Di zaman orde baru itu 12% setahun. Jadi jangan terpicu, karena dimana pun di dunia terjadi. Karena enggak semua daerah menghasilkan semua barang," paparnya.
Menanggapi lonjakan harga cabai rawit di Kota Ambon, Maluku, menurut Darmin hal itu karena setiap daerah tidak menanam sendiri. "Jadi kalau nanam sayur dan cabai terus datang angin barat ombak naik, harga cabai naik. Bagaimana mengukurnya? Ya lihat secara nasional berapa inflasi dan itu sudah mewakili berapa puluh kota di Indonesia, bukan Jakarta," pungkasnya.
(akr)