Boot Penuh Lumpur, Airlangga Blusukan ke Sawah Tinjau Smart Farming di Klaten

Jum'at, 24 September 2021 - 12:54 WIB
loading...
Boot Penuh Lumpur, Airlangga Blusukan ke Sawah Tinjau Smart Farming di Klaten
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto blusukan ke sawah meninjau smart farming di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (24/9).
A A A
JAKARTA - Setelah semalam menghadiri Haul Ki Ageng Gribig di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto hari ini blusukan ke sawah meninjau lokasi pertanian yang dikembangkan oleh petani milenial dengan konsep smart farming di Klaten, Jawa Tengah.

Airlangga pun rela menceburkan diri ke sawah dengan boot penuh lumpur demi melihat Program Millenial Smartfarming yang dikembangkan petani milenial asal Klaten bernama Hartoyo. Menurut Airlangga program smart framing merupakan ekosistem pemberdayaan milenial melalui pembinaan dan pengembangan ekosistem pertanian digital (IoT) dari hulu ke hilir serta meningkatkan Inklusi Keuangan Desa.



Program tersebut bertujuan membentuk ekosistem pertanian yang cerdas dengan pembukaan akses pasar langsung kepada petani sehingga penghasilan petani terjamin serta mengoptimalkan inklusi keuangan perbankan di desa, dan memperkuat kelembagaan petani milenial yang dilakukan oleh berbagai stakeholder.

"Program Millennial Smartfarming diharapkan dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian dalam rangka untuk meningkatkan ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi nasional sebagai dampak adanya pandemi Covid-19," ungkap Menko Airlangga di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (24/9/2021).

Permasalahan pada sektor pangan, menurut Airlangga selalu menjadi perhatian di setiap negara. Pemerintah selalu berupaya memenuhi kebutuhan pangan rakyat dan menjaga ketahanan pangan diantaranya melalui pemberdayaan petani, mendorong petani milenial, peningkatan produktivitas dan penggunaan teknologi.

Menko Airlangga mengatakan, sebelum mengembangkan smart framing, Hartoyo sendiri sebelumnya bekerja kantoran di Jakarta, namun saat ini ia sangat
menekuni pertanian karena diakuinya penghasilan yang didapatkannya dari sini lebih besar. Hartoyo menjelaskan kepada Menko Airlangga mengenai mekanisasi pertanian otomatis menggunakan aplikasi yang diinstal di gawai tablet dan tenaga surya yang sudah digunakannya selama tiga bulan.

Aplikasi dan alat sensor cuaca dibuat oleh sebuah perusahaan rintisan anak bangsa. Sebelum sistem pertanian digital itu digunakan secara luas oleh petani milenial, perusahaan rintisan tersebut mencetuskan konsep Smart Farming 4.0 yang menjadi pemenang pertama Hermes Award kategori Startup pada gelaran Hannover Messe 2020.

Konsep Smart Farming 4.0 memberi jalan keluar bagi petani dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Caranya adalah dengan menggunakan alat sensor dan aplikasi, yang memberikan informasi yang dapat membantu petani untuk meningkatkan produksi pertanian, termasuk mengurangi pemakaian pupuk dan air.

Konsep tersebut menjadi dasar menciptakan aplikasi mobile yang berbasis teknologi pertanian untuk membantu pencatatan sistem bertani, memilih pedoman budidaya, serta penanganan dan pengolahan pertanian yang baik. Meningkatkan efisiensi pertanian dengan lebih mudah dan hemat namun dapat
menghasilkan panen secara maksimal, disamping itu petani juga dapat dengan mudah mendapatkan akses mitra dan pasar yang tepat.



Menko Airlangga meninjau smart framing didampingi Wakil Bupati Klaten dan Direktur Hubungan Kelembagaan BNI mencoba menanam padi menggunakan Treventer, sebuah mesin menanam otomatis. Menko Airlangga juga berbincang dengan ibu-ibu petani yang sedang menanam pada secara tradisional. Ia juga menanyakan perkembangan pertanian dan juga menjelaskan bantuan pemerintah khususnya KUR yang bisa diambil para petani untuk semakin mengembangkan pertaniannya.

"Hasilnya dengan sistem ini bisa antara 6-7 ton per hektare, dalam dua tahun bisa dua kali panen. Harga gabah basar saat ini mendekati Rp5 ribu, karena Srinau (modifikasi beras Rojo Lele yang asli Klaten). Kalau semuanya menggunakan teknologi diharapkan produktivitas akan lebih tinggi lagi,
apalagi sudah menggunakan alsintan otomatis untuk penanaman," tutup Airlangga.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1341 seconds (0.1#10.140)