WOM Finance Catat Pembiayaan Baru Rp2,8 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) dalam enam bulan pertama tahun ini menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp2,8 triliun atau setara 206.600 unit.
Presiden Direktur WOM Finance, Djaja Suryanto Sutandar menjelaskan dampak menurunnya daya beli masyarakat masih terasa pada enam bulan pertama tahun ini. Dampak ini dirasakan oleh hampir semua sektor usaha. Untuk sektor sepeda motor, tren pelemahan penjualan telah dirasakan sejak pertengahan tahun 2014.
"Kami masih berupaya untuk terus meningkatkan kualitas portfolio agar keseimbangan antara pertumbuhan dan kualitas aset terus terpelihara," kata Djaja dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Hingga bulan Juni 2017, penyaluran pembiayaan baru WOM Finance tercatat sejumlah Rp2,8 triliun atau setara 206.600 unit kontrak baru dengan piutang pembiayaan yang dikelola tercatat sebesar Rp7,5 triliun.
"Sementara rasio kredit bermasalah (NPF) berada pada level 2,8%, membaik 70 bp dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 3,5%," jelasnya.
Dengan terjadinya perlambatan pada penjualan motor baru, maka perusahaan menggenjot pembiayaan multiguna (MotorKu dan MobilKu). Sekitar 29% penyaluran pembiayaan baru yang dilakukan perusahaan selama enam bulan pertama berasal dari pembiayaan multiguna, atau setara dengan Rp1,2 triliun.
"Pertumbuhan terbesar terjadi pada produk kredit multiguna MobilKu yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 211% dari Rp113,7 miliar pada enam bulan pertama tahun 2016 menjadi Rp353 miliar pada periode yang sama tahun 2017 ini," jelasnya.
Djaja juga menambahkan bahwa selama enam bulan pertama tahun 2017 ini, WOM Finance mencatatkan laba bersih Rp57 miliar, meningkat 49% bila dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp38 miliar.
Secara umum peningkatan ini terjadi seiring dengan meningkatnya pembiayaan multiguna (MotorKu dan MobilKu), perbaikan kualitas portfolio, efisiensi biaya dan inisiatif-inisiatif baru yang dilakukan oleh perusahaan, baik perbaikan strategi collection, diversifikasi sumber pendanaan dan penggunaan aplikasi mobile.
Hingga akhir bulan Juni 2017, pinjaman sendiri berjumlah Rp2,8 triliun, naik sebesar 39% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sejumlah Rp2 trilun. Komposisi pendanaan melalui pinjaman perbankan dan penerbitan obligasi adalah 54% berbanding 46%.
Presiden Direktur WOM Finance, Djaja Suryanto Sutandar menjelaskan dampak menurunnya daya beli masyarakat masih terasa pada enam bulan pertama tahun ini. Dampak ini dirasakan oleh hampir semua sektor usaha. Untuk sektor sepeda motor, tren pelemahan penjualan telah dirasakan sejak pertengahan tahun 2014.
"Kami masih berupaya untuk terus meningkatkan kualitas portfolio agar keseimbangan antara pertumbuhan dan kualitas aset terus terpelihara," kata Djaja dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Hingga bulan Juni 2017, penyaluran pembiayaan baru WOM Finance tercatat sejumlah Rp2,8 triliun atau setara 206.600 unit kontrak baru dengan piutang pembiayaan yang dikelola tercatat sebesar Rp7,5 triliun.
"Sementara rasio kredit bermasalah (NPF) berada pada level 2,8%, membaik 70 bp dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 3,5%," jelasnya.
Dengan terjadinya perlambatan pada penjualan motor baru, maka perusahaan menggenjot pembiayaan multiguna (MotorKu dan MobilKu). Sekitar 29% penyaluran pembiayaan baru yang dilakukan perusahaan selama enam bulan pertama berasal dari pembiayaan multiguna, atau setara dengan Rp1,2 triliun.
"Pertumbuhan terbesar terjadi pada produk kredit multiguna MobilKu yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 211% dari Rp113,7 miliar pada enam bulan pertama tahun 2016 menjadi Rp353 miliar pada periode yang sama tahun 2017 ini," jelasnya.
Djaja juga menambahkan bahwa selama enam bulan pertama tahun 2017 ini, WOM Finance mencatatkan laba bersih Rp57 miliar, meningkat 49% bila dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp38 miliar.
Secara umum peningkatan ini terjadi seiring dengan meningkatnya pembiayaan multiguna (MotorKu dan MobilKu), perbaikan kualitas portfolio, efisiensi biaya dan inisiatif-inisiatif baru yang dilakukan oleh perusahaan, baik perbaikan strategi collection, diversifikasi sumber pendanaan dan penggunaan aplikasi mobile.
Hingga akhir bulan Juni 2017, pinjaman sendiri berjumlah Rp2,8 triliun, naik sebesar 39% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sejumlah Rp2 trilun. Komposisi pendanaan melalui pinjaman perbankan dan penerbitan obligasi adalah 54% berbanding 46%.
(ven)